Sunday, 28 February 2010
NEVER NEVER NEVER
Wednesday, 24 February 2010
KASIH SAYANG PEMBANTU
 Kisah berikut ini adalah salah satu fenomena yang mungkin tidak pernah kita sadari keberadaannya, namun sungguh terjadi pada diri kita. Ada banyak hikmah yang dapat dipetik dari realita ini. Semoga, kita sebagai orang tua dapat memperbaiki diri dan mengembalikan apa yang menjadi hak anak-anak kita ....
Kisah berikut ini adalah salah satu fenomena yang mungkin tidak pernah kita sadari keberadaannya, namun sungguh terjadi pada diri kita. Ada banyak hikmah yang dapat dipetik dari realita ini. Semoga, kita sebagai orang tua dapat memperbaiki diri dan mengembalikan apa yang menjadi hak anak-anak kita ....- pembantu
- ibu
- ayah
Ternyata ... jawaban si anak adalah ... pembantu !!!
Tak pelak lagi, maka komentar pun bererot panjang ....
Sekali lagi, kisah ini bukan bermaksud mendeskriditkan pihak manapun. Namun ... hal ini bisa jadi merupakan salah satu bukti, fenomena, realita yang terjadi di sekitar kehidupan kita selama ini. Itulah potret sesungguhnya yang dimiliki seorang anak kecil tentang lingkungannya, terutama tentang keluarganya.
Bahwa, yang ditemui oleh seorang anak di tengah keluarga yang kedua orang tuanya bekerja adalah ... mereka, anak-anak itu, adik-adiknya, selalu diasuh oleh pembantunya, bukan oleh orangtuanya. Jadi apa yang mereka lihat dalam keseharian kehidupan mereka adalah sejak bangun tidur, dimandikan oleh pembantu, berpakaian dibantu oleh pembantu, sarapan disuap oleh pembantu, sekolah diantar pembantu, pulang dijemput pembantu, tidur siang ditemani pembantu, belajar didiajari pembantu, les diurusi pembantu, ke mall digendong pembantu, tidur malam, kembali ditemani oleh pembantu. Orang tua, hanya mendampingi secara "seremonial" saat di pintu mobil hendak berangkat sekolah, cium tangan, pipi kanan kiri, dah-dah dan ambil rapot ....
Akibatnya, hasilnya, ya ... wajarlah bila mereka menganggap bahwa yang memiliki kasih sayang adalah pembantu. Karena pembantulah yang selalu mengasuh mereka.
Bayangkanlah bila jawaban seperti itu ternyata merupakan jawaban sebagian besar siswa ? Bukankah realita tersebut akan sangat menyedihkan ? Semoga ... peristiwa ini dapat menjadi hikmah bagi kita semua, terutama sebagai orang tua. Anak-anak berhak atas kasih sayang kedua orang tuanya. Demikianlah fitrah menjadi orang tua, wajib menyayangi anak-anaknya, dan demikian pula fitrah bagi anak-anak ... berhak dicintai dan disayangi oleh orang tuanya ....
Tuesday, 23 February 2010
MUI TOLAK ALAT PEMINDAI TEMBUS PANDANG
 Dalam salah satu pemberitaan surat kabar harian nasional pagi ini termuat sebuah gambar yang memperlihatkan seorang gadis tengah menjadi model bagi peragaan sebuah alat pemindai canggih di salah satu bandara internasional di Amerika Serikat. Di sekeliling sang gadis semampai tersebut puluhan kuli disket dan fotografi berebut mengambil gambar dan tampak memperhatikan bagaimana alat pemindai tersebut bekerja. Mengapa mereka tampak begitu antusias ? Pasalnya, alat pemindai itu, konon kabarnya mampu mendeteksi obyek, dalah hal ini manusia secara tembus pandang. Nah lho !!!
Dalam salah satu pemberitaan surat kabar harian nasional pagi ini termuat sebuah gambar yang memperlihatkan seorang gadis tengah menjadi model bagi peragaan sebuah alat pemindai canggih di salah satu bandara internasional di Amerika Serikat. Di sekeliling sang gadis semampai tersebut puluhan kuli disket dan fotografi berebut mengambil gambar dan tampak memperhatikan bagaimana alat pemindai tersebut bekerja. Mengapa mereka tampak begitu antusias ? Pasalnya, alat pemindai itu, konon kabarnya mampu mendeteksi obyek, dalah hal ini manusia secara tembus pandang. Nah lho !!!- Melanggar hak azasi manusia
- Melanggar norma agama, dalam hal ini khususnya kaidah Islam
Persoalannya, di Indonesia mungkin saja ... pemerintah tidak menggunakan alat pemindai tersebut, secara gitu ... harga alat itu bisa jadi sangat mahal. Tapiiiiii ... pi ... pi ... pi ... belum tentu negara lain memiliki pemahaman yang sama tentang hal ini 'kan ? Lagian kan mereka lebih kaya gitu ... Jadi membeli alat itu bisa jadi gak masalah gitu lho ... Jadi, kalau warga negara Indonesia (khususnya yang muslim) bepergian ke luar negeri dan dideteksi dengan alat pemindai tersebut, tentu tetap akan terampas hak azasi dan hak beragamanya bukan ?
Sesungguhnya hal ini bukan persoalan sara, khususnya menyangkut soal agama. Hanya saja, kebetulan Agama Islam mengatur secara tegas mengenai aurat seluruh umatnya, dan itu bukan hanya bagi kaum perempuan saja, termasuk pula kaum laki-laki. Bahwa keduanya tidak diperkenankan mempertontonkan aurat kepada mereka yang bukan muhrimnya. Namun, batasan aurat bagi perempuan dan laki-laki berbeda ukurannya ....
Jadi ,bagaimana bagusnya mengatasi persoalan ini ? Apakah anda keberatan bila tubuh anda dilihat dengan sengaja oleh orang lain yang bukan siapa-siapa anda, untuk kepentingan yang ... mungkin agak lebai dipaksakan bila anda termasuk orang yang pantas dicurigai sebagai teroris ... ? Karena alat pemindai itu bisa jadi digunakan karena salah satu alasannya adalah untuk mencegah masuknya teroris dan narkoba ... Bagaimana menurut anda ?
Sunday, 21 February 2010
WHAT'S A DIFFICULT TO BE A PROFFESSIONAL !
Sunday, 14 February 2010
KAYA JALANGKUNG
Sunday, 7 February 2010
I'LL DIE WITHOUT EMAIL
 Oh my God, it seems that I will die without email & internet. Why does internet become so important for human being ?
Oh my God, it seems that I will die without email & internet. Why does internet become so important for human being ?Monday, 1 February 2010
NIK NOK NIK NOK
 Tik ... tok ... tik ... tok ... serasa dunia ini mati ? Ga' juga sih. Hanya takjub saja dengan apa yang bisa terjadi di dunia ini. Betapa sulitnya untuk dipahami hidup ini. Manusia memaknai setiap kesulitan seolah hidup ini sudah mati. Begitu pendeknya, begitu putus asanya.
Tik ... tok ... tik ... tok ... serasa dunia ini mati ? Ga' juga sih. Hanya takjub saja dengan apa yang bisa terjadi di dunia ini. Betapa sulitnya untuk dipahami hidup ini. Manusia memaknai setiap kesulitan seolah hidup ini sudah mati. Begitu pendeknya, begitu putus asanya. 
