Sunday, 17 January 2010

JANGAN BELI BATIK CHINA ... !!!

Indonesiaku ... 2 Oktober 2009 lalu, kita baru saja dengan bangga menerima pengakuan dunia bahwa batik menjadi budaya asli milik Indonesia. Jauh hari sebelum itu, terlebih-lebih hari itu ... banyak orang berbondong-bondong mengenakan batik terbaik mereka.

Kini setelahnya, industri garmen pun makin menggeliat dengan dagangan batiknya. Segala desain dan warna batik dari berbagai daerah tumpah ruah dengan berbagai pilihan rupa dan harga. Dari pedagang kaki lima, di pasar, hingga mall dan butik super mahal menjual aneka batik berbagai daerah khas Indonesia, dari sabang hingga merauke ! Dari yang murah Rp. 30.000,- an hingga yang ... Rp. 30 juta-an. Waduh, ada ga' sih baju semahal itu ?

Masalahnya ... kini begitu banyak produk / barang china memasuki pasar Indonesia, tak terkecuali batik. Maka, masuklah berbagai ragam batik palsu buatan china memenuhi pasar Indonesia. Keunggulan mereka, jelas ... harga jual yang sangat murah mulai Rp. 25.000,- - Rp. 30.000,- untuk satu potong baju atasan.

Masyarakat kita tak peduli batik yang mereka beli berasal /buatan dari mana, apa nama motifnya ? Sebagai pembeli, hitungan mereka hanya satu, pilih yang paling murah. Itu prioritasnya. Sayang sekali bangsa ini, sudah mendapatkan pengakuan dunia namun justru bangsa dan negara lain yang diuntungkan secara ekonomi/finansial.

Makanya, kenali dengan baik budaya negeri sendiri, kenali pula ciri dan keunggulan masing-masing budaya yang sangat beraneka ragam dan corak, supaya tidak salah dalam memberikan penghargaan atas prestasi bangsa sendiri.

Bagaimana cara membedakan batik Indonesia dengan batik palsu china ?


  1. Corak batik cenderung kusam;

  2. Warna batik cenderung warna-warni ada hijau, biru dan ungu;

  3. Motif batik yang banyaj dijual di pasar cenderung kontemporer (tidak jelas bentuknya) dengan pola dasar kotak-kotak atau seperti paduan kotak-kotak kain perca ukuran besar;

  4. Tarikan garis dan pengisian warna pada disain cederung miss-print/bergeser dari pola dasar;

  5. Ada pula yang motifnya menyerupai motif lokal, tapi paduan warna batik china cenderung kurang harmonis;

  6. Harga cenderung lebih murah secara ekstrim ketimbang produk asli dalam negeri;

Kalau memperhatikan ciri-ciri tersebut di atas, tanpa kita sadari pasti kiat semua sudah sering menemui produk batik palsu seperti ini di pasaran 'kan ? Atau bahkan sudah sering membelinya ? Agar lebih dapat memastikan lagi, hanya pengetahuan akan kekayaan budaya negeri sendirilah yang dapat memastikan dan membantu kita untuk membedakan antara batik asli Indonesia dengan batik palsu buatan china.

Maka cintailah budaya Indonesia, termasuk berbagai motif dan warna aslinya, seperti sogan khas Surakarta, putiham khas Jogyakarta. Ada pula motif mega mendung khas cirebon, batik sasirangan khas kalimantan, ada motif pesisiran (pantai utara) yang penuh warna warni kecil2 kceil, ada motif tegalan, ada motif kawung, parang, truntum, sidomukti, dll. Maka, kenali dan terus lestarikan budaya bangsa seluruhnya, terus-menerus, dan berkesinambungan kepada generasi sesudah kita!

1 comment:

Rifqi Rahmawan said...

Setujuuuuu...!!
Yuk, tuker komen. Saya juga punya sosial blog "Mengenal Lebih Dekat Islamic Center Samarinda" di http://islamiccentersamarinda.blogspot.com