Monday, 31 August 2009
Bayangkanlah ....
Sesungguhnya azab Allah SWT itu amat pedih. Sesungguhnya membayangkannya pun membuat banyak umat tidak mampu. Bilamana seorang suami memasukkan jasad isterinya yang sahid karena melahirkan anak pertama mereka. Maka, membayangkannya saja sudah teramat sulit. Subhanallah ... betapa suami itu telah ditinggikan derajatnya karena keridhoannya menerima ujian Allah di dunia.
Bilamana menyaksikan seorang buta terjongkok di tikungan jalan mall besar yang hanya mengangguk-anggukan kepala dan tidak tahu berbuat apa. Bilamana menyaksikan ibu renta yang juga buta meminta-minta di sebuah gang sempit, dan berupaya menutupi kepalanya yang tersiram panas sang surya, sementara ia 'berteduh' di tempat yang salah ?
Sesungguhnya membayangkannya pun sangatlah berat, tidak mampu, seandainya kita yang menjadi mereka. Sesungguhnya, bisa jadi sang ibu renta yang buta justru merasa sejuk di bawah teriknya matahari dengan seizin Allah SWT. Subhanallah ....
Bahkan ... membayangkan menjadi seekor anjing yang terikat di bawah panas tanpa ada makanan dan minuman di jalanan yang serasa memanggang di bantal telapakannya yang kecil dan hiruk pikuknya lalu lintas dengan asapnya yang mengepul. Tali ikatannya yang terlalu pendek membuat sang anjing tidak punya pilihan untuk dapat bergerak leluasa dan memilih tempat yang lebih nyaman untuk berteduh. Akibatnya, untuk sekedar beristirahat dan duduk saja pun sang anjing kesulitan. Sementara sekelompok anjing yang lain hanya mampu menjulurkan terus lidahnya karena dehidrasi akibat terik matahari, dan telah terjemur sejak pagi menanti pembeli. Maka membayangkan penyiksaan yang dialami anjing saja, nisacaya umat manusia akan ragu ... betapa beratnya ....
Sebaliknya, betapa nikmatnya hidup kita. Seberapa banyak rupiah yang manusia punya ? Tapi ia seakan telah menguasai segalanya, bahkan hidupnya sendiri ... yang sesungguhnya hanyalah "tipuan" belaka. Bisa jadi, manusia mampu menentukan pilihan segala sesuatu dalam hidupnya, makannya, tidurnya, pasangannya, pekerjaannya, kecantikannya, kesehatannya, ilmunya, dengan uangnya ... selama ia masih hidup. Tapi siapa yang memberi manusia sebuah nyawa ?
Lalu untuk apa kesombongan yang dipertontonkan oleh manusia selama ini ? Bahkan, untuk bisa menyadari betapa kerdilnya dirinya sendiri pun manusia tidak mampu ... Subhanallah ... Maha Besar Allah dengan segala firmanNya ...
Sunday, 23 August 2009
MINUM PIL KB
Awalnya, aku sering liat blister obat alias pil KB punya ibu yang selalu diselipkan diantara kabel telpon di kusen pintu kamar ibu. Aku ingat banget itu blister aluminiumnya berwarna hijau terang, jadi eye catching banget geetooo lho... Apalagi, pil KB itu disusun sedemikian rupa secara berbaris mengikuti bentuk blister obat yang persegi panjang, jadi tidak berjejer dua-dua sepanjang 8 baris umumnya obat biasa. Nah, yang membuatnya semakin menarik, pada bagian-bagian tertentu obat itu, blisternya berwarna merah ... jadi makin cantik 'kan ... ? Sementara pilnya sendiri sangat mungil berwarna putih dan rasanya maniiiissss. Itulah sebabnya aku suka mencuri ambil pil KB ibu dan menghisapnya diam-diam ! Wuakakakakak .... ! Bener-benr kebangetan ... !
Tahu ga', kejadian itu tuh berlangsung saat aku masih umur 6 tahun-an ... ! Akibatnya, seingat aku sih waktu ketahuan, ibu langsung bawa aku ke dokter takut terjadi sesuatu sama badanku. Wuakakakak .... Badung banget dah ! Jangan ditiru ya ....
Saturday, 8 August 2009
FAV-MOVIE
Kalau yang big movies macam ... Speed, Entrapment, Mr. & Mrs. Smith, Preety Woman (is the best, Richard Gere I love you full ... ! Hahahahahahaha ... ), Charlie Angels, You've Got Mail, Moullin Rouges, etc.
Tapi aku juga punya daftar film yang ga' aku sukai macam Matrix, I am a Legend, Transformer, Rambo, ... apalagi 24 Hours, ga' banget deh ...
Kalau diperhatikan, 4 (empat) dari 5 (lima) serial movies yang aku sukai memiliki kecenderungan yang sama, yaitu film mengenai investigasi. Sementara kalau yang big movie ... sama juga 'kan ... ? Film yang baunya investigasi, detektif dan yang drama komedi. Bertolak belakang banget ya ternyata ... ?
Friday, 7 August 2009
IDEALISME
Sebaliknya, haruskah manusia berkompromi dengan idealisme ini ? Maka bila itu dilakukan tidak lagi menjadi ideal. Mengapa manusia tidak menghendaki idelisme ? Berdosakah manusia dengan sebuah idealisme ?
Mengapa sebuah idealisme menjadi sesuatu yang muskil ?
Sunday, 12 July 2009
LAGU ANAK-ANAK INDONESIA
- Satu-satu
- Oh Ibu & Ayah
- Bunda Piara
- Kasih Ibu
- Nenek Moyangku
- Bangun Tidur
- Desaku
- Lihat Kebunku
- Bungaku
- Bunga Melati
- Bunga Nusa Indah
- Balonku
- Bintang Kejora
- Bintang Kecil
- Naik-naik ke Puncak Gunung
- Naik Delman
- Naik Kereta Api
- Kapal Api
- Hai Becak
- Seorang Kapiten
- Tukang Pos
- Dua Mata Saya
- Burung Kakaktua
- Kodok Ngorek
- Cicak
- Kupu-kupu
- Burung Ketilang
- Tik-tik-tik Bunyi Hujan
- Sepedaku
- Nina Bobo
- Dakocan
- Pamanku
- Memandang Alam
- Bulan Sabit
- Ambilkan Bulan
- Ular Naga
- Taman Kanak-kanak
- Menanam Jagung
- Pelangi-pelangi
- Menabung
- Lagu Gembira
- Ruri Abangku
- Anak Gembala
- Aku Anak Sehat
- Amin Membolos
- Amelia
- Ade Irma Suryani
Sesungguhnya, masih banyak lagi lagu anak-anak yang sangat bagus dan mendidik yang pernah diciptakan, didengar atau bahkan pernah kita nyanyikan. Sayangnya, selama ini lagu-legu tersebut jarang diperdengarkan dan diajarkan kepada anak-anak. Akibatnya, anak-anak lebih mengenal lagu dewasa ketimbang lagu anak-anak yang banyak mengandung ajaran moral. Kasihan ya anak-anak Indonesia ?
Hal bagusnya, ternyata, banyak juga lagu anak yang saya kuasai. Jadi semua judul lagu yang saya cantumkan di atas adalah sejumlah lagu yang saya ingat dan inssya Allah masih ingat dan bisa saya nyanyikan hingga saat ini. Berarti waktu kecil kerjaan saya cuma nyanyiiiii melulu dunk di kelas ! Wuekekek ...
Sunday, 5 July 2009
KERAS KEPALA !
Dan golongan orang-orang yang paling merugi adalah orang miskin yang bodoh tetapi sombong ! Mau jadi apa kalau sudah begitu ? Ga' habis pikir ... benar-benar ga' habis pikir ! Sudah miskin, dibantu tidak mau. Sudah bodoh, dikasih tahu juga ga' mau. Sudah sombong, dipermudah hidupnya juga tidak mau. Lha kalau yang miskin dan bodoh itu punya tanggungan, ga' kebayang seperti apa lebih bodohnya para tanggungan yang menjadi pengikutnya itu ? Astaghfirullahalazim ....
