Betapa congkaknya daku, dan dengar respon brondong yang satu ini, daku sungguh terkesiap dan disadarkan ....
Biasanya, karena urusan daku tiap hari kerja ketemunya orang2 kantor, jadi daku berpikir semua orang yang daku hadapi itu kondisinya sama. Jadi, singkat kata, daku ini gemar sekali ngompori (memotivasi) orang muda untuk melakukan banyak hal positif selagi masih muda, seperti nyuruh sekolah lagi, nyuruh beli LM (logam mulia) untuk tabungan, beli rumah, dll. Nah, jadi saben kali ketemu pegawai baru di kantor tuh, daku demen banget tuh ngompor2in mereka untuk melakukan hal2 itu ....
Ceritanya, saat beberapa minggu lalu daku les piano, daku melakukan hal yang sama pada guru pianoku itu. Padahal guru pianoku itu, sepertinya memang seorang musisi sejati gitu, jadi ya aktivitasnya saat ini memang 'hanya' bermain piano dan mengajar di beberapa sekolah musik. Sebelumnya konon si cute2 ini memang pernah bekerja di salah satu consulting firm yang berhubungan dengan periklanan karena si cute2 memang sarjana komunikasi jurusan periklanan, tapi berhenti karena memang pasionnya adalah bermusik.
Sementara menurut Mba Pop, person in charge di tempat daku les piano, si cute2 ini tipikal orang yang menikmati hidup. Jadi si cute2 bukan model orang yang ngoyo, bahwa hidup kudu gini, kudu gitu. Singkat kata ga seperti daku yang sangat targeted dalam hidup dan harus well planned tentang segala sesuatu. Maka saat daku terlibat obrolan pendek menjelang shalat maghrib berjamaah bersama si cute2, daku berasa salah ngomong gitu ....
Gw : "Memang Oktober nanti ulang tahun ke berapa sih ... ?"
Guru piano : "Ke berapa ya ?" cengar-cengir ga mau kasih tahu gitu
Gw : "Halah, ke-xx aja ..."
Guru piano : "Lha itu tahu ... kok tahu sih mba ?"
Gw : "Brondong model kamu mah dah kebaca berapa umurnya ..."
Simak betapa congkaknya kalimat daku berikutnya ....
Gw : "Waktu aku seumur kamu, aku sudah beli rumah sendiri ...."
Guru piano : "Kan rejeki tiap-tiap orang beda-beda, mba ..."
Gw : "Oh iya yaaa ..." #makjleb
Congkak yaaa ... ?
Salah sasaran ...
Dan itu sungguh bukan sebuah ukuran ....
Walaupun niatku baik untuk memotivasi.
Karena yang daku hadapi adalah seorang muda lelaki,
yang daku pikir akan mengimami ....
Tapi obrolan singkat itu sungguh menampar muka.
Agar daku lebih berhati-hati saat berkata-kata.
Tidak menyamakan semua hal yang ada di depan mata.
Tidak semua orang itu choleric kan yaaa ...
Apalagi, tidak semua orang itu choleric melancholic ....
Kecuali daku dan si ganteng - dokter orthopaedist-ku,
yang ulang tahunnya cuma beda sehari, jadi cama percis perilakunyeee ....
cama-cama choleric melancholic (sempurna) ...
eeeaaaaa ... balik lagi ... teteeeeuuup .... :p
Jadi ya ... pelajaran yaaa ...
Jangan congkak lagiiii ....
No comments:
Post a Comment