Tuesday, 5 May 2009

KETULUSAN SAHABAT

Seorang pegawai kebersihan, menjelang makan siang menghubungi telepon seluler saya. Katanya, "Pan mangan apa ora, aku nduwe panganan." Sejurus kemudian, saya pun menuju kantin tempat di mana sahabat saya bertugas siang hari. Di sana, saya menghabiskan sepiring nasi dengan lauk ikan kembung dan sayur bayam ditambah sepotong semangka.

Saat saya hendak beranjak meninggalkan kantin, sahabat pun memanggil, "Sida beleh pangananne ?" tanyanya setengah 'menagih'. tanpa banyak bicara saya pun membuntutinya ke dapur tempat dia berkesibukan sepanjang hari sambil sibuk memberi makan beberapa ekor kucing 'berbaju' hitam yang kebetulan berada di dekat kaki saya.

Tiba di dapur, ia mengeluarkan sekotak kue krekers dengan topping abon kegemaran saya, dan sekotak dus kue (mungkin itu jatah dia). Saya pun jadi gamang, saya terima salah, tidak saya terima pun salah. Alhamdulillah rezeki, tapi, masa saya menerima pemberiannya ? Bukan mengecilkan keberadaannya yang hanya seorang petugas kebersihan, tapi ... bagaimana ya ?

Saya kini pun ingat. Beberapa waktu lalu saat ia tengah bertugas di ruang kerja saya, saya sempat bertanya kepadanya apakah di dapur ada makanan karena sepanjang hari itu saya belum makan. Sayangnya, hari itu sedang tidak ada rapat atau tamu, jadi bagian dapur tidak punya sisa makanan. Rupanya, alasan itulah yang membuat sahabat saya hari ini menyisihkan dengan sengaja kuenya untuk saya hari ini, karena mungkin kebetulan hari ini ada rapat atau tamu.
Walaupun agak berat hati, saya menerima pemberiannya. Tapi, hingga kini isi kepala saya tetap 'pusing' memikirkan kebaikan dan ketulusan hati seorang petugas kebersihan yang memberi sesuatu yang nilainya cukup 'material' dan sengaja ia beli untuk saya. Subhanallah ....

REZEKI TIDAK SALAH SAMBUNG

Seorang kawan mempunyai seorang anak perempuan yang sangat berbakat, pandai di sekolah dan kerap menjuarai berbagai perlombaan. Sang anak berkeinginan melanjutkan sekolah di program internasional sebuah smp negeri favorit di bilangan mayestik. Sang ayah pun, mencoba mencari tahu segala kemungkinan bagi sang anak bersekolah di sana.

Setelah memperoleh informasi, sang ayah berdiskusi bersama sang anak. Ia menceritakan berapa besar uang sekolah sang anak bila bersekolah di sana, berapa biaya transport setiap hari selama sebulan, berapa uang jajan. Terakhir, sang ayah berterus terang tentang pendapatannya setiap bulan kepada sang anak. Kesimpulannya, sang ayah dengan sangat menyesal tidak dapat memenuhi permintaan hebat sang anak. Sang anak pun menerima dengan penuh pengertian.

Singkat cerita, pada suatu kesempatan, sang ayah berkesempatan pulang kampung ke tanah kelahiran. Tanpa sengaja dalam sebuah silaturahmi, sang ayah bertemu kerabat tentang sebuah sekolah internasional di salah satu kota kecil di jawa tengah yang menyediakan beasiswa. Dengan penuh semangat, sang ayah pun membawa sang anak pergi mendaftar.

Di sana, dengan berbagai persyaratan yang ketat, nilai rata-rata di atas 7 (tujuh), melampirkan berbagai prestasi dan kejuaraan hingga wawancara, sang anak unjuk kemampuan. Saat wawancara berlangsung, hampir setiap kandidat didampingi oleh ayahnya yang pengusaha, kakaknya yang alumni perguruan tinggi terkenal, dst. Namun sang anak, dibiarkan menjalani wawancara sendiri. Sang ayah yang sederhana dan berpendidikan biasa berdalih, "Nak, berani sendiri 'kan ? Nanti kalau ada hal yang kamu tidak tahu, baru tanya sama Bapak," ujar sang ayah sembari memotivasi sang anak. Sementara kami saat mendengarkan sang ayah bercerita tentang kejadian tersebut, tertawa terpingkal-pingkal, menyadari bahwa sesungguhnya sang ayahlah yang tidak percaya diri.

Hasilnya, sang anak berhasil mendapatkan beasiswa tersebut. Tahun ajaran mendatang, sang anak pun inssya Allah akan berhijrah, meninggalkan kedua orang tuanya untuk melanjutkan sekolah sesuai cita-citanya, program internasional. Bagi yang tidak lulus mendapatkan beasiswa, seorang siswa minimal harus membayar Rp. 9 juta per bulan. Sementara kawan saya, hanya diminta membayar Rp. 250.000,- per bulan untuk membayar asrama. Padahal, di sana sang anak akan memperoleh tempat tinggal, makan, cuci pakaian, buku pelajaran dan segala fasilitasnya hingga program pertukaran pelajar ke negara asal penyelenggara beasiswa, Turki.

Demikianlah Allah mengatur rezeki setiap umatnya. Setiap manusia telah ditentukan jalan hidupnya dalam kitabnya sebelum ia dilahirkan. Namun, manusia tetap berkesempatan mengubah nasibnya, karena Allah tidak akan mengubah nasib suatu kaum bila kaum tersebut tidak berusaha untuk memperbaiki nasibnya. Subhanallah ....

RAMAH LINGKUNGAN

Sebuah perusahaan manufaktur besar yang cukup ternama menggunakan peti kayu sebagai kemasan hasil akhir produknya. Begitu bersahabatnya perusahaan manufaktur ini, hingga menjadikan pengadaan peti kayu sebagai usaha bagi pengusaha kecil menengah yang menjadi binaannya. Hingga tahap ini, tidak ada yang salah dalam kisah ini.

Persoalannya, pada praktiknya para pengusaha kecil menengah ini semakin hari semakin sulit mendapatkan bahan baku pembuatan peti, yaitu kayu. Apalagi, sang perusahaan manufaktur, semakin hari permintaan akan pesanannya semakin banyak. Artinya, kebutuhan mereka akan peti kayu pun semakin banyak. Akibatnya, para pengusaha peti kayu binaan sang manufaktur pun 'terpaksa' mengeksekusi pohon-pohon yang usianya belum layak tebang, yaitu kurang dari 3 (tiga) tahun, untuk dijadikan bahan baku peti kayu. Pada tahap ini, masalah menjadi sangat serius.

Saya tidak mengerti, mengapa dalih 'binaan' menjadi lebih penting ketimbang mengelola perusahaan secara ramah lingkungan ? Selayaknya, sebagai sebuah perusahaan besar, manufaktur ini berpikir inovatif dalam segala hal, termasuk dalam pengadaan kemasan dan proses pengemasan itu sendiri. Bila perlu, manufaktur ini 'mendidik' pasar agar beralih dari kemasan kayu konvensional ke kemasan lain yang inovatif, lebih ramah lingkungan, awet dan kuat.

Jika sang manufaktur ini berhasil 'mendidik' pasar dalam hal ini pelanggan, maka selain sang manufaktur dapat meminimalkan biaya produksi, apa yang dilakukan sang manufaktur juga sebagai terobosan yang akan membawa efek domino sangat besar bagi semua pihak yang berkaitan dengan produk yang dihasilkan sang manufaktur, bahkan mungkin tidak saja dalam skala regional, tapi juga dalam skala global.

Saya tidak mengerti, mengapa tidak ada yang peduli akan nasib bumi kita yang sudah semakin tua ?

Sunday, 3 May 2009

GA' BISA MIKIR

Kalau otak tidak pernah dipakai, lama-lama memang jadi bodoh. Ada hal yang menarik tentang hal penyebab penyakit kebodohan. Kita sering menemui orang-orang yang sedikit terganggu jiwanya dalam lingkungan masyarakat. Biasanya, orang-orang seperti ini akan dipasung kedua kakinya, khawatir kalau-kalau ia akan mengamuk secara tiba-tiba. Tapi, akibat dipasung bertahun-tahun, lama-kelamaan ia pun tak bisa berjalan. Awalnya orang itu memang yang sakit hanya otaknya sehingga ia perlu dipasung. Tapi yang terjadi kemudian, orang itu ya sakit otaknya, ya sakit kakinya. Karena sudah sakit otaknya, diikat pula kebebasan beraktivitasnya, maka makin sakitlah ia, jiwa dan raganya.

Sebaliknya, orang yang sehat jiwanya, manakala dipasung kreativitasnya dan tidak diberi kesempatan mengatualisasikan dirinya, lama-kelamaan ia pun jadi sakit badannya. Stress, begitu kesimpulan pemicunya akibat tertekan. Situasi inilah yang sering terjadi di dunia kerja. Kondisi ini, sedikit demi sedikit, tanpa disadari menjadi penyakit laten yang mengenai banyak orang secara berjamaah dalam sebuah organisasi, perusahaan, sistem ketatanegaraan, dan seterusnya.

Kalau orang sudah sakit jiwanya, akibat dipasung kreativitasnya dan hak hidupnya untuk mengatualisasikan dirinya, biasanya ia pun menjadi ... sangat negatif bereaksi terhadap segala sesuatu. Akibatnya, ia semakin dalam situasi yang tidak menguntungkan. Ibarat harimau yang dipelihara di dalam kandang. Semakin ia dikekang, maka ia pun semakin agresif.

