Seseorang menjumpai Adu Darda. Ia berkisah bahwa ibundanya memintanya menceraikan istrinya. Maka Abu Darda pun mengatakan, "Sesungguhnya aku pernah mendengar Rasulullah bersabda, bahwa orang tua adalah sebaik-baiknya pintu surga. Maka bila engkau tak ingin menyia-nyiakan itu, maka jagalah pintu surga ..."
Jauh sebelum peristiwa ini, Nabi Ibrahim pernah mengunjungi kediaman putranya, Ismail. Saat itu, sang putra sedang bekerja, yang ada hanyalah istrinya. Saat beliau menanyakan bagaimana keadaan kehidupan keduanya, istri Ismail mengatakan bahwa kehidupan mereka kesusahan. Maka saat Nabi Ibrahim hendak meninggalkan rumah Ismail, beliau berpesan kepada istri Ismail, "Katakan pada suamimu untuk mengganti palang pintu ..."
Sekembalinya Ismail dari bekerja, sang istri mengisahkan bahwa seorang kakek telah mendatangi rumah mereka. Ia pun menyampaikan pesan kepada Ismail untuk mengganti palang pintu. Saat istrinya menerangkan seperti apa sosok kakek tersebut, maka Ismail pun mengatakan, "Ketahuilah, sesungguhnya yang telah datang itu adalah ayahku Ibrahim. Dan ia memintaku menceraikanmu."
Maka saat Ismail kembali dari bekerja dan menemui istrinya, sang istri menceritakan tentang kedatangan seorang kakek. Saat hendak meninggalkan kediaman mereka sang kakek berpesan agar Ismail memperkokoh palang pintunya. Maka Ismail pun menjelaskan bahwa yang telah datang sesungguhnya adalah ayahandanya, Ibrahim dan ia memintaku untuk mempertahankanmu.
Demikianlah, bahwa orang tua boleh menyarankan anak-anaknya untuk menceraikan istri-istrinya. Namun, hal ini dapat dipenuhi bila terdapat alasa-alasan yang syar'i. Bilamana istri-istri itu menutup aurat, taat beribadah, menurut kepada suaminya, dan tidak ada alas an yang syar'i untuk menceraikannya, maka perintah orang tua tersebut tidak dapat dipenuhi.
Demikian halnya yang terjadi dengan sahabat Umar. Tentulah Rasulullah mempercayai Umar, karena Umar adalah sosok yang taat beribadah. Tidak mungkin Umar menyarankan putranya Abdullah untuk menceraikan istrinya, bila Umar tidak melihat hal-hal tidak sesuai dengan tuntunan Islam.
Pun yang terjadi dengan Abu Darda saat dimintai nasihat perihal seseorang yang diperintahkan untuk menceraikan istrinya oleh ibunya. Karena masa itu, umat hidup berdasarkan dalil, bukan berdasarkan hawa nafsu. Maka bilamana tidak terdapat alas an yang syar'i untuk menceraikan namun orang tua memerintahkan anaknya untuk menceraikan istri-istrinya, maka sesungguhnya orang tua itu telah melakukan kezaliman.
Hal tersebut berbeda dengan kondisi saat ini. Saat seorang suami yang tidak menafkahi istrinya, berbicara buruk kepada istrinya, perihal orang tua istrinya, dan bilamana terjadi pertikaian sang suami memukul istrinya itu, lalu orang tua sang suami memerintahkan anaknya untuk menceraikan istrinya itu, maka sesungguhnya orang tua itu telah melakukan hal yang zalim.
Maka jadilah seorang yang berilmu. Tak cukuplah menjadi seorang muslim, atau mukmin, tapi mukhsin. tak cukuplah sekedar memiliki iman, atau Islam, tapi ihsan ....
Maka berilmulah atau engkau akan melakukan kerusakan di muka bumi. Maka bacalah Quranmu, karena Islam adalah agama yang sempurna. Islam mengatur semua perkara dan hiduplah sesuai tuntunan ....
#liveStreamingTausiah060617