Sunday, 15 November 2015

ANOTHER EPISODE OF MINE

IGD, DAY 1

Ceritanya ya Selasa itu, 13 Oktober 2015 daku meriang. "Seperti biasa", ga bisa bangun dari kasur, badan menggigil tapi suhu tubuh tinggi, sakit sekujur badan, kena air musuhan, kepala sakit luar biasa, ga kuat bangun, bangun bentar bawaannya mau rebaaaaaaahhh ... mulu ....

Bada ashar, mengalah pada alam. Sekuat tenaga nyupir ke IGD rumah sakit yang jaraknya cuma sekitar 4 km dari rumah. Langsung diinfus, muntah2, biasa deh, sakit ala gue ya begitu itu. Menjelang maghrib, akhirnya daku putuskan menghubungi teman2 di symphony, tempatku les piano. Adminnya orang menado, berasa saudara jadinya, gurunya brondong cupu2 kekinian, berasa punya adek laki2 .... (yaaah kalau bisa sih diembaaat ... buset daaah ... ! Istighfaaaar ... !!! hahahaha ... #becanda).

Mereka datang dengan khawatir, daku menunggu cek darah, dan hasilnya, yeaaaaay ... HB ku 6 (padahal HB normal perempuan 12,5) ! Maka dokter internist dipanggil, dan diputuskan daku harus opname malam itu juga. Dan daku, daku, daku ... tahu dunk ... sok super woman ... ? Menolak tegas untuk diopname. Alasannya ? Apalagi kalau bukan anak-anaku ... ? Kuning, abu, utih, kentek2, siapa yang urus kalau kutinggal prung begitu ? Teteuuup ... :p

Alhasil setelah teken surat di atas materai, daku pun melenggang pulang dengan pede, sok sehat, kelar diinfus paracetamol sekantong aja padahal, nyupir sendiri ke rumah, lemes2 ngangetin spageti yang kumasak paginya sambil berdiri doyong2 ...  :p

IGD, DAY 2

Daku pikir ini pagi mau siap2 berangkat ke rumah sakit untuk opname. Ternyata eh ternyataaaa ... daku ga bisa banguuuuunnn cuiii ... !!! Ini hari lebih parah dari yang kemarin ... ! Kebayang tanggungan kerjaan yang belum kelar. Belum paking baju, padahal koper di kamar atas. Belum beli makan kucing untuk ditinggal opname padahal ga' megang uang tunai (artinya daku kudu jalan ke toko karena ga bisa delivery). Belum nitipin cemeng padahal anak kucingnya ada banyak ... waduh pusiiiing palak berbie .... !!!

Maka, maksain mandi, pegangan tembok naik ke kamar atas ambil koper, lalu paking. Naik mobil, nitipin anak kucing, belanja makanan kucing sekarung, pulang, mpe pos jaga minta satpam ke rumah untuk nurunin karung makanan kucing, sekaligus naikin koper dari dan ke atas mobil. Daku sudah ga ada tenagaaaaa cuiii ... !!!

Bada dhuhur, meluncurlah ke rumah sakit, sepanjang jalan daku nabrakin separator jalan gegara badan udah oleng maksimal yeee ... dan setelah perawatan nyaris 6 jam di UGD gegara HB turun lagi di angka 5, akhirnya daku masuk kamar juga, opname .... Pfuuuiiiihh ....

"KAMU AMBIL STNK YA DI GAMBIR ..."

Nah ini dia yang bikin jantungan ... Lagi tepar-teparnya, Selasa siang itu, bokap telpon, minta daku nyusul ke gambir ambil STNK si jeruk. Bujug buneeeengg ... mana sanggup ... ? Saat daku terima telpon bokap aslinya daku lagi guling2 ga karu2an nahan sakit sendirian di kamar, masih di rumah, daku masih bisa acting dunk, "Halo ? Iya, aku ga' bisa, aku ada kerjaan ... (Selasa kan masih kerja harusnya, padahal tahu dah, daku mo mati rasanya, hahaha ...)" Kesimpulannya, "Oh, ya udah, dipaketin aja, alamat rumah kamu di-sms ya !" Whaaaaat ... pusing palak gini suruh sms, buka mata aja ga kuaaaaat ... !!!  :(

Siangan dikit, bokap telpon lagi, "Mana alamatnya ?" Siang lagi bokap telpon lagi, "Nanti kamu janjian aja sama temen bapak ambil stnk di McD BSD, ya ..." Siangan lagi bokap telpon lagi, "Ini no telpon temen bapak, kamu simpan nanti kamu telpon nomor ini ..."

