Thursday 27 January 2011

Profesor HARSONO SUWARDI

PESAN SINGKAT DILLA
Rabu, 26 Januari 2011, sekitar dhuhur, sebuah pesan singkat dari seorang sahabat, Dila, mengabarkan, "Mbak, Prof. Harsono masuk ICU, RSCM." Saya langsung menghubungi Dila, sayang dia tak tahu banyak kabar mengenai sakitnya sang profesor. Saya pun menghubungi paska UI. Mas Agus, yang menerima telepon saya hanya mengabarkan beliau dirawat di gedung baru, RSCM Kencana. Saat itu Pak Edu, Pak Pinckey dan seorang dosen yang lain tengah membesuk. Saya lalu menghubungi Pak Edu, tak berhasil.

Berikutnya, saya menghubungi Rere. Saya minta tolong padanya agar segera mengabarkan kepada teman-teman lainnya alumni paska UI. Mendengar kisah betapa Prof. Harsono sangat berjasa dalam hidup saya, Rere pun setengah menghardik, "Lu sudah dianggap seperti anak angkatnya, kalau lu ga tungguin dia di rumah sakit kebangetaaaaannn ... !!!" begitu katanya.

Semula, saya sudah memutuskan akan membesuk beliau sore kemarin pulang kantor. Tapi sepertinya saya akan tiba di Bintaro larut malam kalau hedak besuk beliau di Salemba sepulang kantor. Saya membayangkan kemacetan Jakarta akan membuat saya 'gilaaaaa.' Saya pun akhirnya memutuskan membesuk beliau esok hari.

KETUA ANGKATAN-6 YANG DROP OUT
Saya mendaftarkan kuliah S-2 manajemen komunikasi pada 1999. Saya terdaftar sebagai angkatan ke-6. Saat itu, biaya kuliah per-semesternya Rp. 5,9 juta. Pada semester pertama, ditambah dengan biaya lain-lainnya, maka saya harus membayar Rp. 6,5 juta.

Saat itu, angkatan ke-6 memiliki 2 kelas. Saya ada di kelas A. Saya dipercaya sebagai ketua angkatan. Wakil saya, Dede, cowok baik hati yang kala itu bekerja di UNDP. Di awal tes masuk S-2 inilah saya bertemu Rere, sahabat yang kini menjadi soul-mate saya lebih dari sepuluh tahun lamanya ....

Menginjak semester ke-3, saya droup out (DO). Saya tidak punya biaya, saya tidak sanggup membayar uang kuliah. Meski begitu, saya nekat kuliah terus dan mengikuti ujian dan tetap mendapatkan nilai. Nilai-nilai saya bagus semua, mayoritas A dan IP saya rata-rata 3,5.

Saya DO di semester gasal tahun 2001. Air mata saya sampai kering dan asli tidak mengeluarkan air mata kala saya menangis, meratapi kegagalan saya melanjutkan kuliah. Saya berupaya keras meminta bantuan rektorat untuk mendapatkan kebijakan sehingga saya dapat menyelesaikan kuliah. Tapi seorang ibu pejabat rektorat yang saya temui sungguh galak dan tidak berperasaan ! Saya pun terpaksa menerima ke-DO-an saya dengan masgul.

DANA TALANGAN PRIBADI PROFESOR
Saya pun menemui Prof. Harsono. Beliau pula sesungguhnya yang menjadi dosen pembimbing thesis saya, yang juga gagal pastinya karena saya DO. Beliau lalu menyarankan agar saya mengulangi lagi kuliah dari awal, dengan biaya pribadinya ! Beliau meminjamkan tabungan pribadinya untuk saya, dan saya boleh mencicilnya 4 atau 5 kali dalam tiap semesternya ! Subhanallah !

Saya pun menuruti sarannya. Saya kembali mendaftarkan diri untuk mengikuti tes masuk. Seperti biasa tes TPA berlangsung di Depok. Saya berangkat dari kos-kosan saya di bilangan Cibulan menggunakan bajaj hingga seputar lampu merah kalibata di jl. raya pasar minggu, lalu menumpang sebuah bis patas ac hingga UI Depok.

Alhamdulillah saya lulus dan diterima sebagai mahasiswa paska UI, manajemen komunikasi angkatan ke-9. Kali ini biaya kuliah per semesternya sekitar Rp.7,5 juta. Ditambah dengan biaya lain-lainnya, saya harus membayar sekitar Rp. 8,5 juta di semester pertama. Sesuai tawarannya, maka Prof. Harsono pun membiayai kuliah saya, dan saya mencicil sesuai kesepakatan.

Demikianlah kisahnya, perjalanan hidup saya meraih cita-cita dan peran serta bantuan nyata Prof. Harsono Suwardi sangat menentukan kesuksesan dan nasib yang telah saya raih saat ini dan yang akan terus saya raih hingga nanti ! Beliau menjadikan saya seorang master komunikasi dengan tabungan pribadinya kepada saya, mahasiswanya yang putus sekolah karena tidak punya uang ! Alhamdulillah ....

PROFESOR & CERUTU
Mungkin, karena kebiasaannya suka menghisap cerutu, Prof. Harsono pun menderita sakit paru-paru dan dirawat di ICU RSCM Kencana pada Rabu, 26 Januari 2010 pukul 02.00 wib dini hari.

Saya meninggalkan kantor Kamis, 27 Januari 2011 pukul 11.00 wib. Sesungguhnya pukul 11.30 wib saya sudah tiba di depan RSCM, tapi hingga pukul 12.30 wib saya meninggalkan area parkir RSCM saya tetap tidak menemukan lahan parkir untuk si jeruk kesayangan saya. Saya akhirnya memutuskan memarkirkan si jeruk di kampus UI dekat FE, persisnya dekat kamar mayat.

Saat saya tiba di koridor ruang ICU RSCM Kendana dan berdiri di balik kaca, saya langsung bisa melihat wajahnya yang putih, sisirannya rapi, necis, perlente, seperti biasanya walaupun kali ini tanpa baju karena sejumlah alat menempel di tubuhnya.

Spontan, saya langsung melambaikan kedua tangan saya. Beliau dengan ragu merespon lambaian tangan saya. Saya berusaha masuk ke dalam, tapi rupanya sang suster tidak mengijinkan. Saya pun meminta suster sebuah kertas dan alat tulis agar saya dapat meninggalkan pesan untuk beliau. Sebab saya lihat tadi, beliau dirawat sambil terus memegang sebuah koran ! Hahahaha ....

Saya lalu menuliskan catatan dalam selembar kertas putih. Saya kenalkan lagi diri saya, saya khawatir beliau lupa karena pasti beliau punya banyak mahasiswa. Saya ingatkan bahwa beliau telah banyak membantu saya dengan membiayai saya kuliah. Saya ceritakan saat ini saya sudah bekerja di perusahaan yang kegiatannya sangat langka dan tidak dimiliki oleh setiap negara di dunia. Saya bilang, hebat ya saya, mahasiswa bapak ? Saya juga bilang semoga beliau cepat sehat dan banyak istirahat. Salam Rere, sahabat yang sempat saya hubungi saat di area parkir RSCM tadi juga saya sampaikan.

Saat catatan itu akan diserahkan ke Prof. Rupanya beliau telah tertidur. Maka saya hanya memandangi wajahnya saja dari balik kaca besar. Beruntung, tiba-tiba beliau terbangun. Maka saya segera memberi kode kepada suster untuk menyerahkan tulisan tangan saya. Beliau lalu membacanya, perlahan. Tiba-tiba beliau menunjukkan kedua jempolnya untuk saya, hebat katanya. Sepertinya beliau tengah membaca di bagian pekerjaan saya. Saat selesai membaca semua catatan saya, beliau lalu mengangguk-angguk.

Lalu saya dan belaiu terlibat pembicaraan dengan bahasa isyarat. Terbatas oleh jarak dan dinding kaca lebih dari 4 meter, beliau di dalam, saya di luar, di koridor. Tepat pukul 13.00 wib. Saya bilang saya mau pulang. Saya sudah sebutkan dalam catatan saya tadi, bila beliau sudah pindah ke kamar rawat inap, Inssya Allah saya akan datang lagi. Saya lalu memberi kode pada belau untuk tidur dan saya pamit sembari mengatupkan kedua tangan. Beliau pun melakukan hal yang sama melepas kepergian saya.

