Pertama kali saya mengenalnya, di suatu pagi saat kami sama-sama akan mengikuti tes melanjutkan studi di sebuah kampus di bilangan depok. Saat itu, kami sama-sama tengah berjalan kaki di kawasan kampus yang sangat luas dan mencari ruang dan gedung lokasi ujian. Kebetulan kami datang dari arah yang berlawanan. Tiba-tiba saja sang sahabat menegur saya terlebih dulu sembari setengah berteriak, "
Mbak, mau ujian juga ya ? Di mana sih ruangnnya ?" sapanya ramah.
Singkat cerita, akhirnya kita berdua sama-sama mencari dan akhirnya duduk bersebelahan selama tes berlangsung. Kejadian itu terjadi pada sekitar pertengahan tahun 1999. Dua bulan kemudian, saat matrikulasi kuliah pertama kali, tanpa sengaja kami bertemu kembali. Seingat saya, saat itu sudah berlangsung jeda makan malam dan kami bertemu secara tidak sengaja. "
Hai ! Ketemu lagi !" kami saling bertegur sapa. Dan ternyata kami berada dalam kelas yang sama. Sejak saat itu, jadilah kami ke mana-mana selalu berdua !!!
Rasanya, sepanjang hidup saya, inilah pertama kalinya saya punya sahabat sesama perempuan yang benar-benar memiliki chemistri yang dasyat ! Padahal, kami berdua bagaikan bumi dan langit. Rere, demikian nama sahabat saya, adalah asli keturunan China dan beragama Konghuchu dan ke mana-mana nyaman mengenakan celana pendek. Sementara saya, orang melayu seperti kebanyakan yang kebetulan berkerudung.
Begitu dekatnya kami berdua, sampai-sampai bila kita bepergian kita selalu bergandengan tangan. Dan ... sudah barang tentulah kedekatan kami selalu emnjadi tontonan setiap orang yang berpapasan dengan kami. Seperti biasa, dengan GRnya dia selalu bertanya, "Fir, emangnya alis gue ga' sama ya kanan dan kiri?" Padahal orang melihat kita karena kita begitu beda satu sama lain, bukan alis matanya ! Ha3x ... !
Saya dan Rere bisa menghabiskan waktu seharian muter2 blok M untuk mencari tas import dan baru pulang benar2 kala blok M tutup. Tak jarang, preman blok M pun mengenali keberadaan kami berdua yang sejak pagi berada di blok M dan hingga senja belum pulang. Kala banjir mulai menggenangi blok M akibat hujan besar, kami berdua dengan konyolnya membungkus kedua kaki kami yang bersepatu dengan kantong plastik dan tetaaaap ... melanjutkan jalan2 ! Kwkwkwkwk !
Semasa kuliah, Rere membuat saya nyaris kurang tidur setiap hari karena setelah pulang kuliah pukul 22.00 wib malam, ia kerap melanjutkan rendevouz kita dengan ngerumpi di telpon hingga jam 02.00 wib dini hari. Setiap hari ! Entah apa yang membuat kami berdua begitu dekat, tapi saya menduga, karena kami punya sifat (buruk) yang sama. Ha .. ha .. ha .. !
Semua kesedihan saya tertumpah padanya. Begitupun semua kekonyolannya, terlempar di muka saya, seperti "Fir, gue mo buang sampah sembarangan ya !" atau "Fir, gue mo angkat kaki gue ke atas kursi ya?" begitulah kurang lebih pertanyaan-pertanyaan bodohnya pada saya saat kami sedang di dalam kelas mengikuti kuliah.
Hal seru yang pernah kami lalui bersama adalah, liburan ke Bali bersama-sama plus satu orang teman pria masa sma saya, yang baru saya temui satu kali ! Benar-benar nekat. Awalnya, Rere, keberatan bila kepergian kami diikuti oleh "orang ketiga." Dan saya, seperti biasa, dengan enteng meyakinkan dia, "
Lumayananlah, Re. Ada orang laki-laki untuk dijadiin concierge yang angkat-angkat barang kita kalau belanja nanti lho ! Pasti repot !" Rere pun setuju, kita berlibur ke Bali bertiga. Akhir cerita, Rere juga yang menghardik saya "
Firlly, elo kalau ga' mau sama dia (teman sma saya itu), elo goblok !" Ha .. ha .. ha .. ! Dan akhirnya, karena 'hasutan'nyalah, saya akhirnya menikah dengan teman sma itu.... !
Latar belakang pendidikan akademis Rere yang seorang psikolog, mungkin membuatnya mampu menilai orang secara obyektif, yang sesuai dengan sifat saya. Ditambah lagi, Rere pun menguasai ilmu tarot, sehingga dia seringkali "meramal" saya secara ilmiah sesuai pertimbangan psikologi dan membandingkannya dengan kartu-kartu tarotnya. Ada-ada saja .... !
Bagi saya, keberadaan seorang sahabat sangatlah penting. Perbedaan di antara kami benar-benar tidak berarti apa-apa ! Kala saya susah, orang tua Rerelah yang menjemput saya di Gambir bila saya datang dari kampung. Mereka mengijinkan saya menginap di rumahnya, dan menyiapkan saya sahur ! Luar biasa !
Kala dokumentasi foto liburan ke Bali kami cetak dan diperlihatkan ke kawan-kawan yang lain, semuanya berkomentar sama, kontras sekali kami berdua. Tapi, itulah kenyataannya, berbeda tapi mesra, tak peduli dia china atau apa pun ras-nya ! Bagi saya, seorang sahabat bisa menjadi
soulmate yang ... sangat sulit saya menjelaskannya, apapun asal usulnya ! Bagaimana dengan anda, adakah anda menemukan
soulmate seperti saya ?
2 comments:
asallamualaikum....
-fir kelingan aku ora? adi kempung..
mbiyen ndableg-ndablege sma 1 tegal, termasuk ente lah hue..he..he.. guyon nok ayu.....
priben kabare....ora tau krungu kabare? anake wis pira? saiki nang endi? kayong adem-adem bae laka infone....
-kye enyong saiki nang pemalang.. kawin karo wong pemalang...anake loro wadon karo lanang.
sing wadon jenenge rosa umure 2 taun
sing lanang jenenge raga umure 9 wulan bareng laire karo anake panjul (ferry) ya.. senenglah duwe anak komplit. gari nggedekna nganti sekolah ben pada pinter. aja kaya bapane yaa. ya ora firr...
nyong kerjane nang tegal. tak laju pemalang tegal... bojoku pe`en`es nang pemalang. dadi aku ngalah sing dilaju...priben kabare bocah-bocah ffir....
indarjo wis mati firr... kelingan ora... sing mbiyen karo aku, fajar, ndarjo...
mati kecelakaan nang sragen 3 bulan yang lalu...
ora nyangka yaa,,, ya wis kaya kuwe bae yaa nok ayu....
aja klalen karo aku ya contreng raine aku, ben ora dadi caleg.hue...he...(ping telu) wasallam wr wb
Innalillahi wainailaihi ro'jiun ...
Post a Comment