Sunday 15 August 2010

Panggilah dengan sebaik-baiknya sebutan

Seorang laki-laki beranak 4 (empat) selalu memanggil istrinya dengan sebutan "ndut". Sementara sang istri dan keempat anaknya memanggil keduanya dengan sebutan ayah dan ibu. Satu demi satu anak-anaknya pun menikah. Anak pertama, perempuan, menikah. Anak kedua seorang laki-laki, pun menikah.

Anak lelaki ini memiliki seorang istri yang langsing, kecil, mungil. Namun apa yang terjadi, si anak lelaki ini memanggil istrinya pun dengan sebutan "ndut" ! Boleh jadi, ia menyebut istrinya demikian karena selama berpuluh tahun ia menyaksikan orangtuanya, ayahnya, memanggil ibunya dengan sebutan demikian. Mungkin ia berpikir bahwa sebutan yang demikia itu adalah sebutan yang wajar atau biasa-biasa saja. Sayangnya ia tidak tahu sebutan yang demikian itu sangatlah menyakitkan perasaan bukan saja bagi istrinya, bahkan juga bagi yang mendengar ....

Begitulah tanggung jawab orang tua. Tanpa mereka sadari mereka telah menjadikan anak-anaknya meniru perbuatan mereka, baik dan buruknya. Karena setiap anak itu pada dasarnya dilahirkan fitrah, putih bersih seperti secarik kertas, kedua orang tuanyalah yang menjadikan mereka seorang majusi atau muslim ....

Padahal rasulullah senantiasa memanggil istrinya dengan sebutan "Ya Khumairoh" , atau berarti "Hai si pipi kemerah-merahan." Dalam setiap nama dan sebutan adalah sebuah doa, maka sebutkanlah dengan sebaik-baiknya sebutan bagi setiap orang yang kita kasihi dan sesama umat manusia ...

Laki-laki sebagai makhluk Allah SWT, seringkali hanya 'tahu' sedikit haknya. Padahal kewajiban dari padanya jauh lebih banyak & berat. Bahwa kehebatan laki-laki justru terletak pada keutamaannya dalam memperlakukan perempuan sebagai makhluk yang sangat dimuliakan Allah SWT, secara baik. Sebagaimana rasul menjawab pertanyaan salah seorang sahabat, tentang siapa yang paling dihormati di dunia ini, maka Rasul menjawab "Ya ibumu, ibumu, ibumu, baru bapakmu ..."

Maka, laki-laki sebagai imam keluarga tanpa ilmu (agama) yang ada hanyalah kerusakan di muka bumi. Perempuan diciptakan dari tulang rusuk laki-laki yang bengkok. Maka bila kau paksakan ia akan patah. Karenanya memang sudah menjadi fitrahnya seorang laki-laki itu memang melindungi, menafkahi dan menghormati perempuan. Laki-laki tanpa perempuan mau jadi apa ? Perempuan tanpa laki-laki pun akan menjadi apa ? Maka Allah pun berfirman "Kujadikan kamu sebagai makhluk yang berpasang-pasangan dari kaummu sendiri agar engkau merasa nyaman kepadanya ..."

Sebaliknya, sudah menjadi fitrahnya, perempuan adalah mahluk yang lemah lembut. Maka tidak seharusnya laki-laki meperlakukan perempuan dengan kasar, dalam kata apalagi perbuatan. Hanya laki-laki pengecut dan kerdil hatinya yang memperlakukan perempuan dengan kasar. Kekasaran laki-laki dalam memperlakukan perempuan menunjukkan kedangkalan dan kesombongan hatinya terhadap ketentuan Allah SWT ....

1 comment:

murnisaroso said...

Setuju mbak Firlly, tapi mungkin aja waktu pacaran si isteri memang ndut... sehingga ndut menjadi panggilan kesayangan.. tapi setelah menikah istrinya gak ndut lagi, mestinya panggilannya diganti ... hanya saja karena sudah terlalu biasa memanggil ndut, maka susah menggantinya .....anyway, ini tulisan yg menarik dan patut direnungkan ...