Sunday 31 May 2009

KEAJAIBAN AIR ZAM-ZAM

Dari berbagai hasil lab pemeriksaan darah dan obeservasi lain selama sakit kemarin yang paling sangat mengganggu saya rasakan adalah sakit kepala yang berdenyut-denyut di sisi kiri atas dengan jeda kontraksi yang sangat intens. Dan, sakit kepala ini ternyata tidak ada hubungannya dengan sakit typus, DB atau maag yang saya derita sehingga menyebabkan saya diopname. Malam terakhir menginap di rumah sakit, saya tidur dengan mematikan ac, berkaos kaki, berkaos tangan plus alat pemanas tubuh dengan selang belalai gajah berdiameter sepuluh senti yang dialirkan ke dalam selimut, hingga pagi karena meriang ! Saat typus dan DB sudah berkurang, saat maag chronis dan mual sudah mulai pulih, tapi sakit kepala tak kunjung reda walau panas beranjak normal.


Menurut spesial neurolog, berdasarkan hasil pemeriksaan EEG ternyata di kepala saya ada sesuatu yang tidak wajar khususnya di otak sebelah kanan. Itulah sebabnya saya sering merasa tegang di sekujur tubuh sebelah kanan, terutama punggung, leher dan belikat sebelah kanan, hingga betis. Persoalannya, sakit kepala sebelah kiri atas yang berdenyut-denyut intens ini, dokter belum menemukan jawabannya. Untuk itu saya perlu MRI di rumah sakit yang letaknya jauh dari rumah. Waduh, pergi ke RS Pondok Indah atau Seloam terlalu jauh, saya bakal kecapean di jalan. Apalagi naik ambulans dengan posisi tidur semakin pusing deh saya. Jadi penumpang aja saya tukang mabok, ditambah ini sakitnya memang sakit kepala, bisa dobel deh sakitnya. Jadi, untuk sementara, saya belum MRI.


Dokter menduga, saya pernah mengalamai benturan hebat sebelumnya. Hal itulah yang dokter diskusikan bersama ibu, dan ibu memastikan bahwa sejak lahir saya langsung menangis, normal dan tidak pernah jatuh hingga dewasa. Tapi saya ingat, saat mengikuti pendidikan kesamaptaan pendidikan polri di lido, sukabumi maret 2002, saya pernah dibanting dengan sengaja dengan dalih berlatih atau bercanda oleh lawan latihan taekwondo yang seorang pria. Saya ingat, saya komplen berat saat itu karena saya benar-benar merasakan sakit. Bukannya cengeng, toh saya sejak kelas 3 SD sudah latihan karate dan selalu menjadi yang terbaik setiap ujian kenaikan tingkat, hingga SMA, tidak pernah cedera saat berlatih. Intinya, ada kode etik dalam berlatih bela diri. Mungkin benturan itulah penyebab trauma, memar di kepala sehingga menimbulkan sakit kepala yang saya rasakan selama ini.

Tiba di rumah pasca dirawat di rumah sakit, malam pertama (seperti malam-malam sebelumnya di rumah sakit) saya seperti biasa tidak bisa tidur karena sakit kepala. Ga' terasa air mata menetes karena menahan sakit. Suami lalu telepon ibunda (ibu mertua, memberi kabar bahwa air zam-zam pemberiannya yang sudah didoakan mertua saat berhaji akan diminumkan kepada saya). Jadilah, suami menuangkan sedikit ... sekali air zam-zam ke dalam cangkir kecil. Kembali dia mendoakan air zam-zam itu dengan khusuk. Sementara saya terus saja mewek. Biasa, cengeng. Tak lama, suami pun memberikan air zam-zam itu untuk saya minum. Juga dengan doa, saya minum penuh rasa nikmat. Alhamdulillah, nikmat betul .... Suami pun bertanya, "Lagi ?" tawarnya. Kontan saya jawab, "Lagi." Begitu hingga yang ketiga kali. Terakhir, suami menuangkannya sekali lagi ke gelas, mendoakannya, lalu mengusapkannya ke kepala saya yang sakit itu. Tak lama saya pun tertidur, pulas....


Keesokan harinya, subhanallah ... sakit kepala itu sudah jauh berkurang. Intensitasnya tidak lagi seperti selama ini yang saya rasa. Biasanya, sakit kepala berdenyut-denyut ini selalu muncul, berkontraksi secara intens hampir setiap lima detik sekali, bahkan kurang. Saking nyerinya, saya mpe' merem-merem menahan napas karena sakit. Jadi, kebayang 'kan betapa tersiksa dan sakitnya, karena sepanjang waktu dari bangun tidur hingga mo' tidur lagi harus merasakan sakit kepala itu yang selalu muncul dengan intensitas cukup sering dengan rasa sakit yang hebat. Namun dengan air zam-zam, sekarang rasa sakit itu sudah mulai menghilang, sesekali muncul kalau saya kecapean saja, itu pun tidak sehebat yang dulu saya rasa.


Subhanallah ... keajaiban air zam-zam memang tidak perlu dipertanyakan lagi, ditambah doa orang tua, mertua, ditambah doa suami, sungguh kombinasi doa dan obat yang paling mujarab. Bagi perempuan, ridho Allah adalah ridho suami. Begitulah kebesaran Allah SWT dan keajaiban air zam-zam bekerja ... Jadi ujian sakit ini sungguh sangat tidak ada artinya bila dibandingkan dengan kebesaran dan kemurahan Allah SWT dengan segala ciptaannya. Subhanallah ....

HAMPIR KENA TIPU !

Pagi ini, saat mata udah nyaris nutup lantaran masih pemulihan dari sakit tiba2 telpon rumah bunyi. Ternyata telepon dari PT. Megatama Informatika yang beralamat di Gedung Sampoerna Strategic Square, Tower 2 Lt. 21, Jl. Sudirman Kav. 45 - 46, Jakarta. Intinya, aku dipanggil interview kerja dan besok harus bertemu Ibu Maharani di Departemen 3 jam 08.30 pagi !

Terpaksa deh, buka laptop, cek status jobstreet, jobsDB dan experd apakah aku pernah ngelamar ke perusahaan ini. Hasilnya nihil. Waktu aku cek ini perusahaan apa, si penelepon bilang perusahaan penyalur tenaga kerja. Bayanganku langsung TKI, wauakakakak !

Langsung deh, browsing di gogle dan dapet deh black track record perusahaan ini. Kebanyakan orang korban yang pernah dipanggil interview berkomentar negatif. Kesimpulannya, perusahaan ini memanggil calon korbannya dalam jumlah bukan lagi kolektif tapi sangat banyak. Dan, tawarannya ternyata untuk ikut pelatihan 3 hari dengan fee Rp. 3 juta setahun, dan bla, bla, bla. Aku ga' terlalu baca semua komentar orang. Langsung saja aku putuskan tidak usah datang.

Pertama, aku tidak pernah melamar ke perusahaan yang banyak dijuluki korbannya sebagai perusahaan "penipu" di dunia maya itu. Kedua, aku juga ga' tahu dari mana dia bisa dapat nomer telepon rumahku. Ketiga, berdasarkan hasil observasi di "lapangan" virtual muncul gejala bahwa PT. Megatama Informatika telah banyak menimbulkan ketidakpuasan. Selain itu, banyak di anatara korban yang menyebutkan perusahaan ini tidak profesional serta tidak jelas juntrungnya. Keempat, biasanya perusahaan profesional akan memanggil dengan jeda waktu tertentu dari saat mereka menghubungi calon pegawai, tidak sekarang ditelepon besok suruh datang. Jadi, lebih hati-hati ke depan.

Alhamdulillah wasukurillah ... Allah masih melindungi ... semoga aku semakin waspada.

Friday 29 May 2009

SAKIT

Yang namanya sakit, apapun penyakitnya, rasanya ... tetap ... subhanallah ... betapa nikmatnya ternyata tubuh kala sehat. Kesabaran diuji luar biasa. Dan saya, bukan tergolong orang yang pandai belajar sabar, astaghfirullahaladzim ....

Saat seorang hamba Allah SWT diberi sakit, Allah SWT menaikkan derajatnya. Saat seorang hamba Allah SWT diberi sakit, Allah SWT menghapuskan dosa2nya, dari pucat wajahnya, dari pahit rasa lidahnya, dari lemah tubuhnya. Inssya Allah ....

Namun terlepas dari ketentuan Allah itu, ada pula ketentuan Allah yang lain. Bahwa manusia wajib menjaga kebersihan, bahwa manusia wajib hidup sehat dan manusia wajib berobat kala sakit. Jadi, sakit bukan sesuatu yang "given" begitu saja. Sakit juga merupakan cermin bagaimana kita hidup selama ini, bersihkah, sehatkah, dan mau berobatkah ?

Jadi, hikmah sakit adalah agar manusia senantiasa menjaga kebersihan, menjaga pola hidup sehat dan menjalankan kewajiban untuk berobat agar tidak sakit. Itulah sebabnya, islam mengajarkan bahwa kebersihan merupakan sebagian dari iman. Karenanya, untuk menghadap sang khalik dalam keadaan hidup maupun mati, manusia harus bersih lahir dan batinnya, dengan bersuci dan berwudhu. Subhanalah ....

Monday 25 May 2009

CAPE ....

Kadang-kadang, atau bahkan sering ya ... rasanya cape sekali memaknai hidup yang berat ini. Sepertinya isi kepala ini sudah tidak mampu lagi mencerna segala hal yang terjadi menimpa diri (wuaduh ! seakan-akan gitu lho ... !). Lelah rasanya, tapi tidak tahu lagi harus berbuat apa.

Betapa sulitnya menjadi umat yang ikhlas, tawadhu, pasrah. Sudah tahu, apa yang harus dikerjakan pada saat ditimpa kesusahan :
  1. "Dan mohonlah pertolongan dengan sabar dan shalat; dan sesungguhnya shalat itu berat, kecuali atas orang-orang yang khusu' " (Surat Al Baqarah, ayat 45)
  2. "Hai sekalian orang-orang yang beriman, mintalah pertolongan (kepada ALlah) dengan sabar dan shalat, sesungguhnya Allah beserta orang-orang yang sabar" (Surat Al Baqarah, ayat 153)

  3. "Yaitu orang-orang yang apabila ditimpa musibah, mereka berkata, 'Sesungguhnya kami milik Allah dan sesungguhnya kepadaNya kami kembali" (Surat Al Baqarah, ayat 156)

  4. "Apakah kamu mengira bahwa kamu akan masuk surga padahal belum datang kepadamu (cobaan) sebagaimana orang-orang terdahulu sebelum kamu ? Mereka ditimpa kengsaraan, kemelaratan, dan mereka digoncangkan (dengan berbagai cobaan), sehingga rasul dan orang-orang yang bersamanya berkata, 'Kapankah datang pertolongan Allah ?' Ketahuilah sesungguhnya pertolongan Allah itu amat dekat." (Surat Al Baqarah, ayat 214)

Subhanallah, dalam satu surat saja begitu banyak ayat yang menunjukkan kepada kita umat manusia agar menjalani hidup dengan penuh keimananan, tidak terkecuali dalam menghadapi kesusahan.

Betapa kerdilnya, betapa bodohnya, betapa tidak mampunya manusia ? Sudah diberitahu caranya pun masih tidak bisa mengatasi persoalan yang dihdapinya setelah begitu banyak nikmat dan kesenangan diperoleh atas seizin-Nya ?

Astaghfirullahalazim, astaghfirullahalazim, astaghfirullahalazim ....

Saturday 23 May 2009

"DITOLAK" BEROBAT


Awal November 2007, suatu sore dengan bantuan tetangga tibalah saya di unit gawat darurat sebuah rumah sakit internasional tak jauh dari rumah. Ceritanya, saya alergi asap rokok yang selalu saya hirup di ruang kerja, senin sampai jumat, setengah delapan hingga pukul empat sore. Akibatnya, saya terserang batuk yang ... sangat melelahkan, karena membuat dada saya berguncang-guncang sehingga sangat menguras tenaga. Yang lebih merepotkan lagi, saya terbatuk-batuk sepanjang pagi hingga malam hari sehingga saya pun tak bisa tidur dan terpaksa menahan kantuk sembari terduduk di tempat tidur.

Nah, singkat cerita obat yang saya konsumsi 'sepertinya' mengganggu lambung saya yang sudah menderita maag chronis cukup lama. Akibatnya, sepanjang hari itu pun saya pun muntah-muntah hingga dehidrasi. Ketika saya memutuskan akan 'melarikan diri saya' ke rumah sakit, saya pun bersusah payah berganti pakaian yang lebih pantas dan terhuyung-huyung keluar rumah menuju mobil. Pikiran saya hanya satu, siapapun tetangga yang ada dan saya temui di luar rumah, dialah yang akan saya mintai tolong untuk mengantar saya ke rumah sakit, karena saya sendirian di rumah

Jadilah, saya diantar seorang bapak yang tinggalnya persis di depan rumah. Dia terburu-buru mengunci rumah dan segera mengantar saya ke rumah sakit internasional tersebut. Saat itulah baru saya tahu bila ternyata tetangga saya itu, istrinya bekerja sebagai HR di rumah sakit tersebut. Alhasil, setibanya di UGD tak lama sang bapak tetangga sudah berkoordinasi dengan sang istri sehingga segera membantu saya.

Di sinilah kisah lucu dimulai, kebetulan sore itu memang jadwal saya bertemu dengan dokter spesialis yang telah memberikan saya obat untuk kontrol lagi. Begitu payahnya saya, sehingga sejak di UGD saya terus saja minta obat sakit kepala. Satu tablet obat tidak juga menghilangkan rasa pusing yang saya derita. Akibatnya, saat tiba giliran saya kontrol saya pun menggunakan kursi roda dari UGD hingga ke ruang dokter.

Setiba di ruang periksa dokter spesialis yang dimaksud, saya langsung merebahkan kepala saya di atas meja dokter ! Saya tidak kuasa lagi menahan sakit kepala ! Saya tidak tahu lagi apa yang dokter itu bicarakan dengan tetangga saya yang baik hati itu. The last minute, saat sang tetangga bertanya apa yang harus dilakukan, dokter itu menjawab bahwa saya menderita sinusitis acut, penyakit yang tidak pernah saya derita selama ini. Untuk itu perlu tindakan medis, yaitu operasi. Namun sejurus kemudian sang dokter berkomentar, "Namun untuk melakukan tindakan medis itu, ada biayanya, dan biayanya besar !" Alamaaaaaak ... ternyata sang dokter spesialis yang budiman itu meng'under estimate' saya ! Kesimpulannya berarti, wujud saya saat itu pasti, dekil bin kumel sekali ... ! Kebayang dunk, orang meriang pakai baju seada-adanya. Wuakakakak ....

Alhasil, ibu tetangga saya yang baik hati itulah yang meyakinkan sang dokter bahwa saya bekerja di pabrik uang ! Bahwa saya punya cukup uang untuk membayar biaya berobat ! Jadi, saya sanggup membayar biaya pengobatan saya ! Oalaaaah ... dokter, kok gitu amat sih jadi orang ? Dia pikir yang kaya raya hanya dokter spesialis saja ya di dunia ini ... ? Massya Allah ....

Yang menarik, justru para medisnyalah yang punya sikap jauh lebih manusiawi dibanding dokternya. Dia menyarankan kepada sang dokter agar saya segera dibawa ke ruang kamar untuk observasi dulu saja atau istirahat. Akhirnya saya pun dibawa ke sebuah kamar, di sana, untuk kesekian kalinya saya minta lagi obat sakit kepala ! Hingga akhirnya saya benar-benar dipindahkan ke kamar perawatan yang baru, saya kembali minta diberikan obat sakit kepala hingga akhirnya saya bisa beristirahat dan tertidur.

Setelah dirawat selama 3 (tiga) hari, seminggu kemudian saya pun kontrol lagi kepada dokter sombong tersebut. Kali ini saya datang sepulang kantor berpakaian rapi. Saat si dokter membaca medical record saya, dia pun bertanya kepada sang suster, "Ibu ini pasien yang mana ya ?" tanyanya bingung. Kembali, sang perawatlah yang mengingatkan sang dokter, "Ibu ini yang kemarin sakit payah itu lho dok ..." katanya mencoba membantu. Setelah mengingat-ingat, barulah sang dokter berhasil mengumpulkan memorinya. "Oya, ya, ya ..." katanya tertegun menatap saya. Rupanya, sang dokter sombong tidak mengenali saya.

Saya, bukan orang kaya. Saya juga bukan Dian Sastro yang sangat cantik dan menarik sehingga membuat dokter tidak mengenali saya. Namun, apa yang saya alami ini sungguh sebuah pengalaman dan realita yang menarik. Sebagai seorang tenaga medis, bukankah seorang dokter punya kode etik profesional yang harus berlaku sopan dan mengutamakan keselamatan pasien ? Setidaknya, tidak to the point seperti pernyataannya yang meragukan kemampuan finansial pasiennya.

Ingat dunk ya, pepatah don't judge the book from its cover. Jadi jangan menilai seseorang dari penampilannya dunk, dok. Tapi kenyataanya, sukar sekali ya melakukannya. Faktanya, orang yang cantik dan tampan seringkali memang lebih banyak mendapatakan priviledge dalam hidup ketimbang orang yang biasa-biasa saja. Tapi memang begitulah hidup. Hidup itu memang tidak adil, adil hanya milik Allah ....

Friday 22 May 2009

MENGAJAR

Pada sebuah lokakarya mengenai PR di Jakarta hampir lima tahun lalu, saya bertemu Prof. Alwi Dahlan, dosen saya. Dalam sebuah pembicaraan yang cukup seru, beliau pun menyarankan agar saya sebaiknya mengajar saja. Beliau menyarankan hal demikian, karena beliau menilai saya 'sangat' terobsesi mungkin dengan hal-hal ideal kehumasan di dalam dunia kerja. Menurutnya, bila saya terus-menerus berorientasi dengan hal itu, akan sulit karena dalam dunia kerja akan banyak sekali hal yang mempengaruhi optimalisasi kinerja humas. Maka sebagai jalan keluarnya, beliau menyarankan kepada saya sebaiknya saya mengajar saja. Ha3x ... !

Di sisi yang lain, seorang kawan di kantor begitu "trauma" belajar kepada saya, karena saya sangat galak saat mengajari dan membantunya menyusun skripsi kehumasannya. Teman yang lain bahkan me'wanti-wanti' dirinya agar jangan sampai anaknya kelak kuliah di mana saya yang menjadi dosennya. Padahal, saat itu hingga saat ini anaknya belum genap lima tahun, dan saya pun baru mulai mengajar bulan ini belum juga genap satu bulan ! Jadi, betapa buruknya anggapan teman-teman saya membayangkan bilamana saya menjadi seorang guru ! Wuakakakak ... !

Saat tawaran mengajar itu datang, saya pun sempat dibuat gamang. Tapi kali ini bukan soal hal yang dikhawatirkan teman-teman tentang kegalakan saya. Persoalannya, saya merasa lebih sebagai orang rumahan yang pulang kantor lebih suka berdiam di rumah beristirahat di atas kasur sambil megangin remote control tv hingga tertidur ....

Namun, akhirnya pertengahan bulan ini pun saya memulai petualangan saya sebagai seorang pengajar. Tanpa harapan apa-apa yang muluk-muluk, hanya ingin tahu dan menjajal kemampuan diri sendiri saja. Apakah saya sanggup bekerja lagi di malam hari setelah seharian sudah bekerja kantoran ? Hasilnya, sampai sejauh ini alhamdulillah masih bisa teratasi walau tetap saja ... lelahnya bukan main.
Tapi, bukan berarti saya tidak serius dengan kesibukan baru sebagai pengajar. Bagi saya, mengajar adalah pekerjaan yang harus dilakukan sepenuh hati, (bukankah semua pekerjaan juga seharusnya begitu ?). Entahlah, tapi saya merasa profesi seorang guru adalah profesi yang berbeda dengan ratusan profesi lainnya yang ada di muka bumi.
"Guru" dalam bahasa jawa merupakan akronim "digugu lan ditiru" artinya didengarkan dan diikuti. Artinya, konsekuensi logisnya seorang guru ibarat makhluk yang tidak boleh ada cela alias sempurna, karena polah tingkahnya akan ditiru oleh anak didiknya. ITulah sebabnya pepatah mengatakan "Guru kencing berdiri, murid kencing berlari." Jadi, bila gurunya tidak mempunyai integritas yang baik, maka anak didiknya akan berpeluang bertingkah laku lebih buruk lagi.
Saya sangat terkesan dengan budi baik salah seorang guru semasa SMP yang memotivasi saya agar mampu berbahasa inggris dengan baik dan meraih nilai yang memuaskan dalam ujian, karena saat pra semester nilai saya 4 ! Seorang guru matematika pun mati-matian memotivasi saya agar mampu mengalahkan matematika bak seroang jagoan. Hasilnya di kedua pelajaran itu, saya meraih nilai delapan lebih dalam ujian nasional !
Karena itulah, hingga saat ini saya masih teringat nama dan menghormati guru-guru saya, termasuk guru-guru dan kepala sekolah semasa taman kanak-kanak. Kini, saat saya berkesempatan melakukan hal yang juga dilakukan oleh guru-guru saya yaitu mengajar, saya ingin belajar bersama anak didik saya, bukan mengajari karena saya merasa masih jauh dari layak untuk menjadi guru yang sebenarnya ....

Friday 15 May 2009

BUDAYA TIMUR & PRIA TIMUR

Dalam sebuah konferensi internasional yang saya ikuti, yang kebetulan berlangsung di Bandung, Indonesia, saya mengamati sebuah fenomena menarik. Konferensi SEAPAVAA yang merupakan konferensi tingkat regional Asean, namun dihadiri pula oleh beberapa pengurus SEPAVAA internasional. Jadi, selain dihadiri peserta dari sepuluh negara Asean, hadir pula peserta dari Hongkong hingga afrika or something lah yang berkulit hitam. Namun, walaupun konferensi yang saya ikuti adalah konferensi internasional, namun karena berlangsung di Bandung, Indonesia, tentu peserta dari Indonesia cukup mendominasi.

Fenomena yang saya temui adalah mengenai standar perilaku pria-pria melayu atau negara-negara timur yang katanya terkenal sebagai negara yang penuh dengan tata krama dan sopan santun. Ternyata, dalam setiap kesempatan coffee break atau rehat juga makan siang, saya seringkali menjumpai, para pria timur ini sibuk dengan kenyamanannya sendiri. Jadi, para pria ini selalu saja menguasai kursi yang tersedia yang jumlahnya sangat sedikit itu untuk mereka duduk dan meletakan piring kue dan cangkir kopinya. Akibatnya, para peserta konferensi perempuanlah yang terpaksa menikmati rehat sambil berdiri.

Pemandangan ini, sungguh sangat menggganggu pikiran saya.Mengapa para pria timur begitu egois dan justeru tidak tahu sopan santun ? Saya mengira, hal ini berhubungan dengan budaya yang berkembang di dunia belahan timur yang menganut nilai-nilai patrinalistik dalam arti menjadikan pria sebagai kepala keluarga, orang yang harus dilayani. Akibatnya, dalam interaksi sosial, tak peduli itu merupakan interaksi komunitas internasional sekalipun, mereka tetap akan bersikap sebagaimana mereka dibesarkan selama ini. Akibatnya, ya ... para pria pun pada saat tidak ada yang melayani sebagaimana mereka biasa dilayani baik di rumah maupun di kantor, maka mereka akan 'melayani' dan mencari kenyamanan diri sendiri.

Artinya, budaya timur tidak pernah mengajarkan para pria untuk melayani dan mengutamakan, mendahulukan kaum perempuan. Hanya pria barat yang membukan pintu mobil bagi pasangan perempuannya, bukan ? Pemandangan yang saya temui selama konferensi sesungguhnya sering pula kita temui dalam kehidupan sehari-hari, baik di kendaraan umum maupun di area publik di mana kita sering menemui para pria menikmati kursi empuk sementara di dekatnya masih ada perempuan yang lebih layak mendapatkan kursi tersebut.

Bagi saya, fenomena ini menjadi catatan penting mengenai bagaimana mendidik dan membesarkan seorang anak manusia. Saya sangat percaya, bahwa kharakter personal seseorang sangat dipengaruhi oleh cara-cara bagaimana ia dibesarkan termasuk nilai-nilai yang ia temui sejak kecil hingga dewasa. Berkenaan dengan hal itu, maka peran seorang ibu bagi pertumbuhan dan perkembangan seorang anak manusia sangatlah ... besar.

Kadang, rasa cinta menyebabkan para orang tua keliru dalam mendidik dan mengajarkan nilai-nilai terhadap anak-anaknya. Karena rasa sayang, banyak orang tua membelikan segala sesuatu yang diminta sang anak dengan alasan sebagai kompensasi akibat mereka tidak dapat selalu mendampingi anak-anak sepanjang waktu. Ada pula karena rasa sayang, anak-anak hanya diberi tugas belajar tanpa pernah tahu berbagai urusan kegiatan rumah. Akibatnya, setelah dewasa, anak-anak ini tidak punya pengalaman apa-apa tentang hidup kecuali pelajaran sekolah. Belum lagi, orang tua yang konservatif seringkali membedakan kegiatan anak laki-laki dan anak perempuan. Akibatnya, jadilah anak-anak laki-laki ini seorang 'pria timur' sejak usia bermain.

Menjadikan pria sebagai kepala keluarga atau imam yang wajib dipatuhi dan didengar 'petuah'nya adalah sebuah keniscayaan, sebagaimana Islam mengajarkan. Namun, menjadi seorang imam bukan berarti seorang pria kehilangan sensitivitasnya terhadap lingkungan, utamanya bagaimana mereka memperlakukan seorang perempuan yang seharusnya dimuliakan sebagaimana pula Islam mengajarkan.

Dalam sebuah kisah diceritakan bahwa seorang sahabat bertanya kepada Nabi Muhammad SAW, siapakah makhluk, manusia di muka bumi ini yang wajib kita utamakan ? Dan Nabi pun menjawab, "Yaitu ibumu, ibumu, ibumu, baru bapakmu ..." Subhanallah ... betapa mulia kedudukan seorang perempuan ..."

Sunday 10 May 2009

MUSIM KUCING KAWIN

Sesuai siklus biologisnya, kucing memasuki masa kawin pada pertengahan tahun, di bulan Juni-Juli. Namun, sebagaimana pergantian musim saat ini yang mulai tidak menentu dan sesuai pergantian musim yang kita kenal selama ini, april-oktober dan oktober-april, maka 'mungkin' fenomena ini pun terjadi pada kehidupan makhluk hidup yang lain, termasuk kucing.

Di sekitar tempat tinggal saya, seharian ini saja suara kucing saling bersahut-sahutan membahana seantero komplek. Biasanya, hal yang seperti ini seringkali menjengkelkan sejumlah warga yang tidak suka kucing, utamanya bapak-bapak yang kurang kerjaan. Padahal di kesempatan yang lain mereka mengakui bahwa anak-anak mereka terhindar dari serangan ular di teras rumah karena di sekitar rumahnya banyak lalu lalang kucing.

Jadi, walaupun saat ini masih bulan Mei, namun rupanya tanda-tanda alam telah menjadikan kucing memasuki siklusnya lebih awal dari siklus biasanya. Jadi, bila di antara anda semua mulai mendengar suara kucing yang sangat keras dan bersahut-sahutan di sekitar tempat tinggal anda, yakinlah itu masa mereka untuk kawin.

Suara kucing memasuki masa kawin berbeda dengan suara kucing saat berkelahi. Suara kucing pada musim kawin lebih seperti suara panggilan dengan nada agak pendek namun intens hingga 5-6 kali. Sementara suara kucing bertarung biasanya raungannya agak panjang dengan nada yang cenderung naik dan kuat.

Kesimpulannya, rasanya kita pun perlu adil terhadap lingkungan dan sesama makhluk Tuhan yang lain 'kan? Tak ada salahnya bersikap ramah walaupun kepada sepasang kucing yang kebetulan sedang pedekate di sekitar rmah anda. Kawin itu fitrah semua makhluk hidup bukan ?

Tuesday 5 May 2009

KETULUSAN SAHABAT

Seorang pegawai kebersihan, menjelang makan siang menghubungi telepon seluler saya. Katanya, "Pan mangan apa ora, aku nduwe panganan." Sejurus kemudian, saya pun menuju kantin tempat di mana sahabat saya bertugas siang hari. Di sana, saya menghabiskan sepiring nasi dengan lauk ikan kembung dan sayur bayam ditambah sepotong semangka.

Saat saya hendak beranjak meninggalkan kantin, sahabat pun memanggil, "Sida beleh pangananne ?" tanyanya setengah 'menagih'. tanpa banyak bicara saya pun membuntutinya ke dapur tempat dia berkesibukan sepanjang hari sambil sibuk memberi makan beberapa ekor kucing 'berbaju' hitam yang kebetulan berada di dekat kaki saya.

Tiba di dapur, ia mengeluarkan sekotak kue krekers dengan topping abon kegemaran saya, dan sekotak dus kue (mungkin itu jatah dia). Saya pun jadi gamang, saya terima salah, tidak saya terima pun salah. Alhamdulillah rezeki, tapi, masa saya menerima pemberiannya ? Bukan mengecilkan keberadaannya yang hanya seorang petugas kebersihan, tapi ... bagaimana ya ?

Saya kini pun ingat. Beberapa waktu lalu saat ia tengah bertugas di ruang kerja saya, saya sempat bertanya kepadanya apakah di dapur ada makanan karena sepanjang hari itu saya belum makan. Sayangnya, hari itu sedang tidak ada rapat atau tamu, jadi bagian dapur tidak punya sisa makanan. Rupanya, alasan itulah yang membuat sahabat saya hari ini menyisihkan dengan sengaja kuenya untuk saya hari ini, karena mungkin kebetulan hari ini ada rapat atau tamu.
Walaupun agak berat hati, saya menerima pemberiannya. Tapi, hingga kini isi kepala saya tetap 'pusing' memikirkan kebaikan dan ketulusan hati seorang petugas kebersihan yang memberi sesuatu yang nilainya cukup 'material' dan sengaja ia beli untuk saya. Subhanallah ....

REZEKI TIDAK SALAH SAMBUNG

Seorang kawan mempunyai seorang anak perempuan yang sangat berbakat, pandai di sekolah dan kerap menjuarai berbagai perlombaan. Sang anak berkeinginan melanjutkan sekolah di program internasional sebuah smp negeri favorit di bilangan mayestik. Sang ayah pun, mencoba mencari tahu segala kemungkinan bagi sang anak bersekolah di sana.

Setelah memperoleh informasi, sang ayah berdiskusi bersama sang anak. Ia menceritakan berapa besar uang sekolah sang anak bila bersekolah di sana, berapa biaya transport setiap hari selama sebulan, berapa uang jajan. Terakhir, sang ayah berterus terang tentang pendapatannya setiap bulan kepada sang anak. Kesimpulannya, sang ayah dengan sangat menyesal tidak dapat memenuhi permintaan hebat sang anak. Sang anak pun menerima dengan penuh pengertian.

Singkat cerita, pada suatu kesempatan, sang ayah berkesempatan pulang kampung ke tanah kelahiran. Tanpa sengaja dalam sebuah silaturahmi, sang ayah bertemu kerabat tentang sebuah sekolah internasional di salah satu kota kecil di jawa tengah yang menyediakan beasiswa. Dengan penuh semangat, sang ayah pun membawa sang anak pergi mendaftar.

Di sana, dengan berbagai persyaratan yang ketat, nilai rata-rata di atas 7 (tujuh), melampirkan berbagai prestasi dan kejuaraan hingga wawancara, sang anak unjuk kemampuan. Saat wawancara berlangsung, hampir setiap kandidat didampingi oleh ayahnya yang pengusaha, kakaknya yang alumni perguruan tinggi terkenal, dst. Namun sang anak, dibiarkan menjalani wawancara sendiri. Sang ayah yang sederhana dan berpendidikan biasa berdalih, "Nak, berani sendiri 'kan ? Nanti kalau ada hal yang kamu tidak tahu, baru tanya sama Bapak," ujar sang ayah sembari memotivasi sang anak. Sementara kami saat mendengarkan sang ayah bercerita tentang kejadian tersebut, tertawa terpingkal-pingkal, menyadari bahwa sesungguhnya sang ayahlah yang tidak percaya diri.

