Thursday 30 April 2009

MENCURI SUSU

Saat masih di sekolah dasar, ibu selalu berlangganan susu sapi murni dalam botol yang diantar kurir bersepeda. Rupanya tetangga sebelah rumah, juga berlangganan susu yang sama. Bila saya berlangganan susu di pagi hari sehingga selalu saya minum sebelum berangkat sekolah, sang tetangga berlangganan susu di sore hari.

Ceritanya, suatu sore, saat saya tengah bermain bersama-sama teman-teman tetangga, saya lihat dari halaman muka rumah, dari balik pagar besi terlihat botol susu milik tetangga baru saja diantar dan diletakkan di antara dua pilar di teras rumah. Saya pun melanjutkan bermain. Namun setelah beberapa waktu berselang, saya perhatikan sang tetangga tidak kunjung mengambil botol susunya. Otak saya pun mulai nakal.

Saya pun kemudian beringsut menuju rumah tetangga, membuka pintu pagar besinya secara perlahan, berjingkat 4-5 langkah menuju teras, berjongkok, dan mengambil botol susu di sana ! Sejurus kemudian, saya sudah berada di dapur rumah, mengambil panci susu, menuangkan seluruh isi susu dari botolnya, lalu kembali berlari menuju rumah tetangga dan meletakkan kembali botol susu yang telah kososng tadi di tempat semula ! Jadilah sore itu saya bisa minum susu panas yang gurih, kegemaran saya.

Keesokan harinya, saat sore hari dan saya tengah bermain bersama teman-teman seperti biasa, saya melihat ibu tetangga yang berperawakan gemuk, hitam dan besar itu sedang berada di teras rumahnya dan berteriak dengan sangat marah kepada si tukang pengantar susu. Ia tidak terima karena kemarin dikirim botol susu dalam keadaan kosong ! Sementara si tukang susu tak kalah marah, ia ngotot bahwa ia telah meletakkan botol susu yang masih berisi penuh ! Saya pun menyaksikan peristiwa itu dengan bloon dan biasa saja.

Namun sekarang, masya Allah, saya pun menyadari ternyata saya nakal sekali ya ? Betapa kasihannya si tukang susu harus mengganti sebotol susu lagi bagi tetangga saya. Gemar minum susu memang sangat baik bagi kesehatan, tapi tentu bukan dengan cara mencuri seperti yang pernah saya lakukan saat kecil. Semoga Allah SWT mengampuni dosa-dosa saya ....

"TELADAN" YANG ANEH

Sebuah ruang kantor yang bersih dan apik mempunyai 2 (dua) toilet dengan peruntukan berbeda. Toilet pria, di dalamnya terdapat sebuah kamar mandi berkloset duduk, wastafel, urinoir serta sebuah kran wudhu di area luar kamar mandi. Sementara toilet wanita, di dalamnya terdapat 2 (dua) kamar mandi dengan closet duduk, dan sebuah wastafel serta sebuah kran wudhu.

Ternyata, sejumlah pegawai pria tanpa rasa malu ikut membuang hajat di toilet wanita. Ironisnya, kebiasaan buruk ini diawali justru oleh atasan. Saat hal tersebut dipertanyakan oleh pegawai perempuan, beliau berdalih bahwa toilet perempuan lebih bersih, sehingga lebih nyaman. Selain itu, jumlah pegawai pria lebih banyak, sehingga menurutnya sah-sah saja bila pegawai pria ikut membuang hajat di toilet wanita. Saat pegawai perempuan berinisyatif untuk mengunci toilet wanita, sang atasan murka. Dengan marah dan geram ia pun menghardik "Norak !" kepada anak buahnya. Sesungguhnya, siapa yang norak dalam hal ini ?

