Sunday 25 July 2010

MENDADAK EKSIS !!!

Ceritanya Rabu lalu saya menghadiri sebuah konvensi bergengsi bagi kalangan profesional, cendekiawan, akademisi hingga pengamat humas gitu deh. Konvensi Nasional Humas (KNH) 2010 itu digelar di sebuah hotel berbintang yang berada persis di area jembatan Semanggi, Jakarta Selatan. perhelatan akbar itu berlangsung selama 2 (dua) hari plus 1 (satu) hari ekstra untuk berkunjung ke salah satu stasiun tv berita swasta terbesar di Indonesia.

Ada 2 (dua) hal menarik yang terjadi selama saya mengikuti perhelatan tersebut. Pertama, kebetulan pembukaan KNH 2010 berlangsung di Istana Wakil Presiden dan dibuka secara resmi oleh Wakil Presiden Boediono. Nah, sesaat setelah beliau membuka secara resmi KNH 2010, maka kami pun berkesempatan berjabat tangan satu per satu dengan beliau. Ini dia, tiba giliran saya, tiba-tiba Wapres menegur dan bertanya kepada saya, "Dari Mana ?" Maksudnya, tentu saya berasal dari institusi mana ? Secara, sebelum menjabat sebagai Wapres beliau adalah orang nomor satu di Bank Sentral negara ini, maka jawaban saya atas pertanyaan beliau tentu ... sangat 'kebetulan' cuo ... cok dan pas banget geeetoh, menyangkut asal muasal saya. He3x ... Ga' terlalu penting sih, tapi lumayan bikin GR dah ditanya sama Wapres ....

Kedua, ini dia ... salah satu pembicara di KNH hari pertama adalah dedengkot PR yang selain punya basic kuat secara akademis juga punya jam terbang sebagai Presiden Direktur di sebuah perusahaan pertambangan besar di Indonesia selama bertahun-tahun, beliau kini juga memiliki perusahaan konsultan sendiri, Kiroyan Partner. Ya, salah satu pembicara di sana adalah Noke Kiroyan.

Kebetulan, Noke Kiroyan membahas seputar kompetensi dan SKKNI bidang kehumasan dalam presentasinya. Awalnya, beliau mengatakan bahwa betapa sulitnya mendapatkan informasi tentang SKKN Bidang Kehumasan yang sesungguhnya telah diluncurkan oleh Pemerintah sejak 2008 lalu. Namun, beliau berhasil mendapatkan sumber tulisan mengenai SKKNI Bidang Kehumasan itu dari internet meskipun bukan melaui web resmi pemerintah atau instansi yang terkait. Dan, tiba-tiba saja, dalam presentasinya itu beliau menyebutkan, membaca, menyampaikan sebuah kutipan yang beliau ambil dari sebuah blog, dan blog itu adalah blog sayaaaaaaaaaa ... ! Tak tanggung-tanggung, beliau pun menyebut alamat blog saya, http://www.firllydiahrespatie.blogspot.com/ dengan lantang, tegas, jelas dan menyatakan sikapnya : sangat setuju dengan bahasan saya mengenai 'nasib' SKKN yang tertulis dalam blog saya. Maka, saya pun mendadak eksis selama berlangsungnya Konvensi itu hingga akhir acara, karena kutipan sakti beliau ! Ha3x ....

Nah, di ujung presentasi sesinya saya pun memberanikan diri dan memanfaatkan kesempatan untuk bertanya langsung kepada  sang maestro. Beliau pun terkejut dan tersenyum lebar dengan pandangan mata yang bersahabat saat mendengar saya menyebutkan nama saya sebelum mengawali pertanyaan. Kepadanya saya bertanya, kira-kira apa yang harus dilakukan untuk meng'educate para CEO agar memahami peran PR secara benar bahwa PR adalah fungsi manajemen ? Saya pun menyampaikan, seandainya seorang sekelas beliau bersama instansi terkait berkenan melakukan road show ke seluruh BUMN & instansi pemerintah untuk share knowledge dan memberikan pencerahan kepada para CEO tentang kehumasan, tentulah sepak terjang kehumasan di instansi pemerintah berpeluang untuk maju pesat. Pasalnya, sejak awal sejumlah pembicara melakukan presentasi, sebagaimana telah sering saya ungkapkan dan tulis dalam blog saya salah satu hal yang menghambat melajunya profesi kehumasan di Indonesia adalah 'lack of knowledge' (bahkan 'lack of will') justru dari para CEO-nya.

Bisa dibayangkan, orang sekelas beliau tentulah sangat menjaga sopan santun dan etika. Dan beliau menanggapi pertanyaan saya dengan normatif. Pada dasarnya bila hal itu dikehendaki bisa saja dilakukan hal semacam itu yang ditujukan kepada para CEO. Namun yang lebih banyak beliau komentari justru pujiannya atas blog saya yang katanya sangat bagus dan menarik. Beliau juga berharap semoga sejak saat ini, semakin banyak lagi yang akan membaca blog saya ! Walah dalah, saya dapat promosi gratis dari orang sehebat dia ... !!!

Maka saat sesi berakhir, saya pun tak bisa menahan diri untuk bertemu dengan sang Divo, Noke Kiroyan. Sekali lagi, dengan kematangannya dan penuh kebapakan, beliau menyambut tangan saya dan menjabatnya dengan hangat. Saya sampaikan padanya, terima kasih banyak sudah mengunjungi dan membaca blog saya. Beliau pun dengan rendah hati juga menyampaikan terima kasih karena beliau telah mendapatkan materi untuk presentasinya hari itu pun di antaranya setelah membaca blog saya. Katanya, "Yang rajin menulis ya ..." He3x ...

Saya lalu bercerita, bahwa sesungguhnya saya sudah sangat ingin bertemu beliau sejak beliau jadi pembicara di Konferensi Internasional IPRA, awal Februari 2010 lalu di Jakarta. Tapi saya tidak berkesempatan untuk menemuinya karena beliau selalu dikerubuti orang-orang hebat dan wartawan. Sekarang, saat saya berkesempatan bertemu, saya pun meminta kartu namanya. Ternyata, beliau juga meminta juga kartu nama saya. Saat saya berkilah "Bapak 'kan tidak butuh kartu nama saya?" Beliau pun dengan ramah menukas bahwa dia pun butuh kartu nama saya. 

Akibat insiden mendadak eksis itu, maka 'pengakuan-pengakuan' pun mulai bermunculan. Sejumlah mahasiswa dan sarjana komunikasi yang baru lulus pun menghampiri dan menyampaikan pengakuannya bahwa mereka selama ini sudah (pernah) membaca blog saya, dan tidak menyangka akan bertemu saya di perhelatan KNH 2010 ini. Ha3x ... maka peserta yang lain pun mengomentari saya, "eksis ni yeeee" ... sementara yang lain bilang saya "bloger ni yeeeee" .... Sekali lagi kwakakakakakakakak !

Maka saat saya bebersih diri di rest room pun, tiba-tiba teman-teman jadi ramah menghampiri dan mengajak ngobrol. Maka saat acara makan malam teman-teman satu meja pun tak kalah ramah. Bahkan adik-adik mahasiswa dari meja seberang pun pindah. Keesokan hari pun, teman-teman baru yang semula tidak kenal kini jadi akrab. Ha3x ... Tapi percayalah, mengacuhkan atau tidak mengacuhkan saya, mereka semua tetap akan saya hormati sebagai teman-teman yang menyenangkan ....

Merasa senang karena 'eksis' pada dasarnya manusiawi dan hal biasa, itung-itung itu bonus. Tapi yang lebih membuat saya senang adalah bahwa saya merasa bersyukur catatan-catatan saya dapat bermanfaat dan dibaca oleh orang lain. Itu saja ! Apalagi kalau hasil kerja kita bermanfaat bagi orang lain yang menurut pandangan kita dan kebanyakan orang adalah sosok yang hebat !  Wajar 'kan ? Karena sebagai khafilah di bumi, pada dasarnya pada setiap diri manusia itu adalah seorang pemimpin, yang akan dimintai pertanggungjawabannya di hari akhir. Artinya, sebagai manusia hendaknya kita tidak menjadi makhluk sia-sia. Maka sampaikanlah barang satu ayat yang bermanfaat bagi orang lain ....

Thursday 8 July 2010

"KAMU CHINA, YA ?"

Cerita ini sungguh lucu. Kejadiannya hampir sepuluh tahun lalu. Kala itu saya sedang mengikuti proses rekrutmen di salah satu instansi pemerintah. Saat tengah mengantri tes kesehatan saya duduk besebelahan dengan kandidat yang kebetulan asli jawa dan berperangai sangat halus, jawa banget dah pokoknya.

Di tengah-tengah ngobrol, tiba-tiba teman saya ini berguman masgul, katanya, "Wah hebat ya, sekarang instansi pemerintah juga merekrut tenaga kerja keturunan China." Saya pun merespon positif, "Oya ? Memangnya siapa yang China, mba ?" tanya saya. Kawan saya pun dengan yakin bertanya balik pada saya, "Lho, kamu China 'kaaaaaaaan ?" Whaaaaaaaaaat ? Rasanya saya mau ngakak sekeras-kerasnya ! Asli, teman2 saya yang asli China bisa keberatan neh, kalau komunitasnya terselip spek yang hitam macam saya ini ! Ha3x ...

