Saturday 3 December 2016

Al Maidah ku ....

Dua malam berturut-turut menjelang 2 Desember 2016, saya selalu terbangun di sepertiga malam. Dan persis di hari Jumat, 2 Desember 2016 itu, sejak pukul 01.00 dini hari saya sudah terbangun, dan tidak bisa kembali tidur. Mashaa Allah ....

Persis pukul 02.00 wib saya pun beranjak dari tempat tidur. Menyiapkan baju putih dan perlengkapan berjihad, mengisi back pack dengan sejumlah kebutuhan, jas hujan, payung, topi, pel2an, sarung tangan sholat, kaos kaki cadangan, baju putih cadangan, 4 buah agar2, vitamin, kamera saku, 3 buah telepon genggam (saya tidak punya dan bukan pengguna power bank), sandal japit, vitamin, dompet, uang, serta charger ....

Bersama sahabat-sahabat sesama jamaah Masjid As Shaf Emerald Bintaro yang juga mendaftar melalui Daarut Tauhid, saya pun berangkat pukul 04.00 pagi berniat mengejar shalat subuh di Masjid Istiqlal. Setelah memarkirkan kendaraan di Stasiun Besar Gambir, kami berjalan kaki menuju Istiqlal. Tentu situasi seputar stasiun menuju Istiqlal sudah mirip dengan suasana Masjidil Nabawi, Madinah Al Munawarah ... penuh dengan bus parkir dan jamaah berpakaian putih berjalan kaki di antara sela-sela bis ....

Setelah menunaikan sholat subuh, kami mulai beringsut mencari posko Daarut Tauhid. Jangan tanya bagaimana suasana masjid saat itu. Ramai bukan main. Kami menyimak khotbah subuh sembari menyaksikan ribuan jamaah lalu lalang dan menunaikan sholat subuh tiada henti hingga menjelang terbit matahari.

Akhirnya kami bertemu dengan rombongan Daarut Tauhid. Kami didata, diberi syal, diberi makan nasi, diberi roti, diberi air minum dan diberi arahan. Santri-santri muda itu, mungkin separuh umur saya. Tapi ilmu mereka jauuuuuh ... lebih banyak dari saya. Luar biasa ....

Usai melaksanakan Sholat Dhuha dan sarapan, kami mulai beranjak menuju Lapangan Silang Monas. Suasana silang Monas, sudah ramai, penuh orang. Tiba di Monas kami para akhwat mulai berpisah dengan para ikhwan. Kami menuju sisi utara persis di sebelah kanan Tugu Monas. Sementara para ikhwan berada di depan, mungkin mendekati panggung.

DAN ALAM PUN TUNDUK ....

Sekitar pukul 09.00 acara pun dimulai, dibuka oleh senandung istighar oleh Opik. Lalu Ustadz Arifin Ilham, pun memulai dengan mengajak seluruh kami semua untuk menyebutkan asma Allah, Allah, Allah, Allah, teruuuus ... dan mata kami pun mulai basaaaaah ... air mata mengalir tak terbendung.

Aduh, duh, duh, duh ... Yaa Allah ... saat kami mulai beristighfar, maka sesenggukan kami semua mulai bersahut-sahutan, keheningan yang amat sangat teramat menggetarkan kalbu. Dan langit terik yang sempat singgah di atas kepala kami, tiba-tiba berubah menjadi teduh, angin berhembus sangat lembut menyejukan hingga relung hati ... Yaa Allah ... alam pun tak berdaya, alam pun tunduk ... mendengar asmaMu disebut. Dan demikianlah seterusnya alam bersikap manakala doa tengah dipanjatkan. Subhanallah ....



Lalu berturut-turut ustadz Hidayat Nur Wahid, memberikan tausiah. Disusul Syekh Ali Jaber, membacakan 12 ayat pertama Surat Al Kafh. Berikutnya Habib Abdurrahman Segaf, memimpin doa dan mengingatkan betapa kejadian ini adalah cara Allah menegur kita, yang selama ini mungkin mengabaikan Al Quran. Maka kami para jamaah pun kembali menangis sedih, malu, menyesal ....

Lalu Ustadz Bactiar Nasir menyampaikan orasi singkatnya yang sangat membara, dilanjutkan dengan tausiah KH. Abdullah Gymnastiar atau Aa Gym yang mengajak seluruh jamaah untuk memahami indahnya makna perbedaan, bahwa sebuah kekokohan yang terbangun dalam hidup ini bisa jadi terbangun justru oleh sebuah kelembutan ....

Saat beliau menutup tausiah dengan mengajak kami semua berandai-andai, bilamana Rasusullah ada di antara kita saat itu, maka apa yang akan kita lakukan ... ? Mashaa Allah ... kami pun kembali berurai air mata. Yaa Allah Yaa Rabb ... membaca shalawat untuk kekasihMu saja, kerongkongan ini tercekat, terlebih saat di depan raudah, "Assalamualaika Yaa Rasulullah ... !" kalimat itu sungguh mampu mengkoyak-koyak hati, apalagi berandai-andai begini ....

TERIK, MENDUNG, TERIK, GERIMIS, TERIK, HUJAN ....

Cuaca hari Jumat itu agak tidak menentu. Saya lebih dari 3 kali mengunakan jas hujan, copot lagi, pakai lagi, copot lagi, pakai lagi. Payung ? Demi menghalau panas terik, payung dipasang lagi, lipat lagi, pasang lagi, lipat lagi, entah tidak terhitung sudah berapa kali, hingga rusak terlepas satu kaitannya ...

Mengapa bisa begitu ? Karena panas terik selalu terhalau oleh setiap doa yang dipanjatkan. Karena setiap kali kami bermunajat, tiba-tiba lagit begitu teduh. Namun manakala doa terhenti, langit kembali menghadirkan teriknya. Subhanallah ....

Dan saat Ustadz Arifin Ilham mengajak kami bermunajat dan memohon "Turunkanlah hujan, yaa Allah sebagai petunjuk dan jawaban atas turunnya rahmatMu kepada kami semua ..." maka Allah pun mulai menurunkan rahmatNya, sedikit, demi sedikit ... Allahu Akbar !!!

SHALAT JUMAT TERINDAH ....

Seingat saya ini kali kedua bagi saya sholat Jumat di tanah air. Menjelang waktu sholat, gerimis sudah beberapa kali turun. Namun sesaat menjelang khotbah sebelum sholat Jumat berakhir, hujan benar-benar sudah turun, walaupun tidak terlalu deras, tapi cukup membuat kami basah kuyup. Alhamdulillah nikmatnya ....

Sesaat kami dipersilakan sholat sunnah, kami sudah sholat dalam keadaan kehujanan, bersujud dalam genangan air yang membasahi dahi dan wajah.

Alhamdulillah. Dan kala sholat Jumat dilaksanakan, doa yang dibacakan di antara ruku dan sujud di rakaat kedua, sungguh sangat panjang, nyaris sama lamanya seperti sholat gerhana, yang dianjurkan untuk membaca surat dan doa-doa yang panjang. Maka kami pun ada sekitar lebih dari 15 menit berdiri dan berdoa di antara ruku dan sujud.

Sungguh, inilah salah satu sholat berjamaah terindah yang pernah saya lakukan sepanjang hidup saya. Shalat dalam keadaan kehujanan, basah kuyup, berlinang air mata, kelelahan, terluka hati, penuh cinta, kesedihan membuncah, penyesalan tiada tara, kerelaan dan semangat berjihad demikian membara, campur aduk jadi satu. Masha Allah ... Alhamdulillah ....

BERSIH-BERSIH BERSAMA AA

Saat aksi damai berakhir, saya dan juga puluhan akhwat lainnya yang tergabung dalam santri dan santriwati Daarut Tauhid diminta pimpinan kelompok untuk tidak meninggalkan silang Monas. Tugas kami belum usai. Kami masih bertugas untuk membersihkan silang Monas.

Maka bersama Aa Gym yang memimpin dan turut membersihkan dan memunguti sampah, kami pun para akhwat mulai membuat lingkaran pagar manusia yang berisi para akhwat pemungut sampah yang membawa kantong sampah, sapu lidi dan pengki. Kami berjalan menyusuri lapangan Silang Monas di sepanjang sisi utara hingga barat persis di depan panggung.

Saya sempat berujar kepada teman sekantor yang kebetulan juga mengikuti aksi damai, dan berjumpa di lapangan saat aksi berakhir, "Rasanya seperti sedang pramuka ..." sambil tak bisa menahan tertawa, antara senang dan takjub luar biasa. Sementara teman saya tak henti-hentinya berkomentar, "Lucu ya ... lucu yaa ..." menyadari apa yang kami lakukan merupakan hal yang sangat indah dan menyenangkan ....

Begitu kelar bersih-bersih, Aa mengumpulkan kami persis di bawah panggung. Beliau mengulangi lagi khotbahnya atas permintaan kami semua. Dan kami pun kembali tertawa-tawa menyimak tausiahnya. Aa membubarkan majlis dengan doa, lalu menutupnya dengan mengajak kami semua untuk bertakbir sambil menunjukkan jari telunjuk ke arah langit. Sangat menggetarkan hati dan relung jiwa ! Mashaa Allah !

PULANG JALAN KAKI

Ini diaaaaaa ... !!! Karena terpisah dengan rombongan berangkat, saya pun akhirnya pulang bersama Siti Kamila, teman sekantor saya itu. Aplikasi gojek mental semua. Baiklah ... mungkin sudah waktunya bagi saya belajar jalan yang sebenarnya. Belajar mengalahkan jalanan yang basah licin berlumpur hancuran kardus air mineral yang lumat oleh air hujan di sepanjang jalan budi kemuliaan. Berjibaku dengan genangan air dan minimnya jalan yang tersisa karena harus berbagi dengan ribuan jamaah di jalanan dan ratusan kendaraan yang terparkir di sepanjang jalan.

Bagaimana pun setelah 17 bulan therapy belajar jalan lagi dan menjalani 2 operasi besar dalam kurun waktu 7 (tujuh) bulan, post op meniscus dan Caesar myoma uterus, saya harus berbesar hati bahwa saya tidaklah orang yang sama seperti sebelumnya. Disabilitas menjadi bagian hidup saya kini. Namun, apapun yang Allah tetapkan untuk saya sudah barang tentu yang terbaik bagi diri saya.

Maka di hari itu, saya berjalan kaki sejak subuh dari Gambir, Istiqlal, Silang Monas sisi utara, berdiam hingga pukul 13.00 wib memungut sampah dan menyusuri sisi utara monas hingga sisi barat dan berakhir hingga mendekati pasar Tanah Abang ! Allahu Akbar !!! Saktinya sayaaaa ... hhahahaha ... Alhamdulillah .... :D

Beruntung saya menemui seorang ibu ojek, maka saya pun diantar menuju stasiun tanabang. Di sanapun masih harus mengantri tiket berdiri mengular. Hahaha ... saat akhirnya tiba kembali di rumah pukul 16.00 wib itu artinya saya sungguh telah meninggalkan rumah persis 12 jam, dan itu lelahnya sungguh melebihi saat umraa ataupun thawaf di Masjidil haram, Mekah Al Mukaramah, di siang hari bolong pukul 12.00 atau 14.00 waktu setempat.

Namun apalah arti kelelahan saya itu bila dibandingkan dengan para mujahidin dari ciamis yang hingga terluka berdarah-darah jari-jari kakinya ? Walaupun, sungguhpun ibu jari kaki kanan saya tengah bernanah menguning, sehingga akhirnya saya memutuskan mengenakan kaus kaki dan bersandal jepit saja sejak meninggalkan Masjid Istiqlal. Tapi itu pun sungguh tak terasa sakit dan berasa apa-apa lagi hingga saat ini, walaupun masih menguning dan bernanah .... :D

Semoga Allah meridhoi apa yang telah saya lakukan. Hal kecil yang tidak sebanding dengan para mujahidin dan mujahidah yang berperang dalam arti sesungguhnya demi agamaMu Yaa Allah, membela RasulMu, membela KitabMu. Aku sungguh bersyukur telah diberi kesempatan untuk hadir berjumpa dengan mereka orang-orang sholeh yang berdiri paling depan, bertakbir sepanjang waktu mengagungkan asmaMu yaa Allah ... Allahu Akbar !!! 

Sungguh kejadian ini, pengalaman ini memberi hikmah yang luar biasa bagi kami semua. Insya Allah ini semua menjadikan kami semakin bertakwa ... Aamiin ... aamiin ... aamiin ... yaa Rabbal alamiin ....





No comments: