Senin pagi ini menyusuri tol jagorawi, bogor, memasuki km 25 di kejauhan terlihat sesuatu bergerak-gerak di tengah jalur truk.
Saya mengendarai si jeruk dengan gamang sambil tak putus istighfar. Dua hari berturut-turut anak kucing di rumah meninggal, rasanya saya stress sekali dihadapkan pada keputusan sulit pagi ini.
Semula sempat terlintas dalam pikiran untuk terus melaju. Pasalnya saya berada di jalur tengah dengan kecepatan 100 km/jam. Sekelebatan saya melihat sejumlah mobil melintas di atas si anak kucing tanpa berhenti.
Saya putuskan dalam hati untuk menyelamatkannya. Saya lihat di kejauhan anak kucing itu masih hidup. Dosa rasanya membiarkan dia...
Cepat saya berpindah 3 (tiga) jalur ke kiri. Sedan taksi biru baru saja melintasi si anak kucing. Dengan ujung mata saya melihat sebuas bus putih besar mengekor di belakangnya. Sambil istighfar saya menyerobot persis di depan bus dan berhenti melintang di depannya. Saya pasrah, andai Si Jeruk kesayanganku satu2nya tersundul hidung bus.
Saat Si Jeruk berhenti saya melirik kaca spion, si bus tampak berhenti nyaris beberapa cm dengan Si Jeruk. Klakson pak supir & mobil lain tidak lagi saya hiraukan.
Secepat kilat saya buka seat belt & central lock, membuka pintu, dan saya berlari menghampiri anak kucing yg terdiam kebingungan dengan tubuh mungilnya merunduk merayap di aspal.
Sebelum masuk ke dalam kabin Si Jeruk, saya sempat menunjukan & mengangkat tubuh si anak kucing ke atas agar terlihat supir bus. Ia pun tidak lagi membunyikan klaksonnya.
Si anak kucing saya letakan di kaki kursi kiri depan. Tak terdengar sedikitpun suaranya. Sambil berkendara saya pungut & saya letakan di pangkuan. "Are you okay, pus?" saya bertanya. Tentu, si pus tetap terdiam.
Saya meraba tubuhnya, dadanya, terasa sekali degupan jantungnya cepat luar biasa. Kami berdua sama2 stres. Tak lama memasuki cibubur yang macet, si anak kucing pun tertidur lelap. Alhamdulillah....
Memasuki km 57 tol karawang timur, si anak kucing bangun dan mulai mengajak bermain. Ya Allah, makhluk sekecil& selemah ini, kenapa harus dibuang di jalanan...?
Tak suka binatang, tak apa. Tapi tolong janganlah nenyiksa binatang. Kasihan....
Sesungguhnya aku berharap rasa sayangku terhadap kucing2 & semua makhluk hidup lainnya, tumbuhan ataupun hewan, dapat menjadi amalanku yang menjadi syafaat saat aku mati nanti.
Karena Allah SWT sudah begitu sayang sama aku. Maka sayang aku sama kucing2 yang dibuang di jalanan bahkan yg kehujanan terbuang pukul 03:00 pagi buta itu tidak seberapa divanding nikmat yang Allah SWT beri untukku, kedua orang tuaku, adiku & seluruh keluarga serta kita semua.
Maka cuma menyayangi kucing saja, itu sungguh mudah...
No comments:
Post a Comment