Begitulah sifat dasar makhluk hidup. Hanya satu hal yang mampu menjadikannya tetap 'normal', manakala ia berserah diri secara teguh kepada Sang Pencipta. Dan, kemampuan itu, hanya dimiliki oleh manusia. Masalahnya, agar manusia mampu berserah diri secara total, ikhlas terhadap semua ketentuan Allah SWT, itu pun kembali atas kehendak Allah.

"(Yaitu) orang-orang yang apabila ditimpa musibah, mereka berkata, "Sesungguhnya kami milik Allah dan sesungguhnya kepada-Nya kami kembali" Al QUran, Al Baqarah, ayat 156.

TANDA-TANDA AKHIR JAMAN

  1. Semakin banyak jumlah perempuan dibanding laki-laki
  2. Banyak budak melahirkan anak tuannya ....
  3. Menghilangnya ilmu pengetahuan (semakin banyak ulama yang berpulang dengan membawa semua ilmu agamanya ...)
  4. Pergantian musim yang tidak menentu ...
  5. Semakin banyaknya rumah ibadah namun hanya sedikit umat yang meramaikannya ....
  6. Semakin sulitnya orang-orang kaya membagikan zakatnya dan bersedekah ....
  7. Banyak terjadi bencana ....
  8. Banyak terjadi kebahilan ....
  9. Banyak orang yang tidak memiliki kemampuan terpilih menjadi pemimpin ....
  10. Tanah arab menjadi subur dan banyak ditumbuhi pohon-pohon hijau ....
  11. Banyak timbul penyakit langka dan berbahaya ....
  12. Tanah tenggelam di timur, tanah tenggelam di barat, dan tanah tenggelam di jazirah arab ....

Saturday, 2 May 2009

KESOMBONGAN LAKI-LAKI

Laki-laki tanpa privilege dari Allah SWT, apa jadinya ya ? Bahwa secara fisik, laki-laki diberi kekuatan lebih daripada perempuan. Bahwa sebagai makhluk, laki-laki mempunyai kedudukan lebih tinggi daripada perempuan. Bahwa dalam sebuah keluarga dan komunitas sosial pada umumnya, laki-laki selalu menjadi imam dan diutamakan menjadi pemimpin. Selebihnya, apa kehebatan laki-laki ?

Kenyataannya, banyak laki-laki yang hanya menikmati hak privilege-nya saja tanpa mau membekali dirinya dengan kewajibannya. Pendek kata, banyak laki-laki tidak ber'ilmu'. Bisa jadi para laki-laki itu tidak tahu bahwa untuk bisa menggunakan semua 'kehebatan' itu ada aturan mainnya. Saat para laki-laki itu cuma punya taring tanpa pernah mau membaca manual instruction-nya bagaimana caranya menggunakan taringnya, maka bisa-bisa apa yang para laki-laki lakukan ibarat membunuh tikus dalam sebuah rumah dengan membakar rumahnya. Lebay. Wuakakak ....

Laki-laki dengan segala privilege-nya bila punya kelebihan yang lebih banyak lagi, akan menjadikan mereka sombong. Sebaliknya, laki-laki dengan segala privilege-nya bila punya banyak kekurangan, membuat mereka frustasi. Apalagi kalau para laki-laki itu tahu dan menyadari bahwa mereka tidak lebih hebat dari perempuan. Maka para laki-laki itu pun semakin frustasi dan murka. Wuakakak ....

Betapa pun para perempuan tidak membuat mereka terlihat bodoh, tetap saja membuat para laki-laki itu salah tingkah. Akibatnya para laki-laki itu pun semakin frustasi dan murka. Seandainya para laki-laki itu mau belajar dan membaca 'manual instruction', maka para laki-laki itu inssya Allah akan tahu, bahwa menjadi pemimpin itu amanah ....
Itulah sebabnya, banyak ditemui para pemimpin yang tidak amanah, karena itu tadi ... mereka tidak pernah membaca manual instruction-nya.
Pada hakekatnya, setiap makhluk diciptakan dengan segala ketentuannya, dengan segala kelebihan dan kekurangannya. Kesemuanya itu merupakan pemberian, yang berguna bagi setiap manusia sebagai 'tanda-tanda' kekuasaan Allah, dan menjadikan manusia itu berpikir. Tidak ada yang perlu disombongkan atau sebaliknya di-frustasikan oleh manusia dengan segala kelebihan dan kekurangan yang ada pada dirinya. Karena pada dasarnya, seluruh makhluk di alam semesta itu tidak ada artinya, sangat kecil, kerdil, jika dibandingkan dengan keesaan Allah SWT. Maka bayangkanlah bila setiap makhluk, utamanya manusia, dicabut segala kehebatan yang ada padanya, lalu apa jadinya ?


Friday, 1 May 2009

HARI BURUH

Hari ini, tepat 1 Mei merupakan peringatan Hari Buruh Sedunia. Menarik. Persoalan klasik yang selalu mengemuka sehubungan dengan buruh adalah masalah kesejahteraan, yaitu gaji, pendapatan dan fasilitas. Namun, selain soal fulus, ada hal lain yang tak kalah serius yang selama ini dialami oleh para buruh di Indonesia.

Bullying atau kekerasan dalam dunia kerja sangat marak terjadi dan dialami banyak buruh di tanah air. Kekerasan ini berbentuk berbagai tekanan secara mental, pembunuhan kharakter terhadap pegawai potensial, pembebastugasan pekerjaan hingga berbulan-bulan tanpa alasan yang jelas, pemberian hukuman yang tidak rasional, pembatasan kesempatan untuk memperoleh pelatihan, perbedaan perlakukan/hukuman untuk kesalahan yang sama, penghentian jenjang karir secara tidak obyektif, hingga sex harassment (pelecehan seksual).

Namun, ke mana para buruh ini bisa mengadukan nasib yang dialaminya ? Apa arti hari buruh bagi sebagian besar pegawai yang mengalami kezaliman bertahun-tahun seperti ini ?

Thursday, 30 April 2009

MENCURI SUSU

Saat masih di sekolah dasar, ibu selalu berlangganan susu sapi murni dalam botol yang diantar kurir bersepeda. Rupanya tetangga sebelah rumah, juga berlangganan susu yang sama. Bila saya berlangganan susu di pagi hari sehingga selalu saya minum sebelum berangkat sekolah, sang tetangga berlangganan susu di sore hari.

Ceritanya, suatu sore, saat saya tengah bermain bersama-sama teman-teman tetangga, saya lihat dari halaman muka rumah, dari balik pagar besi terlihat botol susu milik tetangga baru saja diantar dan diletakkan di antara dua pilar di teras rumah. Saya pun melanjutkan bermain. Namun setelah beberapa waktu berselang, saya perhatikan sang tetangga tidak kunjung mengambil botol susunya. Otak saya pun mulai nakal.

Saya pun kemudian beringsut menuju rumah tetangga, membuka pintu pagar besinya secara perlahan, berjingkat 4-5 langkah menuju teras, berjongkok, dan mengambil botol susu di sana ! Sejurus kemudian, saya sudah berada di dapur rumah, mengambil panci susu, menuangkan seluruh isi susu dari botolnya, lalu kembali berlari menuju rumah tetangga dan meletakkan kembali botol susu yang telah kososng tadi di tempat semula ! Jadilah sore itu saya bisa minum susu panas yang gurih, kegemaran saya.

Keesokan harinya, saat sore hari dan saya tengah bermain bersama teman-teman seperti biasa, saya melihat ibu tetangga yang berperawakan gemuk, hitam dan besar itu sedang berada di teras rumahnya dan berteriak dengan sangat marah kepada si tukang pengantar susu. Ia tidak terima karena kemarin dikirim botol susu dalam keadaan kosong ! Sementara si tukang susu tak kalah marah, ia ngotot bahwa ia telah meletakkan botol susu yang masih berisi penuh ! Saya pun menyaksikan peristiwa itu dengan bloon dan biasa saja.

Namun sekarang, masya Allah, saya pun menyadari ternyata saya nakal sekali ya ? Betapa kasihannya si tukang susu harus mengganti sebotol susu lagi bagi tetangga saya. Gemar minum susu memang sangat baik bagi kesehatan, tapi tentu bukan dengan cara mencuri seperti yang pernah saya lakukan saat kecil. Semoga Allah SWT mengampuni dosa-dosa saya ....

"TELADAN" YANG ANEH

Sebuah ruang kantor yang bersih dan apik mempunyai 2 (dua) toilet dengan peruntukan berbeda. Toilet pria, di dalamnya terdapat sebuah kamar mandi berkloset duduk, wastafel, urinoir serta sebuah kran wudhu di area luar kamar mandi. Sementara toilet wanita, di dalamnya terdapat 2 (dua) kamar mandi dengan closet duduk, dan sebuah wastafel serta sebuah kran wudhu.

Ternyata, sejumlah pegawai pria tanpa rasa malu ikut membuang hajat di toilet wanita. Ironisnya, kebiasaan buruk ini diawali justru oleh atasan. Saat hal tersebut dipertanyakan oleh pegawai perempuan, beliau berdalih bahwa toilet perempuan lebih bersih, sehingga lebih nyaman. Selain itu, jumlah pegawai pria lebih banyak, sehingga menurutnya sah-sah saja bila pegawai pria ikut membuang hajat di toilet wanita. Saat pegawai perempuan berinisyatif untuk mengunci toilet wanita, sang atasan murka. Dengan marah dan geram ia pun menghardik "Norak !" kepada anak buahnya. Sesungguhnya, siapa yang norak dalam hal ini ?

Alasan demikian tentu tidak bisa dianggap benar apalagi dibiarkan. Karena bila persoalannya adalah kebersihan, sebaiknya atasan meminta bagian kebersihan agar membersihkan toilet pria lebih bersih lagi. Selain itu,bila ketersediaan toilet pria dirasakan kurang, sebaiknya atasan melakukan penambahan toilet, bukan menggunakan fasilitas toilet wanita.

Toilet, adalah area pribadi. Bayangkan saja, saat seorang pegawai perempuan hendak memasuki kamar mandi dan mengetahui bahwa kamar mandi yang lain sudah terisi, ia pun bertanya siapakan yang ada di dalam, namun tidak ada jawaban. Tak lama, saat pegawai perempuan keluar dari kamar mandi dan hendak merapikan diri di depan cermin wastafel, keluarlah salah seorang atasan yang lain dari kamar mandi yang terisi itu tadi ! Jadi, kedua makhluk berlainan jenis itu berada dalam satu ruang yang sama di kamar mandi.

Bertahun-tahun, kebiasaan itu hingga kini masih saja berlangsung ! Teladan sang atasan yang kini telah berganti orang, telah diikuti oleh para pegawai pria yang lain untuk melakukan hal yang tidak seharusnya dilakukan oleh orang dewasa, bermartabat, berbudaya dan beragama. Para pegawai pria tetap membuang hajat di toilet wanita. Persoalan ini mungkin sungguh sepele, tapi sekaligus sungguh tidak etis. Benarlah kata pepatah, guru kencing berdiri, murid kencing berlari ... !

Wednesday, 29 April 2009

AKU & SAHABAT

Pertama kali saya mengenalnya, di suatu pagi saat kami sama-sama akan mengikuti tes melanjutkan studi di sebuah kampus di bilangan depok. Saat itu, kami sama-sama tengah berjalan kaki di kawasan kampus yang sangat luas dan mencari ruang dan gedung lokasi ujian. Kebetulan kami datang dari arah yang berlawanan. Tiba-tiba saja sang sahabat menegur saya terlebih dulu sembari setengah berteriak, "Mbak, mau ujian juga ya ? Di mana sih ruangnnya ?" sapanya ramah.

Singkat cerita, akhirnya kita berdua sama-sama mencari dan akhirnya duduk bersebelahan selama tes berlangsung. Kejadian itu terjadi pada sekitar pertengahan tahun 1999. Dua bulan kemudian, saat matrikulasi kuliah pertama kali, tanpa sengaja kami bertemu kembali. Seingat saya, saat itu sudah berlangsung jeda makan malam dan kami bertemu secara tidak sengaja. "Hai ! Ketemu lagi !" kami saling bertegur sapa. Dan ternyata kami berada dalam kelas yang sama. Sejak saat itu, jadilah kami ke mana-mana selalu berdua !!!

Rasanya, sepanjang hidup saya, inilah pertama kalinya saya punya sahabat sesama perempuan yang benar-benar memiliki chemistri yang dasyat ! Padahal, kami berdua bagaikan bumi dan langit. Rere, demikian nama sahabat saya, adalah asli keturunan China dan beragama Konghuchu dan ke mana-mana nyaman mengenakan celana pendek. Sementara saya, orang melayu seperti kebanyakan yang kebetulan berkerudung.

Begitu dekatnya kami berdua, sampai-sampai bila kita bepergian kita selalu bergandengan tangan. Dan ... sudah barang tentulah kedekatan kami selalu emnjadi tontonan  setiap orang yang berpapasan dengan kami. Seperti biasa, dengan GRnya dia selalu bertanya, "Fir, emangnya alis gue ga' sama ya kanan dan kiri?" Padahal orang melihat kita karena kita begitu beda satu sama lain, bukan alis matanya ! Ha3x ... ! 

Saya dan Rere bisa menghabiskan waktu seharian muter2 blok M untuk mencari tas import dan baru pulang benar2 kala blok M tutup. Tak jarang, preman blok M pun mengenali keberadaan kami berdua yang sejak pagi berada di blok M dan hingga senja belum pulang. Kala banjir mulai menggenangi blok M akibat hujan besar, kami berdua dengan konyolnya membungkus kedua kaki kami yang bersepatu dengan kantong plastik dan tetaaaap ... melanjutkan jalan2 ! Kwkwkwkwk !