Teman saya ini pun kaget bukan kepalang setelah mendapatkan kepastian bahwa saya bukan keturunan China. Padahal, saat itu ada kandidat lain yang asli Palembang dan lebih layaklah dikira China. Dia berkulit putih persih dan kelopak mata pun tidak terlalu berlipat-lipat amat. Miriplah dengan orang China. Tapi entah kenapa, teman2 saya yang sama-sama tengah mengikuti tes kala itu lebih sreg menuduh saya China ketimbang teman saya yang asli Palembang itu ! Kwkwkwkwk !

Memang sepuluh tahun lalu saya belum mengenakan kerudung setiap hari. Khususnya saat proses rekrutmen itu. Jadi, mungkin dengan mata saya yang cuma segaris, mereka mengira saya adalah China. Tapi padahal 'kan saya hitam banget getooh loh ! Sungguh, saya tidak keberatan disangka China. Saya toh bergaul dengan banyak teman2 China secara damai sejak saya balita. Ironisnya, betapa seringnya saya dituduh seperti itu ya ? Kasian teman2 saya yang asli China donk ya ... semoga mereka tidak keberatan mendapatkan compliment yang spek-nya mirip juga ga' sama mereka. Ha3x ....

Ibu saya yang keturunan Manado dan bapak saya yang asli Yogya membuat saya penampakannya jadi seperti China gosong sih ketimbang China beneran. Tapi anehnya, saya begitu sering dikira China. Lucu ya ? Tapi sekali lagi, pengalaman ini merupakan bukti bahwa sesungguhnya di antara kita tahu bagaimana mengapresiasi orang lain tanpa membedakan ras. Hanya saja, kebetulan saudara-saudara kita yang berethnis China memang lebih suka berwirausaha daripada menjadi pegawai seperti orang melayu kebanyakan. Hal itu sudah menjadi kemampuan genetik mungkin ya ? Makanya tak heran ada pepatah "belajarlah hingga negeri China" karena memang mereka sangat ulet dalam bekerja dan layak menjadi inspirasi kita semua !

Tuesday 6 July 2010

PAK GURU DATANG BERTAMU

Saya, boleh jadi ... menjadi murid yang paling bersyukur untuk urusan yang satu ini. Seorang guru matematika kala SMA dulu, Pak Muktamad, bertandang dan menginap di rumah selama beberapa hari untuk berlibur. Kisahnya berawal saat minggu lalu selepas maghrib tiba-tiba beliau menelopon dan mengutarakan keinginanannya untuk berlibur dan menginap di rumah saya di Jakarta. MS, begitu beliau biasa disapa, adalah seorang guru yang super duper killer ! Padahal, nilai tertinggi yang pernah saya raih saat ulangan dan menjadi muridnya adalah 3,5 ! Ha3x ... ! Begitu pun teman-teman saya yang lain, tapi jangan tanya berapa banyak teman2 saya yang meraih nilai 100 di NEM-nya karena gemblengan beliau itu !!!

Singkat cerita, jadilah MS datang ke Jakarta menggunakan Kereta Cirex pada Jumat siang. Malam sebelumnya beliau berangkat dari rumahnya di Pemalang dan menginap di salah seorang adiknya di Tegal. Beliau memang tinggal di Pemalang, bukan di Tegal. Saya bersama Rina, adik kelas beberapa tahun di bawah saya pun menjelang sholat Jumat meluncur ke Gambir menjemput beliau. Saat kami menemuinya, MS terlihat sedang duduk ngelepar di lantai, bersandar di salah satu pilar besar dengan santai. Cuek banget dah ! Beliau sempat berguman, jangan2 saya tidak serius mau menjemput dia. Ada2 saja, mana mungkin ? Sesaat kemudian kami bertiga pun meluncur menuju blok M dan menikmati masakan ikan kuah asam khas sulawesi di bilangan senopati, jaksel. MS terlihat menikmati betul santap siangnya dan makan dengan lahap.

Kembali ke kantor lewat pukul 14.00 wib, MS saya tinggal di masjid sebelah kantor menunggu saya pulang tepat pukul 16.00 wib. He3x ... pak guru disuruh nunggu. Begitu bubar kantor, MS saya ajak  jajan lagi, kali ini bersama suami di sebuah cafe favorit saya. Niat hati sesungguhnya sore itu saya menghelat reuni dadakan bersama teman2 SMA yang berada di jakarta yang sudah saya hubungi sejak rabu pagi. Sayang, sebagian besar menyatakan ketidaksanggupannya, alhasil reuni dadakan pun batal, saya gagal menggelar surprise untuk beliau.