Wednesday, 1 July 2009
HARI INI NGANTUK BERAAAAT ... !

Tuesday, 30 June 2009
CITA-CITA 2009
- Shalat lebih rajin, on time, udah belum ya ... ?
- Punya rumah baru yang lebih besar, alhamdulillah ... tapi kapan bisa pindah ya ... ?
- Dapat kerjaan baru, udah dipanggil interview 4 (empat) perusahaan tapi kok belum ada yang gol ya ... ?
- Pengen punya baby, gimana caranya ya ... ?
Astaghfirullahalazim ... mudah-mudahan aku semakin banyak bersyukur ....
BINTARO SEKTOR IX - BLOK M, 35 MENIT
Tapi yang paling seru kemarin, berangkat dari rumah pukul 06.56 wib, tiba di kantor 07.31 wib ! Wuekekek ... ! Asli pembalap ! Pemuda berbadan gelaaaaaap ... !
Wednesday, 17 June 2009
LEGA RASANYA ....

Friday, 12 June 2009
BANG JAMIL, LAGEEE ... !
Pertanyaan saya yang pertama adalah "Abang sehat ?" yang langsung dijawab "Saya sehat, alhamdulillah". Waktu saya protes beliau tidak pernah menghubungi saya dan selalu saya yang menghubungi dia, beliau pun ngeles, "Iya nanti ditelpon ..." Wuakakak. Topik obrolan kami pun akhirnya membahas "cape deh" ... Wuekekek.
Syukur alhamdulillah, saya sungguh merasa sangat senang, pagi-pagi bisa memulai hari dengan tertawa-tawa dengan salah seorang sosok yang sangat saya hormati, yaitu dosen saya. Saking penasarannya karena sudah lebih dari sebulan tidak mendengar kabarnya lantaran saya yang sakit dan diopname, saya jadi tanya terus-terusan sama beliau apakah beliau sehat. Setengah sebal akhirnya Bang Jamil pun menegaskan, "Lha kau dengar suara saya sepertinya bagaimana ? Sehat 'kan ?" saya pun kembali tertawa.
Bang Jamil, rumah di depok mengajar di kebon jeruk, kalau bukan karena panggilan hati, tak mungkin seorang guru mau mengajar sejauh itu. Saya saja berpikir puluhan kali saat memutuskan untuk mengajar, segitunya rumah dan kampus hanya 30 menit ditempuh.
Wuih ... pokoknya, inssya Allah kami janjian ketemuan minggu depan, setelah Bang Jamil kembali dari pertemuan Bakohumas di Bali. Maka seperti biasa saya pun lagi-lagi menggodanya, "Bang, kerja dunk ... jangan jalan-jalan aja. Disuruh kerja kok malah jalan-jalan terus ?" Rupanya Bang Jamil sedang senang berkomentar "cape deh". Makanya ledekan saya pun cuman ditimpalin "Cape deh ..." katanya sambil tertawa. Hingga akhirnya obrolan berakhir, "Sampe ketemu minggu depan bang ya, assalamualaikum ..." Bang Jamil pun naik bis menuju kampus ....
Wednesday, 10 June 2009
MENYESAL
Saya hanya mengenal diri saya sendiri saja, bahwa seingat saya saya tidak pernah bersikap seperti itu. Saya selalu menghormati dan mencintai guru-guru saya. Saya selalu bersahabat dengan mereka. Sejak saya sekolah dasar saya punya banyak kisah dengan guru-guru saya, baik guru menari, guru musik, guru drum band, guru olah raga, guru IPS (hingga ulangan saya skornya 100!), dan banyak lagi.
Berlanjut di SMP, saya pun bersahabat baik dengan guru-guru saya, mulai dari guru bahasa inggris; tak peduli nilai rapot saya 4, guru matematika, guru olah raga, guru PKK, guru biologi. Namun akibatnya, saya mampu belajar dengan baik, termotivasi dan memperoleh nilai yang jauh lebih baik di akhir masa studi, lantaran saya mempunyai hubungan yang baik dengan guru-guru saya, lantaran saya selalu menghormati guru-guru saya.