Alasan demikian tentu tidak bisa dianggap benar apalagi dibiarkan. Karena bila persoalannya adalah kebersihan, sebaiknya atasan meminta bagian kebersihan agar membersihkan toilet pria lebih bersih lagi. Selain itu,bila ketersediaan toilet pria dirasakan kurang, sebaiknya atasan melakukan penambahan toilet, bukan menggunakan fasilitas toilet wanita.

Toilet, adalah area pribadi. Bayangkan saja, saat seorang pegawai perempuan hendak memasuki kamar mandi dan mengetahui bahwa kamar mandi yang lain sudah terisi, ia pun bertanya siapakan yang ada di dalam, namun tidak ada jawaban. Tak lama, saat pegawai perempuan keluar dari kamar mandi dan hendak merapikan diri di depan cermin wastafel, keluarlah salah seorang atasan yang lain dari kamar mandi yang terisi itu tadi ! Jadi, kedua makhluk berlainan jenis itu berada dalam satu ruang yang sama di kamar mandi.

Bertahun-tahun, kebiasaan itu hingga kini masih saja berlangsung ! Teladan sang atasan yang kini telah berganti orang, telah diikuti oleh para pegawai pria yang lain untuk melakukan hal yang tidak seharusnya dilakukan oleh orang dewasa, bermartabat, berbudaya dan beragama. Para pegawai pria tetap membuang hajat di toilet wanita. Persoalan ini mungkin sungguh sepele, tapi sekaligus sungguh tidak etis. Benarlah kata pepatah, guru kencing berdiri, murid kencing berlari ... !

Wednesday 29 April 2009

AKU & SAHABAT

Pertama kali saya mengenalnya, di suatu pagi saat kami sama-sama akan mengikuti tes melanjutkan studi di sebuah kampus di bilangan depok. Saat itu, kami sama-sama tengah berjalan kaki di kawasan kampus yang sangat luas dan mencari ruang dan gedung lokasi ujian. Kebetulan kami datang dari arah yang berlawanan. Tiba-tiba saja sang sahabat menegur saya terlebih dulu sembari setengah berteriak, "Mbak, mau ujian juga ya ? Di mana sih ruangnnya ?" sapanya ramah.

Singkat cerita, akhirnya kita berdua sama-sama mencari dan akhirnya duduk bersebelahan selama tes berlangsung. Kejadian itu terjadi pada sekitar pertengahan tahun 1999. Dua bulan kemudian, saat matrikulasi kuliah pertama kali, tanpa sengaja kami bertemu kembali. Seingat saya, saat itu sudah berlangsung jeda makan malam dan kami bertemu secara tidak sengaja. "Hai ! Ketemu lagi !" kami saling bertegur sapa. Dan ternyata kami berada dalam kelas yang sama. Sejak saat itu, jadilah kami ke mana-mana selalu berdua !!!

Rasanya, sepanjang hidup saya, inilah pertama kalinya saya punya sahabat sesama perempuan yang benar-benar memiliki chemistri yang dasyat ! Padahal, kami berdua bagaikan bumi dan langit. Rere, demikian nama sahabat saya, adalah asli keturunan China dan beragama Konghuchu dan ke mana-mana nyaman mengenakan celana pendek. Sementara saya, orang melayu seperti kebanyakan yang kebetulan berkerudung.

Begitu dekatnya kami berdua, sampai-sampai bila kita bepergian kita selalu bergandengan tangan. Dan ... sudah barang tentulah kedekatan kami selalu emnjadi tontonan  setiap orang yang berpapasan dengan kami. Seperti biasa, dengan GRnya dia selalu bertanya, "Fir, emangnya alis gue ga' sama ya kanan dan kiri?" Padahal orang melihat kita karena kita begitu beda satu sama lain, bukan alis matanya ! Ha3x ... ! 

Saya dan Rere bisa menghabiskan waktu seharian muter2 blok M untuk mencari tas import dan baru pulang benar2 kala blok M tutup. Tak jarang, preman blok M pun mengenali keberadaan kami berdua yang sejak pagi berada di blok M dan hingga senja belum pulang. Kala banjir mulai menggenangi blok M akibat hujan besar, kami berdua dengan konyolnya membungkus kedua kaki kami yang bersepatu dengan kantong plastik dan tetaaaap ... melanjutkan jalan2 ! Kwkwkwkwk !