Semasa kuliah, Rere membuat saya nyaris kurang tidur setiap hari karena setelah pulang kuliah pukul 22.00 wib malam, ia kerap melanjutkan rendevouz kita dengan ngerumpi di telpon hingga jam 02.00 wib dini hari. Setiap hari ! Entah apa yang membuat kami berdua begitu dekat, tapi saya menduga, karena kami punya sifat (buruk) yang sama. Ha .. ha .. ha .. !

Semua kesedihan saya tertumpah padanya. Begitupun semua kekonyolannya, terlempar di muka saya, seperti "Fir, gue mo buang sampah sembarangan ya !" atau "Fir, gue mo angkat kaki gue ke atas kursi ya?" begitulah kurang lebih pertanyaan-pertanyaan bodohnya pada saya saat kami sedang di dalam kelas mengikuti kuliah.

Hal seru yang pernah kami lalui bersama adalah, liburan ke Bali bersama-sama plus satu orang teman pria masa sma saya, yang baru saya temui satu kali ! Benar-benar nekat. Awalnya, Rere, keberatan bila kepergian kami diikuti oleh "orang ketiga." Dan saya, seperti biasa, dengan enteng meyakinkan dia, "Lumayananlah, Re. Ada orang laki-laki untuk dijadiin concierge yang angkat-angkat barang kita kalau belanja nanti lho ! Pasti repot !" Rere pun setuju, kita berlibur ke Bali bertiga. Akhir cerita, Rere juga yang menghardik saya "Firlly, elo kalau ga' mau sama dia (teman sma saya itu), elo goblok !" Ha .. ha .. ha .. ! Dan akhirnya, karena 'hasutan'nyalah, saya akhirnya menikah dengan teman sma itu.... !

Latar belakang pendidikan akademis Rere yang seorang psikolog, mungkin membuatnya mampu menilai orang secara obyektif, yang sesuai dengan sifat saya. Ditambah lagi, Rere pun menguasai ilmu tarot, sehingga dia seringkali "meramal" saya secara ilmiah sesuai pertimbangan psikologi dan membandingkannya dengan kartu-kartu tarotnya. Ada-ada saja .... !

Bagi saya, keberadaan seorang sahabat sangatlah penting. Perbedaan di antara kami benar-benar tidak berarti apa-apa ! Kala saya susah, orang tua Rerelah yang menjemput saya di Gambir bila saya datang dari kampung. Mereka mengijinkan saya menginap di rumahnya, dan menyiapkan saya sahur ! Luar biasa !

Kala dokumentasi foto liburan ke Bali kami cetak dan diperlihatkan ke kawan-kawan yang lain, semuanya berkomentar sama, kontras sekali kami berdua. Tapi, itulah kenyataannya, berbeda tapi mesra, tak peduli dia china atau apa pun ras-nya ! Bagi saya, seorang sahabat bisa menjadi soulmate yang ... sangat sulit saya menjelaskannya, apapun asal usulnya ! Bagaimana dengan anda, adakah anda menemukan soulmate seperti saya ?

Tuesday, 28 April 2009

RAHASIA IKHLAS

Delapan tahun yang lalu, saya memohon, meminta, menghiba, sedmikian rupa kepada Allah SWT agar mendapatkan pekerjaan, seolah-olah nyawa saya akan tercabut esok hari. Saya meminta dengan sangat, dengan sabar, dengan tawadhu, dengan sungguh-sungguh, pagi, siang, sore, malam tiada henti. Saya juga berniat, akan bekerja sebaik-baiknya di tempat yang sangat saya idam-idamkan selama ini. Alhamdulillahirrobbil alamin ... doa pun terkabul, saya mendapatkan apa yang saya minta.

Saya masih ingat, saat kabar itu datang di bulan Ramadhan, hanya beberapa hari menjelang lebaran. Saya sungguh sangat bersyukur, rasanya saya memenangkan lailatul qodhar. Teringat betapa perjuangan saya yang sungguh berat tidak sia-sia. Tidak mempunyai apa-apa, dan saya berhasil melewati tahap demi tahap tes hingga tes kesebelas berkat dukungan banyak orang dan kerabat juga belas kasihan banyak teman.

Setiap kali mendapat panggilan tes, saya harus menumpang tidur di kos-kos-an seorang sepupu, bahkan teman. Untuk mempersiapkan diri menjelang tes, saya 'terpaksa' minta sedikit uang kepada teman agar bisa membeli buku, untuk belajar. Terakhir, karena sudah sangat malu meminta uang, saya mengumpulkan koin logam sebanyak-banyaknya agar bisa menelepon seorang sahabat yang lain. Saya minta kepadanya untuk membaca buku apa saja tentang ilmu yang akan diujikan agar saya dapat belajar sambil menyimak semua perkatannya, melalui telepon.

