Ceritanya sejak usai lebaran lalu saya sakit tak jelas. Tiba-tiba saja bangun tidur itu mendadak badan ini ngilu semua. Sakit itu terasa saat saya menunggu bapak diperiksa di UGD rumah sakit dekat rumah. Saya piker, karena bapak akhirnya diopname, saya putuskan saya baik-baik saja, cukup istirahat di rumah. Tapi ternyata, 3 (tiga) hari istirahat tidak kunjung sehat, saya malah panas tinggi. Akhirnya, saya dan bapak pun bersebelahan kamar deh di rumah sakit sama-sama diopname.
Nah, bicara soal sakitnya itu, sungguh menarik loh. Karena dari hasil lab semua baik-baik saja. Jadi yang saya rasakan itu, panas tinggi, badan ngilu semua, terutama di persendian tangan dari siku, pergelangan tangan dan telapak tangan. Pada kaki juga serupa, lutut, pergelangan kaki dan telapak kaki, sakitnya luar biasa. Jadi yang namanya telapak kaki itu ga' bisa napak ke lantai. Sementara lutut ga' bisa ditekuk. Alhasil, sholat pun saya sambil tiduran dan berangsur-angsur sambil duduk.
KEBAIKAN SAHABAT
Adalah seorang sahabat shalat berjamaah di masjid sebelah kantor yang begitu kasihan melihat saya. Beliau ini adalah seorang sederhana penjual kelontong alat-alat elektronik seperti mur, lem, obeng, lampu, tang, gergaji dan sejenisnya. Beliau pulalah yang rajin membawakan saya masakan karena beliau tahu saya tidak punya pembantu ! Saya dinafkahi oleh seorang pedagang kaki lima. Beliau kasihan melihat saya, sebab setiap kali sholat saya hanya bisa duduk sambil selonjoran kaki. Sementara setiap kali usai sholat, untuk berdiri saja saya harus dibantu orang lain karena pergelangan tangan saya tidak mampu menahan tubuh saya, sakit banget !
Tiba-tiba, jumat pagi, beliau menghubungi saya, "Kamu nanti ke sini ya, saya mau cerita. Duh, gimana ini saya bilangnya ?" Alhasil, menjelang Jumatan saya bertemu beliau dan mendengarkan kisahnya. Singkat kata, menurutnya, saya ini sakit dibikin orang. Siapapun yang mengirimkan penyakit itu pada saya, menginginkan hal yang sangat maksimal atas sakit saya. Maka beliau meminta saya untuk banyak berdoa.
"Alhamdulillah ... " cuma kata itu yang keluar dari mulut saya. Saya ga' tahu ilmu apa-apa soal beginian. Jadi saya berucap, "In shaa Allah saya baik-baik saja ..." Saat saya Tanya kepada beliau, kenapa melakukan ini, padahal saya tidak memberi informasi apa-apa pada beliau, sambil tertawa-tawa beliau berucap, "Saya kan punya kartu nama kamu ..." Waduh, saya sendiri lupa kapan memberinya kartu nama.
Sungguh tidak masuk di akal saya, bila manusia sedemikian berupayanya untuk mengejar dunia. Saya tahu, dalam kehidupan ini ada orang yang menyukai upaya lebih untuk melengkapi hidupnya. Caranya ya, bermacam-macam, selain cara-cara yang lazim dan rasional.
Persoalannya, saat ada pihak yang katanya melakukan hal demikian kepada saya, (wallahualam bisawam, ingat kisah tukang pijat) itu sungguh-sungguh membuat saya super duper heran. Lah saya ini siapa ? Pejabat bukan, orang pinter bukan, kaya raya juga ga, cantik apalagi (ga banget kan ?), lah kenapa harus merasa terancam dengan keberadaan saya ? Atau mungkin saya kege-eran. Bisa jadi alasannya karena sekedar tidak suka saya saja. Kalau ga suka kan, terserah, ga suka ya ga suka aja, jadi mau berbuat jahat apa-apa yang ga perlu alasan apa-apa lagi. Namanya juga ga suka ....
Sekali lagi ya, saya kan ga' ngerti nih, urusan perklenikan. Saya juga ga' mau dosa karena urusan ini. Jadi kalaupun beberapa orang menyarankan saya melakukan ini itu, saya akan berpikir serius dan memastikan mana-mana yang sesuai dengan akidah, mana yang tidak.
Seorang tante rupanya sudah mengamati apa yang sedang dan tengah saya alami sejak sebelum ramadhan lalu. Beliau juga tercengang mengetahui apa-apa yang telah saya alami sejak berbulan-bulan lalu sebelumnya. Namun seiring berjalannya waktu, sedemikian besarnya ujian yang saya alami, rupanya apa yang saya alami sebelumnya adalah untuk kebaikan saya.
Bersedekah, yang penting bukan jumlahnya, namun istiqomahnya, sustainability-nya , keberlanjutannya, konsistensinya, frekuensinya. Jadi bersedekahlah setiap waktu, dengan hartamu, dengan senyummu, dengan bantuanmu dalam memudahkan urusan orang lain, dengan ilmumu, dan banyak hal lainnya, bahkan dengan sholatmu, dirimu sudah bersedekah kepada ratusan sendi yang ada pada tubuhmu. Subhanallah ....
RIDHO ALLAH
Sesungguhnya, tidak ada yang lebih mewah dalam kehidupan dan kematian umat manusia selain ridho Allah SWT Sang Pencipta dan Pemilik Hidup seluruh makhluk. Maka sungguh saya merasa sangat malu bila saya harus berkeluh-kesah dengan apa yang saya alamai saat ini. Saya jauh lebih merasa takut bila Allah membenci saya dan menjauhkan saya dari karuniaNya.
Saya bersyukur masih memiliki orang tua, bapak dan ibu, yang in shaa Allah selalu ridho dan mendoakan saya. Karena ridho Allah adalah ridho orang tua. Jadi, semoga Allah mengampuni saya dan senantiasa meridhoi saya, pada hidup saya dan mati saya, pada dunia saya dan akhirat saya, senantiasa menguatkan saya, senantiasa melindungi saya, senantiasa memberikan pertolongan kepada saya dan kita semua, aamiin ....
No comments:
Post a Comment