Semasa kuliah, Rere membuat saya nyaris kurang tidur setiap hari karena setelah pulang kuliah pukul 22.00 wib malam, ia kerap melanjutkan rendevouz kita dengan ngerumpi di telpon hingga jam 02.00 wib dini hari. Setiap hari ! Entah apa yang membuat kami berdua begitu dekat, tapi saya menduga, karena kami punya sifat (buruk) yang sama. Ha .. ha .. ha .. !

Semua kesedihan saya tertumpah padanya. Begitupun semua kekonyolannya, terlempar di muka saya, seperti "Fir, gue mo buang sampah sembarangan ya !" atau "Fir, gue mo angkat kaki gue ke atas kursi ya?" begitulah kurang lebih pertanyaan-pertanyaan bodohnya pada saya saat kami sedang di dalam kelas mengikuti kuliah.

Hal seru yang pernah kami lalui bersama adalah, liburan ke Bali bersama-sama plus satu orang teman pria masa sma saya, yang baru saya temui satu kali ! Benar-benar nekat. Awalnya, Rere, keberatan bila kepergian kami diikuti oleh "orang ketiga." Dan saya, seperti biasa, dengan enteng meyakinkan dia, "Lumayananlah, Re. Ada orang laki-laki untuk dijadiin concierge yang angkat-angkat barang kita kalau belanja nanti lho ! Pasti repot !" Rere pun setuju, kita berlibur ke Bali bertiga. Akhir cerita, Rere juga yang menghardik saya "Firlly, elo kalau ga' mau sama dia (teman sma saya itu), elo goblok !" Ha .. ha .. ha .. ! Dan akhirnya, karena 'hasutan'nyalah, saya akhirnya menikah dengan teman sma itu.... !

Latar belakang pendidikan akademis Rere yang seorang psikolog, mungkin membuatnya mampu menilai orang secara obyektif, yang sesuai dengan sifat saya. Ditambah lagi, Rere pun menguasai ilmu tarot, sehingga dia seringkali "meramal" saya secara ilmiah sesuai pertimbangan psikologi dan membandingkannya dengan kartu-kartu tarotnya. Ada-ada saja .... !

Bagi saya, keberadaan seorang sahabat sangatlah penting. Perbedaan di antara kami benar-benar tidak berarti apa-apa ! Kala saya susah, orang tua Rerelah yang menjemput saya di Gambir bila saya datang dari kampung. Mereka mengijinkan saya menginap di rumahnya, dan menyiapkan saya sahur ! Luar biasa !

Kala dokumentasi foto liburan ke Bali kami cetak dan diperlihatkan ke kawan-kawan yang lain, semuanya berkomentar sama, kontras sekali kami berdua. Tapi, itulah kenyataannya, berbeda tapi mesra, tak peduli dia china atau apa pun ras-nya ! Bagi saya, seorang sahabat bisa menjadi soulmate yang ... sangat sulit saya menjelaskannya, apapun asal usulnya ! Bagaimana dengan anda, adakah anda menemukan soulmate seperti saya ?

Tuesday 28 April 2009

RAHASIA IKHLAS

Delapan tahun yang lalu, saya memohon, meminta, menghiba, sedmikian rupa kepada Allah SWT agar mendapatkan pekerjaan, seolah-olah nyawa saya akan tercabut esok hari. Saya meminta dengan sangat, dengan sabar, dengan tawadhu, dengan sungguh-sungguh, pagi, siang, sore, malam tiada henti. Saya juga berniat, akan bekerja sebaik-baiknya di tempat yang sangat saya idam-idamkan selama ini. Alhamdulillahirrobbil alamin ... doa pun terkabul, saya mendapatkan apa yang saya minta.