Hasilnya, sang anak berhasil mendapatkan beasiswa tersebut. Tahun ajaran mendatang, sang anak pun inssya Allah akan berhijrah, meninggalkan kedua orang tuanya untuk melanjutkan sekolah sesuai cita-citanya, program internasional. Bagi yang tidak lulus mendapatkan beasiswa, seorang siswa minimal harus membayar Rp. 9 juta per bulan. Sementara kawan saya, hanya diminta membayar Rp. 250.000,- per bulan untuk membayar asrama. Padahal, di sana sang anak akan memperoleh tempat tinggal, makan, cuci pakaian, buku pelajaran dan segala fasilitasnya hingga program pertukaran pelajar ke negara asal penyelenggara beasiswa, Turki.

Demikianlah Allah mengatur rezeki setiap umatnya. Setiap manusia telah ditentukan jalan hidupnya dalam kitabnya sebelum ia dilahirkan. Namun, manusia tetap berkesempatan mengubah nasibnya, karena Allah tidak akan mengubah nasib suatu kaum bila kaum tersebut tidak berusaha untuk memperbaiki nasibnya. Subhanallah ....

RAMAH LINGKUNGAN

Sebuah perusahaan manufaktur besar yang cukup ternama menggunakan peti kayu sebagai kemasan hasil akhir produknya. Begitu bersahabatnya perusahaan manufaktur ini, hingga menjadikan pengadaan peti kayu sebagai usaha bagi pengusaha kecil menengah yang menjadi binaannya. Hingga tahap ini, tidak ada yang salah dalam kisah ini.

Persoalannya, pada praktiknya para pengusaha kecil menengah ini semakin hari semakin sulit mendapatkan bahan baku pembuatan peti, yaitu kayu. Apalagi, sang perusahaan manufaktur, semakin hari permintaan akan pesanannya semakin banyak. Artinya, kebutuhan mereka akan peti kayu pun semakin banyak. Akibatnya, para pengusaha peti kayu binaan sang manufaktur pun 'terpaksa' mengeksekusi pohon-pohon yang usianya belum layak tebang, yaitu kurang dari 3 (tiga) tahun, untuk dijadikan bahan baku peti kayu. Pada tahap ini, masalah menjadi sangat serius.

Saya tidak mengerti, mengapa dalih 'binaan' menjadi lebih penting ketimbang mengelola perusahaan secara ramah lingkungan ? Selayaknya, sebagai sebuah perusahaan besar, manufaktur ini berpikir inovatif dalam segala hal, termasuk dalam pengadaan kemasan dan proses pengemasan itu sendiri. Bila perlu, manufaktur ini 'mendidik' pasar agar beralih dari kemasan kayu konvensional ke kemasan lain yang inovatif, lebih ramah lingkungan, awet dan kuat.

Jika sang manufaktur ini berhasil 'mendidik' pasar dalam hal ini pelanggan, maka selain sang manufaktur dapat meminimalkan biaya produksi, apa yang dilakukan sang manufaktur juga sebagai terobosan yang akan membawa efek domino sangat besar bagi semua pihak yang berkaitan dengan produk yang dihasilkan sang manufaktur, bahkan mungkin tidak saja dalam skala regional, tapi juga dalam skala global.

Saya tidak mengerti, mengapa tidak ada yang peduli akan nasib bumi kita yang sudah semakin tua ?

Sunday 3 May 2009

GA' BISA MIKIR

Kalau otak tidak pernah dipakai, lama-lama memang jadi bodoh. Ada hal yang menarik tentang hal penyebab penyakit kebodohan. Kita sering menemui orang-orang yang sedikit terganggu jiwanya dalam lingkungan masyarakat. Biasanya, orang-orang seperti ini akan dipasung kedua kakinya, khawatir kalau-kalau ia akan mengamuk secara tiba-tiba. Tapi, akibat dipasung bertahun-tahun, lama-kelamaan ia pun tak bisa berjalan. Awalnya orang itu memang yang sakit hanya otaknya sehingga ia perlu dipasung. Tapi yang terjadi kemudian, orang itu ya sakit otaknya, ya sakit kakinya. Karena sudah sakit otaknya, diikat pula kebebasan beraktivitasnya, maka makin sakitlah ia, jiwa dan raganya.

Sebaliknya, orang yang sehat jiwanya, manakala dipasung kreativitasnya dan tidak diberi kesempatan mengatualisasikan dirinya, lama-kelamaan ia pun jadi sakit badannya. Stress, begitu kesimpulan pemicunya akibat tertekan. Situasi inilah yang sering terjadi di dunia kerja. Kondisi ini, sedikit demi sedikit, tanpa disadari menjadi penyakit laten yang mengenai banyak orang secara berjamaah dalam sebuah organisasi, perusahaan, sistem ketatanegaraan, dan seterusnya.

Kalau orang sudah sakit jiwanya, akibat dipasung kreativitasnya dan hak hidupnya untuk mengatualisasikan dirinya, biasanya ia pun menjadi ... sangat negatif bereaksi terhadap segala sesuatu. Akibatnya, ia semakin dalam situasi yang tidak menguntungkan. Ibarat harimau yang dipelihara di dalam kandang. Semakin ia dikekang, maka ia pun semakin agresif.

Begitulah sifat dasar makhluk hidup. Hanya satu hal yang mampu menjadikannya tetap 'normal', manakala ia berserah diri secara teguh kepada Sang Pencipta. Dan, kemampuan itu, hanya dimiliki oleh manusia. Masalahnya, agar manusia mampu berserah diri secara total, ikhlas terhadap semua ketentuan Allah SWT, itu pun kembali atas kehendak Allah.

"(Yaitu) orang-orang yang apabila ditimpa musibah, mereka berkata, "Sesungguhnya kami milik Allah dan sesungguhnya kepada-Nya kami kembali" Al QUran, Al Baqarah, ayat 156.

TANDA-TANDA AKHIR JAMAN

  1. Semakin banyak jumlah perempuan dibanding laki-laki
  2. Banyak budak melahirkan anak tuannya ....
  3. Menghilangnya ilmu pengetahuan (semakin banyak ulama yang berpulang dengan membawa semua ilmu agamanya ...)
  4. Pergantian musim yang tidak menentu ...
  5. Semakin banyaknya rumah ibadah namun hanya sedikit umat yang meramaikannya ....
  6. Semakin sulitnya orang-orang kaya membagikan zakatnya dan bersedekah ....
  7. Banyak terjadi bencana ....
  8. Banyak terjadi kebahilan ....
  9. Banyak orang yang tidak memiliki kemampuan terpilih menjadi pemimpin ....
  10. Tanah arab menjadi subur dan banyak ditumbuhi pohon-pohon hijau ....
  11. Banyak timbul penyakit langka dan berbahaya ....
  12. Tanah tenggelam di timur, tanah tenggelam di barat, dan tanah tenggelam di jazirah arab ....

Saturday 2 May 2009

KESOMBONGAN LAKI-LAKI

Laki-laki tanpa privilege dari Allah SWT, apa jadinya ya ? Bahwa secara fisik, laki-laki diberi kekuatan lebih daripada perempuan. Bahwa sebagai makhluk, laki-laki mempunyai kedudukan lebih tinggi daripada perempuan. Bahwa dalam sebuah keluarga dan komunitas sosial pada umumnya, laki-laki selalu menjadi imam dan diutamakan menjadi pemimpin. Selebihnya, apa kehebatan laki-laki ?

Kenyataannya, banyak laki-laki yang hanya menikmati hak privilege-nya saja tanpa mau membekali dirinya dengan kewajibannya. Pendek kata, banyak laki-laki tidak ber'ilmu'. Bisa jadi para laki-laki itu tidak tahu bahwa untuk bisa menggunakan semua 'kehebatan' itu ada aturan mainnya. Saat para laki-laki itu cuma punya taring tanpa pernah mau membaca manual instruction-nya bagaimana caranya menggunakan taringnya, maka bisa-bisa apa yang para laki-laki lakukan ibarat membunuh tikus dalam sebuah rumah dengan membakar rumahnya. Lebay. Wuakakak ....

Laki-laki dengan segala privilege-nya bila punya kelebihan yang lebih banyak lagi, akan menjadikan mereka sombong. Sebaliknya, laki-laki dengan segala privilege-nya bila punya banyak kekurangan, membuat mereka frustasi. Apalagi kalau para laki-laki itu tahu dan menyadari bahwa mereka tidak lebih hebat dari perempuan. Maka para laki-laki itu pun semakin frustasi dan murka. Wuakakak ....

Betapa pun para perempuan tidak membuat mereka terlihat bodoh, tetap saja membuat para laki-laki itu salah tingkah. Akibatnya para laki-laki itu pun semakin frustasi dan murka. Seandainya para laki-laki itu mau belajar dan membaca 'manual instruction', maka para laki-laki itu inssya Allah akan tahu, bahwa menjadi pemimpin itu amanah ....
Itulah sebabnya, banyak ditemui para pemimpin yang tidak amanah, karena itu tadi ... mereka tidak pernah membaca manual instruction-nya.
Pada hakekatnya, setiap makhluk diciptakan dengan segala ketentuannya, dengan segala kelebihan dan kekurangannya. Kesemuanya itu merupakan pemberian, yang berguna bagi setiap manusia sebagai 'tanda-tanda' kekuasaan Allah, dan menjadikan manusia itu berpikir. Tidak ada yang perlu disombongkan atau sebaliknya di-frustasikan oleh manusia dengan segala kelebihan dan kekurangan yang ada pada dirinya. Karena pada dasarnya, seluruh makhluk di alam semesta itu tidak ada artinya, sangat kecil, kerdil, jika dibandingkan dengan keesaan Allah SWT. Maka bayangkanlah bila setiap makhluk, utamanya manusia, dicabut segala kehebatan yang ada padanya, lalu apa jadinya ?


Friday 1 May 2009

HARI BURUH

Hari ini, tepat 1 Mei merupakan peringatan Hari Buruh Sedunia. Menarik. Persoalan klasik yang selalu mengemuka sehubungan dengan buruh adalah masalah kesejahteraan, yaitu gaji, pendapatan dan fasilitas. Namun, selain soal fulus, ada hal lain yang tak kalah serius yang selama ini dialami oleh para buruh di Indonesia.

Bullying atau kekerasan dalam dunia kerja sangat marak terjadi dan dialami banyak buruh di tanah air. Kekerasan ini berbentuk berbagai tekanan secara mental, pembunuhan kharakter terhadap pegawai potensial, pembebastugasan pekerjaan hingga berbulan-bulan tanpa alasan yang jelas, pemberian hukuman yang tidak rasional, pembatasan kesempatan untuk memperoleh pelatihan, perbedaan perlakukan/hukuman untuk kesalahan yang sama, penghentian jenjang karir secara tidak obyektif, hingga sex harassment (pelecehan seksual).

Namun, ke mana para buruh ini bisa mengadukan nasib yang dialaminya ? Apa arti hari buruh bagi sebagian besar pegawai yang mengalami kezaliman bertahun-tahun seperti ini ?