Selepas maghrib kami pun pulang, langsung nonton tv, ngobrol, istirahat. Keesokannya, pagi2 sekali beliau sudah bangun dan berolah raga bersama suami jalan pagi keliling Bintaro. Tak lama saya menyusul dan mengajaknya melihat pasar kaget yang biasa digelar setiap akhir pekan dan menikmati semangkok zuppa sup. Sejak kedatangannya, beliau mengutarakan ingin beli celana jeans, beruntung, di pasar kaget ada gerai yang menjual celana jeans import. Setelah memilih dan mencoba, dapatlah satu yang cocok. Suami pun memilih satu.

Kembali ke rumah, istirahat dan makan siang. Menjelang asar, beliau saya ajak ke PI Mall untuk menemani saya ujian Bahasa Inggris. Kelar ujian kami pun nonton Russian Accrobat Sircuss Trapezze, makan malam, lalu pulang. Sebelum tiba di rumah, kami sempat mampir beli martabak kesukaan untuk camilan nonton bola. Tiba di rumah, teh poci diseduh, tv dipasang, martabak digelar. Cantiiiik  !!!

Keesokan paginya, jam 07.00 wib pagi kita berlima, saya, suami, MS, dan 2 kerabat yang lain sudah on the way menuju PRJ kemayoran ... !!! Asli seharian itu pun kami ngublek PRJ, makan kerak telor dan pulang mampir ke elektronic city. Wah ... badan ini rasanya mau remuk tapi senang !

Senin pagi, saat saya berkemas kerja, MS juga berkemas, rupanya beliau juga mau pulang. Saat saya tawarkan mau menunggu di Gambir atau di blok M, beliau memilih menunggu di Gambir, padahal kereta Cirek baru berangkat pukul 11.00 wib. Baiklah, pagi2 kami pun meluncur menuju Gambir dan menyiapkan sedikit oleh2 untuk MS dan keluarga di Pemalang. Saya dan suami terpaksa buru2 meninggalkan beliau di Gambir karena menjelang pukul 07.00 wib kawasan sudriman thamrin akan memberlakukan 3 in 1. Beruntung beliau mengerti.

Well, tidak banyak yang bisa saya berikan untuk beliau sesungguhnya, tapi semoga beliau berkenan dengan apa yang sudah saya lakukan selama kedatangannya di Jakarta, dengan segala keterbatasan keadaan kami berdua, saya dan suami.

Yang menarik adalah, sementara saya begitu akrab dengan beliau selama menjadi muridnya, tapi suami sebaliknya. Dulu bagi kami murid yang mengambil program IPA (fisika maupun biologi) dalam seminggu sedikitnya kami belajar matematika 6-8 jam seminggu. Nah, begitu killernya beliau, sampai-sampai setiap kali ada pelajaran matematika, suami saya dulu sudah muntah-muntah di rumah sebelum berangkat sekolah. Untunglah, sejak menikah, suami sudah tidak muntah-muntah lagi kalau bertemu beliau. Menikah dengan saya berarti satu paket, bersahabat pula dengan guru2 dan dosen2 saya. Ha3x ....

Begitu akrabnya saya dengan beliau, saya dan kedua orang tua saya pun 'mampu' meculiknya dari kelas saat mengajar lantaran saya minta ditemani mengurus paspor di Pemalang. Ha3x ... bukan hal baik untuk ditiru nih. Maklum, pengurusan paspor di karesidenan Pekalongan dilayani oleh Kantor Imigrasi Pemalang. Jadi, mumpung sedang berada di Pemalang, sayang donk kalau tidak silaturhami dengan beliau ? Saat kepala imigrasi menyadari bahwa anaknya adalah murid beliau, maka kami pun diterima dengan sangat baik dalam pengurusan paspor. ha3x ... KKN deh ... !

Ha3x ... tanpa saya sadari ternyata saya punya banyak memori dengan guru-guru saya sejak TK, SD, SMP, SMA bahkan kuliah ! Subhanallah, tanpa jasa mereka tentu saya tidak bisa menjadi seperti saya sekarang ini. Maka sudah selayaknya saya menghormati mereka. Walaupun saya bukan orang hebat, tapi setidaknya saya punya pekerjaan, bisa mencari uang sendiri dan inssya Allah tidak kekurangan, karena amal baik beliau semua selama saya sekolah. Semoga Allah swt membalas segala jasa baik mereka dan kami murid-muridnya tidak melupakan jasa baiknya. Amin.