Saya masih ingat, saat kabar itu datang di bulan Ramadhan, hanya beberapa hari menjelang lebaran. Saya sungguh sangat bersyukur, rasanya saya memenangkan lailatul qodhar. Teringat betapa perjuangan saya yang sungguh berat tidak sia-sia. Tidak mempunyai apa-apa, dan saya berhasil melewati tahap demi tahap tes hingga tes kesebelas berkat dukungan banyak orang dan kerabat juga belas kasihan banyak teman.

Setiap kali mendapat panggilan tes, saya harus menumpang tidur di kos-kos-an seorang sepupu, bahkan teman. Untuk mempersiapkan diri menjelang tes, saya 'terpaksa' minta sedikit uang kepada teman agar bisa membeli buku, untuk belajar. Terakhir, karena sudah sangat malu meminta uang, saya mengumpulkan koin logam sebanyak-banyaknya agar bisa menelepon seorang sahabat yang lain. Saya minta kepadanya untuk membaca buku apa saja tentang ilmu yang akan diujikan agar saya dapat belajar sambil menyimak semua perkatannya, melalui telepon.

Saat saya dipanggil untuk tes wawancara, saya kembali meminta pertolongannya. Dia dan ayahnya dengan tulus menjemput dan menunggu kedatangan saya di stasiun Gambir pada suatu malam. Saya pun diajak menginap di rumahnya. Karena saat itu bulan Ramadhan, ayahnya pulalah yang membangunkan saya dan sahabat, sementara ibunya memasak makanan untuk saya sahur. Padahal mereka tidak berpuasa !

Subhanallah, pengalaman ini sungguh sangat indah, dan rasanya sulit saya lupakan. Pertolongan sahabat yang sangat tulus ikhlas beserta seluruh anggota keluarganya ini, begitu mulia. Padahal, kami berbeda ras dan keyakinan, tentu sangat jarang terjadi persahabatan begitu tulus seperti ini. Namun saya merasakan semua kejadian ini dengan penuh nikmat dan syukur. Luar biasa indah ....

Begitu pula saya merasakan seluruh kesulitan hidup saat itu dengan penuh ikhlas. Masih teringat saat sang sahabat bertanya pada saya, "Firlly, bagaimana mungkin kamu menjalani hidup seperti ini ? Kasihan sekali hidup kamu ..." tanyanya heran dan melas. Tapi anehnya, saya menjawabnya dengan enteng saja, "Sudahlah, Re. Saya tidak apa-apa, saya baik-baik saja." tegas saya mantap. Pembicaraan ini terjadi dalam sebuah box wartel di bilangan Jakarta Selatan.

Kini, delapan tahun berlalu, dada ini terasa sangat sesak menjalani semua. Bukan berarti saya tidak bersyukur, sama sekali bukan. Tapi kenyataannya adalah bahwa sepertinya, ternyata, mungkin, saya tersesat di situasi yang sarat akan hal yang tidak sanggup saya mengerti, sama sekali .... Wallahualam bisawam ....

Saya sungguh tidak bisa lagi memahami semua rahasia ini. Saya tidak mampu mencernanya. Tapi saya meyakini satu hal. Tidak ada satu kejadian di muka bumi ini yang sia-sia. Dan saya belajar dari apa yang saya alami delapan tahun lalu. Saat itu, saya begitu ikhlas menjalani hidup, betapapun sulit dan miskinnya hidup saya saat itu. Itulah sebabnya, walaupun situasi yang saya hadapi saat itu begitu sulit, tapi kemudahan demi kemudahan datang menghampiri saya. Pertongan datang bertubi-tubi tanpa saya harus bersusah payah meminta dan mempermalukan diri saya lebih banyak lagi.

Hari ini, mungkin keikhlasan saya tidak, belum, lebih baik dari keihklasan hati saya seperti delapan tahun lalu sehingga Allah SWT masih menunggu keikhlasan saya yang sesungguhnya. "Dan mohonlah pertolongan dengan sabar dan shalat; dan sesungguhnya salat itu berat, kecuali atas orang-orang yang khusu' ..." (Al Quran, Surat Al Baqarah, ayat 45)

PEMIMPIN YANG ZALIM

Saat salah seorang karib semasa SMA saya meraih suara terbanyak secara mutlak menjadi walikota di kota kelahiran saya, begitu banyak kawan yang bersuka cita dan turut bangga atas keberhasilan si calon walikota. Tapi ada seorang sahabat yang berkomentar sangat, sangat, berbeda. Sahabat yang satu ini secara spontan mengomentari kemenangan si calon walikota ini dengan menyampaikan "innalilahi wainailahi ro'jiun ..." Untung saja, bursa komentar ini terjadi secara virtual melalui mailing list, sehingga apapun reaksi wajah pengomentar tidak terlihat. Termasuk reaksi saya yang tertegun cukup lama di depan kotak jinjing ajaib milik saya.

Menurutnya, bahwa menjadi pemimpin itu adalah sebuah amanah. Jadi dia tidak akan memberikan selamat pada sang calon walikota, hingga yang bersangkutan berhasil melaksanakan amanah yang dibebankan kepadanya dengan baik, hingga akhir masa jabatan. Begitulah, bagaimana seorang sahabat memandang sebuah jabatan sebagai seorang pemimpin. Intinya, bahwa menjadi seorang pemimpin mempunyai tanggung jawab yang besar menyangkut semua orang yang dipimpinnya.

Demikian pula halnya pemimpin kita dalam bekerja. Begitu banyak contoh pemimpin yang tidak amanah. Banyak pemimpin yang mencampur-adukan hal-hal yang tidak semestinya, menggunakan kekuasaannya untuk menyusahkan anak buahnya. Bahkan ada pula pemimpin yang dengan sengaja memperlakukan anak buahnya tidak dengan sepatutnya, melecehkan, merendahkan, mengintimidasi, membuat kemampuan anak buahnya menjadi kerdil dan tidak berkembang.

Pemimpin yang demikian ini mungkin lupa, suatu hari nanti, dia akan ditanyakan apa yang sudah dilakukannya selama menjadi pemimpin. Mereka juga mungkin lupa, bahwa hidup itu berputar, tidak selamanya dia akan berkuasa. Mereka pun bisa jadi lupa, bahwa doa-doa orang teraniaya sangatlah mustajab di mata Allah SWT.

Karenanya Allah SWT berfirman bagi umat manusia perihal memilih pemimpin bagi suatu kaum :

"Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu menjadikan orang-orang kafir sebagai wali selain dari orang-orang yang beriman. Apakah kamu ingin menjadikan alasan yang nyata bagi Allah untuk (menghukum) kamu ?" Al Quran, Surat An Nissa, ayat 144

Sebaliknya, bagi para pemimpin yang diberi amanah pun diingatkan :

"Allah tidak menyukai kata-kaya jahat yang diucapkan dengan terus terang, kecuali dari orang-orang yang teraniaya. Allah adalah Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui" Al Quran, Surat An Nisa, Ayat 148

IRI BUKAN YA ... ?

Setiap kali tahu dan melihat, teman-teman di sekeliling aku sudah begitu berhasil dalam karirnya, asli, itu selalu membuat aku iri. Aku iri, kepengen sukses juga, berhasil dalam karir seperti mereka.

Menurut aku, rasa iri ini bukan semata-mata iri hati yang penuh rasa dengki. Sebaliknya, rasa iri ini lebih banyak berisi motivasi, yang membuat aku berpikir keras, bagaimana caranya agar aku bisa berhasil dalam berkarir. Walaupun, asli ... berjuangnya mpe capeeeeee ... banget, karena cita-cita belum kesampean hingga kini.