Saat saya dipanggil untuk tes wawancara, saya kembali meminta pertolongannya. Dia dan ayahnya dengan tulus menjemput dan menunggu kedatangan saya di stasiun Gambir pada suatu malam. Saya pun diajak menginap di rumahnya. Karena saat itu bulan Ramadhan, ayahnya pulalah yang membangunkan saya dan sahabat, sementara ibunya memasak makanan untuk saya sahur. Padahal mereka tidak berpuasa !

Subhanallah, pengalaman ini sungguh sangat indah, dan rasanya sulit saya lupakan. Pertolongan sahabat yang sangat tulus ikhlas beserta seluruh anggota keluarganya ini, begitu mulia. Padahal, kami berbeda ras dan keyakinan, tentu sangat jarang terjadi persahabatan begitu tulus seperti ini. Namun saya merasakan semua kejadian ini dengan penuh nikmat dan syukur. Luar biasa indah ....

Begitu pula saya merasakan seluruh kesulitan hidup saat itu dengan penuh ikhlas. Masih teringat saat sang sahabat bertanya pada saya, "Firlly, bagaimana mungkin kamu menjalani hidup seperti ini ? Kasihan sekali hidup kamu ..." tanyanya heran dan melas. Tapi anehnya, saya menjawabnya dengan enteng saja, "Sudahlah, Re. Saya tidak apa-apa, saya baik-baik saja." tegas saya mantap. Pembicaraan ini terjadi dalam sebuah box wartel di bilangan Jakarta Selatan.

Kini, delapan tahun berlalu, dada ini terasa sangat sesak menjalani semua. Bukan berarti saya tidak bersyukur, sama sekali bukan. Tapi kenyataannya adalah bahwa sepertinya, ternyata, mungkin, saya tersesat di situasi yang sarat akan hal yang tidak sanggup saya mengerti, sama sekali .... Wallahualam bisawam ....

Saya sungguh tidak bisa lagi memahami semua rahasia ini. Saya tidak mampu mencernanya. Tapi saya meyakini satu hal. Tidak ada satu kejadian di muka bumi ini yang sia-sia. Dan saya belajar dari apa yang saya alami delapan tahun lalu. Saat itu, saya begitu ikhlas menjalani hidup, betapapun sulit dan miskinnya hidup saya saat itu. Itulah sebabnya, walaupun situasi yang saya hadapi saat itu begitu sulit, tapi kemudahan demi kemudahan datang menghampiri saya. Pertongan datang bertubi-tubi tanpa saya harus bersusah payah meminta dan mempermalukan diri saya lebih banyak lagi.

Hari ini, mungkin keikhlasan saya tidak, belum, lebih baik dari keihklasan hati saya seperti delapan tahun lalu sehingga Allah SWT masih menunggu keikhlasan saya yang sesungguhnya. "Dan mohonlah pertolongan dengan sabar dan shalat; dan sesungguhnya salat itu berat, kecuali atas orang-orang yang khusu' ..." (Al Quran, Surat Al Baqarah, ayat 45)

PEMIMPIN YANG ZALIM

Saat salah seorang karib semasa SMA saya meraih suara terbanyak secara mutlak menjadi walikota di kota kelahiran saya, begitu banyak kawan yang bersuka cita dan turut bangga atas keberhasilan si calon walikota. Tapi ada seorang sahabat yang berkomentar sangat, sangat, berbeda. Sahabat yang satu ini secara spontan mengomentari kemenangan si calon walikota ini dengan menyampaikan "innalilahi wainailahi ro'jiun ..." Untung saja, bursa komentar ini terjadi secara virtual melalui mailing list, sehingga apapun reaksi wajah pengomentar tidak terlihat. Termasuk reaksi saya yang tertegun cukup lama di depan kotak jinjing ajaib milik saya.

Menurutnya, bahwa menjadi pemimpin itu adalah sebuah amanah. Jadi dia tidak akan memberikan selamat pada sang calon walikota, hingga yang bersangkutan berhasil melaksanakan amanah yang dibebankan kepadanya dengan baik, hingga akhir masa jabatan. Begitulah, bagaimana seorang sahabat memandang sebuah jabatan sebagai seorang pemimpin. Intinya, bahwa menjadi seorang pemimpin mempunyai tanggung jawab yang besar menyangkut semua orang yang dipimpinnya.

Demikian pula halnya pemimpin kita dalam bekerja. Begitu banyak contoh pemimpin yang tidak amanah. Banyak pemimpin yang mencampur-adukan hal-hal yang tidak semestinya, menggunakan kekuasaannya untuk menyusahkan anak buahnya. Bahkan ada pula pemimpin yang dengan sengaja memperlakukan anak buahnya tidak dengan sepatutnya, melecehkan, merendahkan, mengintimidasi, membuat kemampuan anak buahnya menjadi kerdil dan tidak berkembang.

Pemimpin yang demikian ini mungkin lupa, suatu hari nanti, dia akan ditanyakan apa yang sudah dilakukannya selama menjadi pemimpin. Mereka juga mungkin lupa, bahwa hidup itu berputar, tidak selamanya dia akan berkuasa. Mereka pun bisa jadi lupa, bahwa doa-doa orang teraniaya sangatlah mustajab di mata Allah SWT.

Karenanya Allah SWT berfirman bagi umat manusia perihal memilih pemimpin bagi suatu kaum :

"Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu menjadikan orang-orang kafir sebagai wali selain dari orang-orang yang beriman. Apakah kamu ingin menjadikan alasan yang nyata bagi Allah untuk (menghukum) kamu ?" Al Quran, Surat An Nissa, ayat 144

Sebaliknya, bagi para pemimpin yang diberi amanah pun diingatkan :

"Allah tidak menyukai kata-kaya jahat yang diucapkan dengan terus terang, kecuali dari orang-orang yang teraniaya. Allah adalah Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui" Al Quran, Surat An Nisa, Ayat 148

IRI BUKAN YA ... ?

Setiap kali tahu dan melihat, teman-teman di sekeliling aku sudah begitu berhasil dalam karirnya, asli, itu selalu membuat aku iri. Aku iri, kepengen sukses juga, berhasil dalam karir seperti mereka.

Menurut aku, rasa iri ini bukan semata-mata iri hati yang penuh rasa dengki. Sebaliknya, rasa iri ini lebih banyak berisi motivasi, yang membuat aku berpikir keras, bagaimana caranya agar aku bisa berhasil dalam berkarir. Walaupun, asli ... berjuangnya mpe capeeeeee ... banget, karena cita-cita belum kesampean hingga kini.

Sering banget aku membayangkan, seandainya aku bisa begini, jadi ini, mampu melakukan ini dan banyak lagi. Rasanya capeee ... sekali dengan apa yang ada sekarang ini. Tapi selagi belum ada pilihan lain, apa boleh buat ? Setidaknya, aku harus berusaha mewujudkan cita-cita dan impian aku 'kan dan bukan hanya diam saja ? Bagaimana mungkin nasib kita akan berubah kalau kita sendiri tidak mengubahnya ?

Bila Allah SWT sudah berkehendak, tentu tidak ada yang mustahil 'kan ? Yang penting tetap mensyukuri atas semua yang sudah diperoleh selama ini....

MABOK NAEK BUS

Mabok naek bus, itu udah jadi penyakit aku sejak kecil sampe sekarang. Lebih nyebelin lagi, maboknya bukan cuma naek bus aja, naek mobil bagus pun pasti juga mabok. Semakin bagus, wangi dan keren mobilnya, aku semakin mabok.

Seperti kemaren, senin 25 april saat dinas ke karawang baru bubar jam 16.00. Sudah kebayang deh, macetnya jalan tol dan potensi pulang telat. Biasanya belum jam 17.00 udah nyampe rumah, ini jam segini masih di Karawang. Singkat cerita, bus baru nyampe palatehan, jakarta udah setengah tujuh malam.

Dua setengah jam perjalanan sungguh sangat menyiksa ! Masalahnya, sang kusir bener-bener ga' asik bawa busnya. Kami yang di dalam bus dibuat pusing & mual karena nyupirnya ga' lonsome. Ditambah lagi, sang supir demen banget ngikutin rute macet dan ga' punya inisyatif sedikitpun untuk pindah jalur ! Segitunya udah dikasih tahu, lajur kanan itu untuk orang muter balik, jadinya macet, antri panjang. Supir tetep ga' peduli tuh dan asik dengan dunianya sendiri. Akibatnya, aku mabok deh sampe pagi !

Gara-gara mabok, aku ga' bisa nyupir pulang deh, alergi naek mobil sendiri ! Yang ada aku baru nyampe rumah setengah sepuluh malam ! Aku terpaksa berhenti berkali-kali supaya bisa istirahat, tidur, melepaskan penat & pusing kepala yang minta ampun rasanya. Pokoknya besok lagi kalo ke Karwang, apapun yang terjadi aku akan pulang duluan dan cari tebengan, daripada naek bus yang supirnya terserah gitu dan ga' bisa dikasih tahu ! Nybelein !

Monday, 27 April 2009

NONTON KNOWING

Ceritanya, malam minggu daku nonton "Knowing" berduaan sama my huby. Judulnya, acara nonton malam minggu itu ga' asik. Masalahnya, jalan cerita, setting, dan semua bla, bla, bla-nya serem aja. Kesimpulannya, daku sama sekali tidak enjoy geeto lho nontonnya. Hick 3x ....

Kejadian ini ga' ada bedanya sama waktu nonton will smith yang ceritanya anjingnya mati. Pokoknya, ga' asik deh kalau nonton film yang begituan. Nonton film yang seru tuh misalnya ... prety woman. Geeetoo baru asiiiiik ....