Wednesday 17 June 2009

LEGA RASANYA ....

Jadwal mengajar semalam sesuai rencana di awal dimanfaatkan untuk ice-breaking, simple survey & evaluasi. Menarik sekali, dan rasanya bisul pecah dengan keakraban suasana semalam. Bila 2 (dua) pertemuan terakhir berturut-turut saya selalu nyasar setiap kali pulang ngajar lantaran selalu nyupir sambil mikirin kondisi kelas, semalam Alhamdulillah ... saya bisa pulang dengan hati yang legaaaa ... rasanya.

Walaupun agak terlambat dan baru dilakukan di pertemuan ke-sembilan setelah UTS, tapi ice-breaking semalam cukup efektif untuk menyadarkan kita semua yang ada di sana (kelas). Akhirnya, masing-masing siswa pernah mendengar nama, kegiatan atau pekerjaan bahkan usia teman-teman satu kelasnya selain kuliah malam.

Diskusi kedua, adalah mini survey menyoal seberapa banyak teman satu kelas yang masing-masing siswa kenal atau miliki. Berdasarkan survey, sampling n = 12 (50%) dari N= 24 siswa, terbukti bahwa ternyata sebanyak 33% responden atau 4 orang siswa hanya mengenal kurang dari 5 (lima) orang teman sekelasnya. Sementara sebanyak 3 (tiga) siswa atau 25% mempunyai teman 6 & 7 (atau masing-masing 25%). Sebanyak 1 (satu) orang siswa mempunyai teman 8 & >10 (masing-masing 8,3%). Berdasarkan data yang ada artinya, siswa yang punya teman lebih banyak dari 5 orang (6, 7, 8, atau > 10) jumlahnya jauh lebih sedikit. Tentu, kondisi ini memprihatinkan sekaligus membuktikan kepada para siswa betapa lemahnya pertemanan (jaringan) yang berhasil mereka bangun selama 8 kali pertemuan (hampir dua bulan) dalam sebuah komunitas yang hanya terdiri dari 54 orang saja. Hal inilah yang diduga mempengaruhi buruknya perolehan nilai ujian karena antarsiswa jarang melakukan interaksi secara intim. Artinya, kenal secara personal saja tidak, bagaimana antar siswa akan melakukan kegitan-kegiatan lain yang lebih menyenangkan dan berkualitas sehubungan dengan aktivitas belajar mengajar seperti berbagi berbagai informasi dan belajar bersama ya ?

Terakhir, adalah evaluasi bersama, tidak saja bagi siswa tapi juga bagi saya. Saya berusaha banyak memotivasi para siswa dengan mengungkapkan kelemahan mereka selama ini dalam proses belajar dan mengerjakan tugas maupun ujian. Sebaliknya, para siswa pun saya beri kesempatan untuk mengkritik saya secara bebas dan rahasia dalam selembar kertas. Hasilnya pun, langsung saya respon saat itu.

Kritikan para siswa tampaknya tidak lebih dari komentar yang menurut saya lebih pas disebut sebagai pujian ya ? Seperti komentar mereka bahwa saya terlalu perfeksionis, tegas, cukup menguasai materi, smart dsb. Nah, kritikannyalah yang sangat menarik. Menurut para siswa ... saya terlalu cepat dalam berbicara, saya menggunakan metode yang tidak lazim seperti pemanfaatan internet dalam tugas dan berkomunikasi dengan siswa, saya juga terlalu banyak memberikan tugas (padahal cuma 3), oya saya juga dianggap lebai karena suka show off dengan kemampuan saya, selain itu para siswa mengklaim bahwa selama ini mereka sudah berupaya semaksimal mungkin dan melaksanakan tugas sebaik-baiknya tapi mengapa hasilnya masih buruk juga, saya pun dinilai sering melampaui waktu mengajar, dan terakhir ... ini dia yang menarik ... saya tidak sedap dipandang karena pucat alias tidak berdandan ... !!! Wuakakak ....

Asli ... diskusi semalam sungguh sangat menarik. Persoalannya, kalau sudah soal berdandan saya sungguh mati gaya karena saya tidak suka dan tidak bisa berdandan seperti kebanyakan perempuan yang lain. Saya harus banyak berterima kasih kepada semua siswa-siswa saya yang sudah mengingatkan banyak hal yang mungkin selama ini hal-hal tersebut saya anggap tidak penting. Semoga, saya dan juga para siswa dapat bersama-sama memperbaiki kekurangan kami masing-masing sehingga dapat berprestasi lebih baik lagi sesuai porsi kami masing-masing. Amiiin ....

No comments: