Tak terkecuali dengan perempuan-perempuan Indonesia. Sudah saatnya perempuan-perempuan Indonesia lebih kritis dalam memikirkan peran dirinya dengan lebih moderat, progresif tapi tidak melampaui kodrat & fitrahnya yang mulia.
MENGAPA PEREMPUAN?
Berpikir kritis bukan hanya perkara hak & kewajiban. Tapi lebih dari itu, sebagai manusia biasa, perempuan sesungguhnya memiliki kebutuhan universal yang hakiki yang juga dimiliki oleh kaum pria. Namun sayangnya, kebodohan & pola pikir konsevatif seringkali menjebak kaum perempuan sehingga mereka tidak mampu lagi mengenali kebutuhan normalnya sebagai manusia biasa, terlepas dirinya perempuan atau laki-laki.
Hal yang demikian ini menjadi penting krn perempuan adalah tulang punggung suatu bangsa, begitu pepatah mengatakan. Para penerus bangsa dididik, diasuh, & dibesarkan, fitrahnya, adalah oleh ibu mereka, kaum perempuan. Itulah sebabnya, dibutuhkan seorang perempuan yang super untuk menghasilkan generasi yang lebih super. Maka bila para perempuan yang menjadi ibu itu tidak super, lalu apa yang akan ia berikan untuk anak-anaknya? Lalu, apa pula yang akan dimiliki sebuah bangsa dengan anak2 yg diasuh tanpa kesuperan dan ala kadarnya?
Singkat kata, ibu yg tidak super dalam pemikirannya tidak akan mampu mendidik & mengarahkan anak2nya dengan berbagai pilihan hidup & berjuta informasi yg akan berguna sbg pengalaman si anak dalam proses kedewasaannya. Akibatnya, anak2 pun tumbuh mjd produk salah asuhan yg tdk mempunyai kharakter yg kuat dalam mental, tanggung jawab pribadi dg disiplin tinggi, toleransi yg menjunjung tinggi perbedaan, sportivitas yg berani mengakui kesalahan, kekurangan & kegagalan, keterbukaan dalam berpikir yg kreatif menghadapi persoalan & perubahan, terbiasa berkomunikasi secara terbuka termasuk interaksi yg jujur & tulus, serta masih banyak lagi nilai2 kehidupan penting lainnya.
NAMA PEREMPUAN
Banyak perempuan Indonesia kini begitu latah dengan namanya yang diikuti oleh nama suaminya. Nama indah perempuan diikuti dengan nama laki2 mungkin terdengar keren karena terkesan kuat dengan maskulinitas. Bahkan tak jarang para suami yg mendorong istrinya agar menyebutkan nama mereka di belakang nama para istri.
Tapi hai, tidakkah para perempuan itu tahu? Kalaupun para perempuan membutuhkan itu, seharusnya mereka menyebutkan nama ayahnya, bukan nama suaminya...!!! Itulah sebabnya, nama perempuan diikuti dengan binti "fulan" yang menjelaskan bahwa si perempuan adalah anak si fulan. Sementara nama lelaki diikuti bin "fulan" yg menjelaskan bahwa ybs adl anak laki2 dr si fulan.
KETIDAKADILAN TERHADAP PEREMPUAN
Anda, perempuan yg bekerja, apakah anda memperoleh fasilitas yg sama dengan yg diperoleh pegawai pria? Apakah anda berhak atas fasilitas bagi keluarga, suami & anak2, sebagaimana pekerja pria berhak sejumlah fasilitas untuk istri & anak2nya?
Bila kaum ibu pekerja masih dianggap sebagai lajang & tidak berhak atas fasilitas bagi keluarganya, itulah fakta yg sebenarnya. Padahal Indonesia sudah meratifikasi undang2 buruh internasional yg menjamin kesetaraan hak pekerja perempuan sama dengan pekerja laki2. Kenyataannya, bisa jadi anda adalah salah satu ibu pekerja yg mengalami ketidakadilan itu. Faktanya, negara tidak mampu memonitor pelanggaran yg dilakukan dunia usaha kepada kaum pekerja perempuan, khususnya ibu pekerja.
KEKERASAN TERHADAP PEREMPUAN
Hasil penelitian Komnas Perempuan tahun 2011 lalu menemukan fakta bahwa kekerasan yang kerap dialami oleh perempuan sebagian besar terjadi di ranah privat, artinya dilakukan oleh orang2 dekat.
Bukan rahasia lagi stereotype laki2 timur yang selalu dilayani membuat para lelaki ini mempunyai pandangan & ukuran berbeda tentang makna & "kegunaan" perempuan. Para lelaki timur cenderung menganggap perempuan sbg obyek dan bukan sebagai manusia merdeka dengan fitrahnya sebagai perempuan itu tadi.
Akibatnya, manakala perempuan tidak berlaku sebagaimana ukuran yg ditetapkan dalam benak kaum adam itu, tak pelak lagi para perempuan ini pun mengalami kekerasan & penindasan.
Fenomena yang sering dijumpai di kehidupan masyarakat antara lain, kasus yg byk dialami para kaum ibu pekerja yg msh dituntut hrs tetap melakukan urusan domestik! Asisten rumah tangga tdk cukup bagi para lelaki egois yang sesungguhnya mengalami krisis PD ini. Lebih2 bila para perempuan ini berkarir & berpenghasilan lebih baik drpd para suami, niscaya sang suami akan salting, merasa tidak nyaman & sehingga mengekspresikan ketidakberdayaannya, kekalahannya dgn mengintimidasi perempuan dg kekuatannp fisiknya sebagai laki2 yg notabene lebih kuat dibanding perempuan.
KEMANDIRIAN PEREMPUAN
Perempuan mandiri adalah perempuan yang mampu berpikir kreatif, terbuka & cakap dalam mengambil keputusan. Perempuan mandiri bukan perkara kemerdekaan secara finansial. Perempuan mandiri juga bukan kaum feminis yg menginginkan kesetaraan secara membabi buta. Sebaliknya perempuan mandiri adalah perempuan yg tahu bahwa kekuatan yg dimilikinya adl investasi bg anak2nya. Perempuan mandiri adl perempuan yg tahu bahwa kemandiriannya berbatas & berujung pada fitrahnya sebagai perempuan sesuai ketentuan agama.
Well, menjadi perempuan tidak mudah. Sungguh, perempuan yg tdk tangguh dan berwawasan, akan menghasilkan anak2 yg menyebalkan yg mjd sumber masalah dlm interaksi sosial di setiap segi kehidupannya. Menjadi perempuan super bukan berarti harus sekolah tinggi. Tapi kepandaian & keterbukaan dalam pola pikir butuh kebiasaan.
Maka biasakanlah diri mulai sekarang untuk kritis terhadap segala hal yg terjadi. Biasakanlah otak untuk bekerja, mengamati, menganilis, mencoba memikirkan alternatif solusi, tp tetap dengan bekal yg benar. Dan sebaik2nya bekal dalam kehidupan adl ilmu agama. Krn Allah SWT menghendaki manusia berpikir tentang segala sesuatu menyangkut ketentuan & ciptaan-Nya.
Maka berbahagialah mjd perempuan. Karena di tangan perempuanlah kebesaran sebuah bangsa dipertaruhkan, melaui didikannya kepada setiap anak yg dilahirkannya yg kelak mjd generasi penerus bangsa. Selamat Hari Perempuan Internadional, perempuan Indonesia!!!
Published with Blogger-droid v2.0.4
No comments:
Post a Comment