Pffffh ... lega rasanya. Panasnya jalanan protokol Jakarta, sulitnya mencari parkir di area RSCM hingga satu jam lamanya, dipotongnya gaji saya karena ijin meninggalkan kantor di saat jam kerja terasa impas melihat kondisi beliau. Suster bilang, bila kondisi beliau terus membaik, sore ini atau besok pagi beliau akan masuk ruang rawat inap.

Prof, terima kasih sudah mengijinkan saya melakkukan sesuatu yang kecil untuk semua jasa baik yang Profesor telah berikan untuk saya. Saya tidak akan menjadi seperti saya saat ini, seorang master komunikasi yang beruntung kuliah master 2x (hahahaha) tanpa budi baik dan jasa Profesor Harsono. Semoga Allah SWT senantiasa melimpahkan kemuliaan atas ketulusan seorang pendidik yang sebenarnya, guru besar ilmu komunikasi paska UI, Profesor Harsono Suwardi.

Monday 10 January 2011

MY RESOLUTION IN 2011

THE RESOLUTION
I know this is not easy at all. Especially at this momment, it is not easy to get a good job with a good money.

I have dreamt to get a better job for years. I even have already mentioned it into my previous resolutions years ago but I have not made it happen yet so far. But I will not give up. I will struggle for it. The reason is I need to release my energy and contribute my compentencies professionally at the right place.

Right, working is not all about money. Working is more about the way to expres our self actualization. Money is important but if there is no fairness arround of you at work, hence you wouldn't be happy at all with the job although you are paid with a lot of money.

I did get all my resolutions last year but the new job ! I got a new - bigger house, I've already joint an English Course at the best institution one, and I bought my piano ! That's all, but I didn't get a new job !

Well, something about material is not interesting any more for me. At least, getting a new job absolutely the most important issue for me right now. I also want to go for hajj this year. At least umroh. I have failed last year although I have already started saving money for it.. Hence, I have to work hardly for it.

I WAS HAPPY
I was happy with my job almost 14 years ago. Although it wasn't suitable enough with my academical background but many reasons for me to happy with that. I have a very, very, very friendly boss ! He's smart, good in leadership, open minded and he is not a descriminant ! He's young, talented and knows well about his follower competenicies.

I was surprised when he was going to China for business trip for almost 2 months, actually he has already arranged me a fully training program arround the company. I have no idea, but one by one, the factory managers invited me for training on the continuity schedule. Exactly well program !

He's young, objective and respect to all of his variety followers. He is absolutely inspired us. He's sportive and care. He was carrying us into a big warm family. We are solid because of him and everyone knows about it.

He trusts his followers and delegates assignments appropriately. I almost can't find his weakness ! He's such a wise leader who brings his ordinary followers became nice followers who loves each other as a team ! Winning team !

I have the most wonderful friends that I am still keep and touch untill today. I am so greatful to have them as my family. They are so nice, warm, friendly, and care ! I have never found a crime-friend there !

Mr. Rendy Roedianto, frankly speaking, you're such a marvelous boss for us. You taught us manything to be a good employee who has spirit and goals for ours future. You were 33 years old at that moment, but you are so awesome as a boss !

THE FACT
The fact, I am still here. I have been here almost a decade. Yes, I am not happy. And yes, I have been bullyed cruelly for years. But yes, I have to face it all rationally. As soon as I get the opportunity, I will run !

Today I have to compromise with the situation rationally. I do not need to destroy everything because I was hurt. No ! I am so glad that I have had opportunity for years to observe directly into the most weird working situatiation that I have never seen before ! Hence I've learnt so many thing free in charge.

I have to realize that I am not to be needed here appropriately. I have been in the wrong place at the wrong time with the wrong people. It doesn't necesary to blame it to some one else. No one's wrong about this difficult situation. At least they have ever tought that they needed me. In fact, they do not know how to have it from me. It's okay !

The most important thing is, I have integrity as a proffesional, as a moslem, a human being, to do anything correctyl as long as I can. Well, because I've just a human being, sometimes we do the wrong things right ? But I do still have a commitment to myself, to improve and getting better, once again as a professional, a moslem and as a human being. I am sure, the times will come at the perfect time for me ! Inssya Allah !