Thursday, 15 October 2009

Pengen Rumah di Pondok Indah ... !

Dalam suatu kesempatan saat memenuhi undangan interview yang dilakukan secara kolektif bersama 5 (lima) kandidat lain, sang interviewer bertanya kepada salah seorang kandidat apa ambisinya 5-10 tahun ke depan ? Si Pria menjawab dengan semangat bahwa ia ingin memiliki rumah di pondok indah ! Kontan seluruh kandidat yang hadir tertawa, termasuk saya. Ironisnya, saya tertawa paling keras. Since that time, sang interviewer yang berwajah oriental itu ill feel dengan sikap saya. Singkat cerita saya pun gagal diundang interview tahap berikutnya keesokan paginya.

Wuakakak ... itu sungguh sebuah pelajaran berharga buat saya. Siapa pun tidak bisa menduga. Bagi saya, itu bukan bullsyeet, tapi asli membuat saya ingin tertawa, itu saja. Bukan bermaksud merendahkan jawaban saingan saya itu, tapi justeru sebaliknya, saya tidak punya mimpi sehebat dia !

Tapi yang tak kalah penting, itulah bukti betapa subyektifnya sebuah sesi interview melamar kerja. Walaupun pada kenyataannya, saya adalah 2 (dua) dari 6 kandidat yang membawa cv seperti yang sang manager interview itu minta, yang lain tidak membawa. Selain itu, di atas kertas kualifikasi saya jelas sangat suitable dengan posisi yang saya lamar.

Tapi fakta berkata lain, sang recruitment manager yang berwajah oriental dan usianya jauh di bawah saya itu langsung tidak suka terhadap saya karena kespontanan saya yang tidak terkontrol. Walaupun dia juga yang me'warning' kita agar santai saja menghadapi sesi interview yang lebih mirip perkenalan personal itu lantaran seluruh kandidat terlihat tegang, menurutnya. Namun manakala kita sudah melt, rupanya salah sambung pula ! Wuakakakak ... yang namanya rejeki, memang ga' salah sambung. Kesimpulannya, interview kala itu memang belum rezeki saya. Tapi setidaknya ada hikmah besar yang saya dapatkan dari kegalan interview saya untuk yang kesekian kali ini, menjadi orang baik dan sopan itu ga' gampang .... !!!!

No comments: