Menurut spesial neurolog, berdasarkan hasil pemeriksaan EEG ternyata di kepala saya ada sesuatu yang tidak wajar khususnya di otak sebelah kanan. Itulah sebabnya saya sering merasa tegang di sekujur tubuh sebelah kanan, terutama punggung, leher dan belikat sebelah kanan, hingga betis. Persoalannya, sakit kepala sebelah kiri atas yang berdenyut-denyut intens ini, dokter belum menemukan jawabannya. Untuk itu saya perlu MRI di rumah sakit yang letaknya jauh dari rumah. Waduh, pergi ke RS Pondok Indah atau Seloam terlalu jauh, saya bakal kecapean di jalan. Apalagi naik ambulans dengan posisi tidur semakin pusing deh saya. Jadi penumpang aja saya tukang mabok, ditambah ini sakitnya memang sakit kepala, bisa dobel deh sakitnya. Jadi, untuk sementara, saya belum MRI.
Dokter menduga, saya pernah mengalamai benturan hebat sebelumnya. Hal itulah yang dokter diskusikan bersama ibu, dan ibu memastikan bahwa sejak lahir saya langsung menangis, normal dan tidak pernah jatuh hingga dewasa. Tapi saya ingat, saat mengikuti pendidikan kesamaptaan pendidikan polri di lido, sukabumi maret 2002, saya pernah dibanting dengan sengaja dengan dalih berlatih atau bercanda oleh lawan latihan taekwondo yang seorang pria. Saya ingat, saya komplen berat saat itu karena saya benar-benar merasakan sakit. Bukannya cengeng, toh saya sejak kelas 3 SD sudah latihan karate dan selalu menjadi yang terbaik setiap ujian kenaikan tingkat, hingga SMA, tidak pernah cedera saat berlatih. Intinya, ada kode etik dalam berlatih bela diri. Mungkin benturan itulah penyebab trauma, memar di kepala sehingga menimbulkan sakit kepala yang saya rasakan selama ini.
Tiba di rumah pasca dirawat di rumah sakit, malam pertama (seperti malam-malam sebelumnya di rumah sakit) saya seperti biasa tidak bisa tidur karena sakit kepala. Ga' terasa air mata menetes karena menahan sakit. Suami lalu telepon ibunda (ibu mertua, memberi kabar bahwa air zam-zam pemberiannya yang sudah didoakan mertua saat berhaji akan diminumkan kepada saya). Jadilah, suami menuangkan sedikit ... sekali air zam-zam ke dalam cangkir kecil. Kembali dia mendoakan air zam-zam itu dengan khusuk. Sementara saya terus saja mewek. Biasa, cengeng. Tak lama, suami pun memberikan air zam-zam itu untuk saya minum. Juga dengan doa, saya minum penuh rasa nikmat. Alhamdulillah, nikmat betul .... Suami pun bertanya, "Lagi ?" tawarnya. Kontan saya jawab, "Lagi." Begitu hingga yang ketiga kali. Terakhir, suami menuangkannya sekali lagi ke gelas, mendoakannya, lalu mengusapkannya ke kepala saya yang sakit itu. Tak lama saya pun tertidur, pulas....
Keesokan harinya, subhanallah ... sakit kepala itu sudah jauh berkurang. Intensitasnya tidak lagi seperti selama ini yang saya rasa. Biasanya, sakit kepala berdenyut-denyut ini selalu muncul, berkontraksi secara intens hampir setiap lima detik sekali, bahkan kurang. Saking nyerinya, saya mpe' merem-merem menahan napas karena sakit. Jadi, kebayang 'kan betapa tersiksa dan sakitnya, karena sepanjang waktu dari bangun tidur hingga mo' tidur lagi harus merasakan sakit kepala itu yang selalu muncul dengan intensitas cukup sering dengan rasa sakit yang hebat. Namun dengan air zam-zam, sekarang rasa sakit itu sudah mulai menghilang, sesekali muncul kalau saya kecapean saja, itu pun tidak sehebat yang dulu saya rasa.
Subhanallah ... keajaiban air zam-zam memang tidak perlu dipertanyakan lagi, ditambah doa orang tua, mertua, ditambah doa suami, sungguh kombinasi doa dan obat yang paling mujarab. Bagi perempuan, ridho Allah adalah ridho suami. Begitulah kebesaran Allah SWT dan keajaiban air zam-zam bekerja ... Jadi ujian sakit ini sungguh sangat tidak ada artinya bila dibandingkan dengan kebesaran dan kemurahan Allah SWT dengan segala ciptaannya. Subhanallah ....
No comments:
Post a Comment