Sering banget aku membayangkan, seandainya aku bisa begini, jadi ini, mampu melakukan ini dan banyak lagi. Rasanya capeee ... sekali dengan apa yang ada sekarang ini. Tapi selagi belum ada pilihan lain, apa boleh buat ? Setidaknya, aku harus berusaha mewujudkan cita-cita dan impian aku 'kan dan bukan hanya diam saja ? Bagaimana mungkin nasib kita akan berubah kalau kita sendiri tidak mengubahnya ?

Bila Allah SWT sudah berkehendak, tentu tidak ada yang mustahil 'kan ? Yang penting tetap mensyukuri atas semua yang sudah diperoleh selama ini....

MABOK NAEK BUS

Mabok naek bus, itu udah jadi penyakit aku sejak kecil sampe sekarang. Lebih nyebelin lagi, maboknya bukan cuma naek bus aja, naek mobil bagus pun pasti juga mabok. Semakin bagus, wangi dan keren mobilnya, aku semakin mabok.

Seperti kemaren, senin 25 april saat dinas ke karawang baru bubar jam 16.00. Sudah kebayang deh, macetnya jalan tol dan potensi pulang telat. Biasanya belum jam 17.00 udah nyampe rumah, ini jam segini masih di Karawang. Singkat cerita, bus baru nyampe palatehan, jakarta udah setengah tujuh malam.

Dua setengah jam perjalanan sungguh sangat menyiksa ! Masalahnya, sang kusir bener-bener ga' asik bawa busnya. Kami yang di dalam bus dibuat pusing & mual karena nyupirnya ga' lonsome. Ditambah lagi, sang supir demen banget ngikutin rute macet dan ga' punya inisyatif sedikitpun untuk pindah jalur ! Segitunya udah dikasih tahu, lajur kanan itu untuk orang muter balik, jadinya macet, antri panjang. Supir tetep ga' peduli tuh dan asik dengan dunianya sendiri. Akibatnya, aku mabok deh sampe pagi !

Gara-gara mabok, aku ga' bisa nyupir pulang deh, alergi naek mobil sendiri ! Yang ada aku baru nyampe rumah setengah sepuluh malam ! Aku terpaksa berhenti berkali-kali supaya bisa istirahat, tidur, melepaskan penat & pusing kepala yang minta ampun rasanya. Pokoknya besok lagi kalo ke Karwang, apapun yang terjadi aku akan pulang duluan dan cari tebengan, daripada naek bus yang supirnya terserah gitu dan ga' bisa dikasih tahu ! Nybelein !

Monday 27 April 2009

NONTON KNOWING

Ceritanya, malam minggu daku nonton "Knowing" berduaan sama my huby. Judulnya, acara nonton malam minggu itu ga' asik. Masalahnya, jalan cerita, setting, dan semua bla, bla, bla-nya serem aja. Kesimpulannya, daku sama sekali tidak enjoy geeto lho nontonnya. Hick 3x ....

Kejadian ini ga' ada bedanya sama waktu nonton will smith yang ceritanya anjingnya mati. Pokoknya, ga' asik deh kalau nonton film yang begituan. Nonton film yang seru tuh misalnya ... prety woman. Geeetoo baru asiiiiik ....

Thursday 23 April 2009

AKU KEPENGEN JADI ORANG BAIK

  1. Rajin shalat & ahli ibadah
  2. Sepertinya harus punya sifat sabar
  3. Harus selalu sangka baik kepada siapa saja
  4. Harus selalu berpikir positif tentang apa saja dan optimis
  5. Mau belajar
  6. Tidak suka ngerumpi
  7. Ramah
  8. Sederhana
  9. Berkata-kata yang baik, sopan, dan lemah lembut
  10. Suka menolong
  11. Rajin
  12. Penyayang
  13. Tidak suka marah
  14. Tidak pelit
  15. Jujur

Sepertinya kok susah ya ? Tapi susah kan bukan ga' bisa ? Susah itu bisa tapi harus berupaya keras ....