Bagi saya masa SMA, adalah masa belajar yang paling sulit. Namun betapa pun sulitnya masa itu, tidak juga membuat saya tidak menghargai guru-guru saya. Saya tetap bersahabat dengan guru matematika yang killer sekalipun, guru olah raga, guru fisika yang guanteng, guru kimia yang aneh, guru biologi yang ... begitu deh, guru bahasa inggris yang wierd. Tapi tetap ... saya selalu menghargai mereka.
Kuliah, jangan ditanya lagi. Bang Jamil, dosen MPK paling disegani di kampus, dan saya belajar melebihi orang tirakat kejawen ! Saya uber-uber beliau ke mana pun perginya. Saya tidak peduli harus mengejar beliau ke mana, yang penting saya bisa belajar. Dan beliau tidak pernah keberatan, beliau selalu meluangkan waktunya untuk saya. Pak Lubis, dosen SEI yang sudah sangat sepuh, saya beradu pendapat soal nilai ujian saya, dan beliau mengakui saya layak mendapatkan nilai lebih baik.
Saya pun sangat bersyukur menjadi murid kesayangan Prof. Alwi Dahlan. Mungkin beliau tidak pernah merasa memperlakuan saya secara istimewa, tapi saya merasa beliau begitu baik terhadap saya. Padahal memperoleh nilai A beliau sungguh sangat sulit, tapi beliau begitu ... apa ya ..., memperhatikan setiap kemajuan studi dan tesis saya. Ada lagi Prof. Harsono, beliaulah yang menyelamatkan saya, beliau dengan tulus meminjamkan uang pribadinya untuk membayar uang sekolah saya yang terancam DO ! Saya tidak pernah membayangkan, apalagi terpikirkan ada dosen, guru sebaik hati itu terhadap siswanya. Dan saya sungguh sangat bersyukur saya memperoleh itu. Prof. Sasa Djuarsa Sandjaja, beliau yang aktif mengejar-ngejar saya agar merampungkan tesis saya.
Saya selalu terkesan kepada semua guru dan dosen saya. Walaupun, saya pun melihat begitu banyak kawan-kawan saya yang tidak menghargai mereka sebagaimana saya sangat menghormati mereka. Bagi saya, guru adalah sejajar dengan orang tua. Bahkan, pada periode atau kurun waktu penting di masa pertumbuhan, seorang anak lebih banyak menghabiskan waktunya di sekolah bersama guru-guru mereka. Guru-lah yang mengajarkan mereka berpikir.
Itulah sebabnya, saya tidak akan pernah lupa jasa-jasa Pak Thamrin dan Bu Fodhli. Merekalah yang mengajari saya sholat, ngaji, menulis arab, menghafal doa mau tidur, naik kendaraan, keluar pintu rumah, mau makan, keluar kamar mandi, dll. sejak saya kelas 1 SD ! Massya Allah ... apa jadinya saya kalau tidak ada mereka ....
Sekarang, saat saya berada di posisi mereka, saya tidak ingin anak didik saya merasa segan atau menghormati saya seperti ... apa ya ... kaku dan ortodok. Saya hanya ingin mereka menghargai diri mereka sendiri dan tidak melakukan kegiatan yang sia-sia yang tidak mengajarkan dan memberikan manfaat apa-apa bagi hidup mereka di masa depan. Saya hanya ingin, mereka punya kehidupan lebih baik dari saya, jauh lebih baik dari saya. Inssya Allah, amin ....
Sunday, 7 June 2009
MUKTAMAD "GA' ADA ?"
Thursday, 4 June 2009
NGUMPETIN OBAT
Ga' penting 'kan ? Nakal ? Umur bentar lagi empat puluh, tapi kelakuan masih kaya anak kecil. Tapi asli lo ... minum obat mulu, pegel beneeeer ... ! Mual tau ... Jadi ya ... terpaksa deh, ngumpetin obat. Jangan ditiru ya ... !
GILA SEPATU
