Thursday 4 June 2009

GILA SEPATU

Ini adalah kebiasaan buruk saya, penggila sepatu. Parahnya, menurut akal logika saya juga, saya cenderung membeli sepatu branded yang tergolong mahal untuk ukuran saya, ketimbang sepatu non branded kebanyakan. Tapi sisi positifnya, saya tidak pernah membeli sepatu branded itu dalam keadaan normal, jadi saya hanya membeli pada saat obral saja. Itu pun kalau obralnya cuma 50% biasanya masih tidak saya beli. Jadi kalau sudah special price, artinya diskon lebih dari 50%, baru deh ... saya beli, maklum saya cewe "modis" alias cewe modal diskon ! Wuakakak ....

Dulu, saya kerap beli sepatu branded yang seringkali promosi buy one get one alias beli satu gratis satu. Tapi ternyata, brand sepatu yang satu ini seringkali sakit kulit, alias kulit sepatunya jadi pecah-pecah dan cepat rusak. Jadilah, saya tidak pernah membeli brand itu lagi. Walaupun beli sepatu modal diskonan, saya tetep ga' mau rugi, tetap harus dapat sepatu yang berkualitas baik. Itulah sebabnya saya termasuk jarang beli sepatu. Tapi sekali waktu ada obral, maka saya bisa beli 2, 3 atau 4 pasang sepatu sekaligus ! Tapi itu kejadian setahun sekali juga ga' mesti ....

Saking gilanya sama sepatu, saya sering membeli 2 (dua) sepatu sekaligus dengan model yang sama, tapi beda warna. Seingat saya, sejak saya bekerja saya sering tuh beli sepatu dengan cara begitu, sekali ada model yang cocok dan harganya obral, saya akan langsung beli dua pasang dengan warna yang berbeda. Kalau dihitung-hitung, sepertinya saya sudah 4 kali beli dua pasang sepatu sekaligus dengan model yang sama lantaran obral ! Bukan hanya itu, kadang saya nekat tetap membeli sepatu dua pasang sekaligus walaupun ukuran yang biasa saya kenakan tidak ada. Jadi, karena ukuran kaki saya 37, maka toleransi nomor sepatu saya bisa 36 dan 38. Wuakakak, nekat ya ... !

Tapi asli, kebiasaan ini kebiasaan ga' baik. Walaupun tetap saja saya sering berkilah kalau sepatu itu 'kan barang yang relatif tetap ukurannya, tidak seperti baju yang bisa berubah-ubah karena kita bertambah gendut atau bertambah kurus. Artinya, investasi sepatu jauh lebih hemat dan awet ketimbang beli baju. Makanya, kadang saya tidak terlalu milih model sepatu, sepanjang itu elegan dan klasik, saya embat saja. Tidak hanya itu, saya juga menggunakan cara yang sama bila terpaksa harus beli baju resmi untuk ke kantor. Mungkin kebanyakan perempuan akan tahu deh, harga blazer kerja perempuan harganya amit-amit. Makanya saya pun membelinya kalau obral saja.

Pendek kata, saya anti beli apapun dengan harga normal. Wuakakak ... Walhasil suami pun berkomentar, "Kalau begitu mendingan kalau mau belanja kita nunggu obralan aja ya, mih ?" tanyanya penasaran. Dan saya, hanya senyum-senyum deh menyimaknya, asik nih ... berarti kalau ada obral boleh donk saya cari-cari barang, kali-kali ada yang mur-mer alias murah meriah ... BTW, jangan ditiru ya, kebiasaan buruk saya ... ga' baik !

No comments: