Thursday 8 July 2010

"KAMU CHINA, YA ?"

Cerita ini sungguh lucu. Kejadiannya hampir sepuluh tahun lalu. Kala itu saya sedang mengikuti proses rekrutmen di salah satu instansi pemerintah. Saat tengah mengantri tes kesehatan saya duduk besebelahan dengan kandidat yang kebetulan asli jawa dan berperangai sangat halus, jawa banget dah pokoknya.

Di tengah-tengah ngobrol, tiba-tiba teman saya ini berguman masgul, katanya, "Wah hebat ya, sekarang instansi pemerintah juga merekrut tenaga kerja keturunan China." Saya pun merespon positif, "Oya ? Memangnya siapa yang China, mba ?" tanya saya. Kawan saya pun dengan yakin bertanya balik pada saya, "Lho, kamu China 'kaaaaaaaan ?" Whaaaaaaaaaat ? Rasanya saya mau ngakak sekeras-kerasnya ! Asli, teman2 saya yang asli China bisa keberatan neh, kalau komunitasnya terselip spek yang hitam macam saya ini ! Ha3x ...

Teman saya ini pun kaget bukan kepalang setelah mendapatkan kepastian bahwa saya bukan keturunan China. Padahal, saat itu ada kandidat lain yang asli Palembang dan lebih layaklah dikira China. Dia berkulit putih persih dan kelopak mata pun tidak terlalu berlipat-lipat amat. Miriplah dengan orang China. Tapi entah kenapa, teman2 saya yang sama-sama tengah mengikuti tes kala itu lebih sreg menuduh saya China ketimbang teman saya yang asli Palembang itu ! Kwkwkwkwk !

Memang sepuluh tahun lalu saya belum mengenakan kerudung setiap hari. Khususnya saat proses rekrutmen itu. Jadi, mungkin dengan mata saya yang cuma segaris, mereka mengira saya adalah China. Tapi padahal 'kan saya hitam banget getooh loh ! Sungguh, saya tidak keberatan disangka China. Saya toh bergaul dengan banyak teman2 China secara damai sejak saya balita. Ironisnya, betapa seringnya saya dituduh seperti itu ya ? Kasian teman2 saya yang asli China donk ya ... semoga mereka tidak keberatan mendapatkan compliment yang spek-nya mirip juga ga' sama mereka. Ha3x ....

Ibu saya yang keturunan Manado dan bapak saya yang asli Yogya membuat saya penampakannya jadi seperti China gosong sih ketimbang China beneran. Tapi anehnya, saya begitu sering dikira China. Lucu ya ? Tapi sekali lagi, pengalaman ini merupakan bukti bahwa sesungguhnya di antara kita tahu bagaimana mengapresiasi orang lain tanpa membedakan ras. Hanya saja, kebetulan saudara-saudara kita yang berethnis China memang lebih suka berwirausaha daripada menjadi pegawai seperti orang melayu kebanyakan. Hal itu sudah menjadi kemampuan genetik mungkin ya ? Makanya tak heran ada pepatah "belajarlah hingga negeri China" karena memang mereka sangat ulet dalam bekerja dan layak menjadi inspirasi kita semua !

1 comment:

bayu said...

haha.....kalo liat fotonya mba emang....iya...heheheh

ada garis dari putri campa...ya mbaa....