Siangnya, temen bokap telepon, nanyain ini STNK mo diambil kapan, daku bilang, aslinya daku sedang sakit, tapi tolong jangan bilang bapak ya ? "Loh, kok ?" katanya. Iya, daku bilang, nti kalau daku sudah sehat daku ambil stnk nya. Yang ada siang kucari2 nomor telponnya di log tab, ga ada, ya sudah. Kumaha engke wae lah urusan stnk, ga mo pergi2 naik si jeruk ini ....

Rabu pagi2 masih belum jam 8, temen bokap sudah telepon lagi, nanyain itu STNK mo diambil kapan. Daku bilang daku masih meriang. Katanya, "Wah tahu gitu tadi diantar aja ya, saya pagi2 tadi sudah keluar padahal. Makan telor bebek ma madu, bla, bla, bla ... tahu dah ... " Daku cuma ho oh, ho oh, aja ....

Sorenya, bokap telpon lagi, "STNK nya sudah diambil belum ?" tanyanya. Dan setiap kali bokap telpon, daku yang njenggelek, akting seolah2 daku sehaaaaaaaaaattt banget ... getoooh, padahal daku lagi diinfus, dicolokin jarum tangannya kanan kiri gegara susah masukin infus, kedinginan, pusing kepala, meriang, semuanyaaa .... !!! Hihihihihi .... drama banget hidup gueee .... :p

KAMIS, 15 Oktober 2015

Sudah di kamar rawat inap. Suhu tubuh tetap tinggi, setiap hari sejak di IGD tgl 13 Oktober periksa darah, Hb, tidak juga bergerak, di angka situ2 aja. Dokter internist, masih berharap daku bisa naik Hb tanpa transfusi. Whatever, daku ga ngertilah soal gituan. Jadilah, sepanjang hari daku selimutan dan bolak balik matiin dan nyalain ac kamar gegara meriang. Badan bau acem, dasteran, ga bisa dan ga boleh mandi, pokoknya jelek maksimal.

Menjelang tengah malam, menggigil semakin tidak tertahan, daku sudah pakai 2 selimut. Lewat tengah malam, asli badan ini sudah tidak kuat, tapi saya masih 'bernego' dengan diri sendiri, pencet bel ga ya panggil suster, kasihan, jam segini sedang enak2nya tidur soalnya. Menjelang jam 2 dini hari, daku menyerah, daku pencet bel, karena badan sudah berguncang-guncang tidak terkendali.

"Suster saya minta selimut ..." pinta saya. Suster bergegas mengambil sebuah selimut lagi, jadilah saya mengenakan 3 selimut. "Suster tolong pasangkan warmer ..." saya merasa semakin tidak karu2an. Suster bergegas keluar mengambil warmer machine yang dilengkapi selang besar berdiameter 12 cm seukuran paralon. Dua orang suster stand by bolak-balik menjaga daku di kamar. "Suster tolong panggil dokter, saya sudah tidak kuat ..." , tak lama, "Suster saya minta selimut lagi ..." Dan daku pun ditutupi oleh 4 lembar selimut tebal, warmer machine menyala dan selangnya menyelinap di antara kaki, ac kamar mati total, dan badan daku pun semakin terguncang-guncang tidak karu2an.

"Suster tolong peluk saya, tolong peluk saya ..." saya meminta dengan berusaha keras untuk membaca istighfar yang itu terasa sangat susah karena sungguh ini sekujur badan berguncang sangat hebat. Kaki pasca operasi meniscus pun sakit bukan alang kepalang.

"Suster tolong tindihin saya ..." saya kembali meminta dengan iba. Seorang suster serta merta memeluk daku dengan erat dan menindihi tubuh daku ini di sepertiga malam yang sangat mencekam itu. Saya berpikir, begini rupanya orang mau mati. Apa daku mau mati ? Daku terus kejang-kejang hingga menjelang pukul 6 pagi dan badan terasa lelah sekali dan nyeri di kedua lutut kaki .... 


JUMAT, 16 Oktober 2015

Suhu badan terus tinggi ga turun-turun. Pagi2 daku dirujuk ke Obgyn untuk memastikan penyebab HB rendah. Begitu ketemu dokternya, perempuan, tegas banget, daku langsung ciut hati. Daku langsung papsmear, sambil jejeritan. Air mata tumpah sudah ga ketahan ....

Pindah kasur, langsung USG. hasilnya, tumor, 7 cm kata dokternya. Reaksi daku ? I was feeling so numb ....


SABTU, 17 Oktober 2015

Pagi-pagi, suster mengabarkan, hari ini daku akan menjalani transfusi. Fine. Bada ashar, mereka mulai mempersiapkan diri. Tiga orang suster bergantian berusaha memasukan jarum transfusi ke punggung tangan kiri daku yang sudah dedel duwel tak bersisa tempat lagi gegara sudah dicolok jarum infus sejak masuk IGD 2 hari berturut-turut pada Selasa dan Rabu. Sementara posisi yang ada sekarang, infus sudah susah masuk, tangan kanan sudah bengkak minta ampun.

Akhirnya suster kepala datang, dan urusan jarum transfusi pun kelar. Menjelang maghrib, berbarengan dengan adzan maghrib, transfusi pun dimulai. Di saat bersamaan, seorang sahabat yang baru menjalani operasi meniscus yang biasa menghabiskan waktu bersama selama dirawat di rumah sakit, berpamitan pulang, daku ditinggal sendirian. Maka daku hanya sanggup mengangguk sedih, sementara air mata menetes, mengalir tak terbendung. Sedih bukan main ....

Daku pun mulai sesak napas. Suster buru-buru mengambil selang oksigen dan memasangnya di hidung. Daku mulai pusing dan pasrah, mau apa lagi, coba ? Ga ada ....

Menjelang tengah malam, transfusi mandeg, pindah jarum infus lagi, entah untuk yang ke-5 atau yang ke-6 kalinya ! Akhrinya balik lagi ke tangan kanan ! Subhanallah ! Lepas pukul 3 dini hari, lanjut ke kantong darah kedua.

MINGGU, 18 Oktober 2015

Daku ga mandi seharian. Transfusi 2 kantong darah @ 250 ml yang dimulai maghrib kemarin itu baru kelar menjelang ashar hari ini !

SENIN, 19 Oktober 2015

Hasil tes darah, Hb daku dari 5 naik jadi 9,4 setelah transfusi. Masih jauh dari angka normal Hb perempuan yang seharusnya di kisaran 12,5. Tapi Alhamdulillah, daku sudah boleh pulang.

JADI ?

Well, jadi rupanya ... tumor itulah yang menyebabkan Hb daku rendah dan drop secara drastis. Pantas saja selama ini setiap kali daku therapy, setiap kelar satu alat, daku ngos2an sudah kecapean. Alhasil setiap kelar therapy dengan satu alat, daku kudu istirahat. Itu pun therapy baru berjalan 5 - 7 menit dari 15 menit waktu yang diporsikan, daku sudah ngga kuat. Therapist pun heran, pasalnya dosis tidak ada yang berubah, masih sama porsinya seperti therapy selama ini.

Sementara yang menyebabkan panas tinggi hingga kejang-kejang adalah infeksi saluran kencing. Penyebabnya, gegara ruang kerja sekarang pindah ke atas, dan di atas tidak tersedia kamar mandi. Alhasil setiap kali ingin pipis, dengan kondisi kaki begini dan notification letter dokter fisiotherapy yang menyarankan daku restriction naik turun tangga, maka daku sering menunda buang air kecil. Akibatnya, tentu sajalah, infeksi saluran kencing, karena urine yang notabene kotoran, berkumpul cukup lama di kandung kemih selama berjam2. Maka panas tinggilah daku disertai rasa nyeri hebat dan kesulitan buang air kecil.

Kesimpulannya, tumor itu harus diangkat. Tapi tentu tidak dengan kondisi daku yang masih oleng seperti ini. Maka daku pun harus mempersiapkan diri agar kondisi tubuh fit terlebih dulu, Hb mendekati normal sesuai saran dokter, sedikitnya di atas 10, dan daku perlu cari 2nd opinion. Dan saya berhitung, in shaa Allah di sekitar tanggal 9 atau 16 November 2015, saya jadwalkan untuk operasi, bila masih ada umuuuur ....

2 comments:

Unknown said...

Firlyyyy....
Kebiasaan bener deh....
Loe kan manusia bukan robot dan bukan pula wonder woman.
Jaga kesehatan, sehat itu mahal harganya.
Itu keras kepalanya dibuang jauh2 ya.....
Gws....

FIRLLY said...

Iyessss Ikaaaa ... thank youuuu ... 🙏🙏🙏